Cara Memahami Piping Instrument Diagram

Dalam artikel sebelumnya telah sedikit disingung mengenai PID termasuk pula bedanya dengan PFD. Namun hal tersebut saya yakin belum serta merta membuat anda paham dengan PID. PID adalah kumpulan symbol dan proses serta instrument, anda harus membiasakan diri sehingga anda akan lebih paham. Saya sendiri terus terang belum 100% paham mengenai PID, tapi mari kita belajar bersama. Sambil belajar, saya akan menuliskannya untuk anda.

Dalam sebuah PID, ia akan memberikan sebuah diagram skematik dari piping, proses control, dan instrument apa saja yang berperan dalam system tersebut. PID ini memberikan informasi penting bagi semua pihak, termasuk pula kontraktor dan vendor untuk membuat ekuipment yang dibutuhkan. Kalau kita kaji lebih lebih cermat, maka dalam informasi PID kita dapat melihat konsep safety yang ada di dalam plant.

Hal utama dalam memahami PID, anda harus memahami dahulu legend-nya. Legend adalah suatu konsep yang telah di sepakati berbagai pihak, sehingga setiap orang akan memiliki paradigma yang sama mengenai simbol tersebut. Dalam sebuah PID, terutama untu project yang berbeda, maka bisa jadi legend nya pun akan berbeda, jadi anda harus tetap melihat dan memahami legend yang digunakan dalam PID tersebut. Setelah anda membaca dan memahami legendnya, anda diharapkan akan lebih mengerti proses apa yang terjadi di sana.

Memahami PID,

Di dalam legend, akan memuat istilah istilah (singkatan), sistem penomeran, system kelas piping material, symbol symbol (yang menunjukan ekuipment, valve dan lainya), jenis ekuipment, jenis garis yang digunakan dan lain sebagainya. Jadi, kalau anda hanya menemukan satu lembar PID, anda harus tetap mencari legendnya, pastikan memahami dahulu legendnya.

Yang kedua masalah proses. Kalau untuk hal ini sepertinya tidak lah terlalu sulit, anda hanya perlu melihat arah garisnya, dari mana dan bermuara kemana. Dari situ, anda akan dapat memperkirakan seperti apa porses yang terjadi. Yang penting adalah, kadang kala PID sering terpotong dengan yang lain, maksudnya lanjutan halamanya bisa jadi ada di halaman lain yang terkadang tidak urut.

Cara Memahami PID

Dari gambar di atas, anda harus memahami dimana anda berada dan kemana anda akan menuju. Anda berada di halaman (311) dan anda mungkin akan ke halaman (325) atau (327)

Cara Memahami PID 

Selanjutnya masalah instrument. Anda harus paham instrument tersebut digerakan oleh apa, dan apa yang mengerakan. Misalnya contoh di atas, instrument tersebut bertuliskan IA, artinya instrument air (digerakan oleh udara). Apa yang menjadi pemicunya, anda perlu menelusuri garis instrument tersebut bermuara kemana. Biasanya garis putus putus atau garis lain tergantung legendanya.

Pertanyaan serderhana, ko ada instrument segala? Bukanya PID dibuat oleh orang proses dan menunjukan proses dari suatu plant? Benar memang menunjukan proses, tapi dari namanya saja kita tau, Piping and instrument diagram. Jadi ada instrument di dalamnya, ada orang instrument yang nantinya ikut merencanakan PID.

Memahami Piping and Instrument Diagram 

Yang tak kalah penting, selanjutnya anda harus memahami revisi berapa PID yang anda gunakan. Anda harus mengguakan PID yang terbaru yang dikeluarkan oleh departemen proses. Kalau anda mengunakan PID yang lama, kesalahan akan sangat fatal, karena apa yang anda kerjakan bisa jadi sia sia. Kalau anda melakukan pekerjaan dengan mengacu pada PID lama, PID tersebut bisa saja sudah di update, jadi sudah banyak perubahan yang ada di PID revisi terbaru. Disamping melihat revisi terakhirnya, anda pula harus melihat perubahan apa yang terjadi dalam PID, biasanya di tandai dengan cloud (motiv awan).

Memahami Piping and Instrument Diagram 

Yang terakir, pada dasarnya semua informasi ada didalam Piping and Instrument Diagram. Anda tinggal jeli melihatnya, kalau anda dari mechanical, anda dapat melihat properties vessel akan beroperasi di termprature berapa, dan nozzle itu kemana dan operasinya apa, semuanya ada di PID. Untuk ketinggian fluida dalam vessel, pressure yang akan dilepaskan ke udara jika terjadi over pressure, semua ada di PID. Tinggal anda membiasakannya dan rajin bertanya, anda akan memahami Piping and Instrument Diagram.

Perbedaan PID dan PFD

PID atau piping and instrument diagram adalah panduan dalam sebuah plant, kitab yang paling suci dan harus di ikuti oleh designer agar perencanaan sistem piping yang di hasilkan dapat beroperasi dengan baik sesuai proses yang telah di tentukan.

Lalu apakah PID itu?

Piping and instrument diagram adalah sebuah diagram yang di dalamnya menunjukan proses alir suatu system dilengkapi dengan ekuipment dan instrument yang bekerja di dalamnya. Di dalam PID,  akan dimuat beberapa informasi tentang properties pipa, properties equipment dan termasuk pula instrument yang di gunakan di dalamnya. PID ibarat rangkuman, maka kita akan tau seluruh operasional plant dan porses yang terjadi didalamnya.

Apa yang dimaksud PFD? 

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, mari saya tunjukan sebuah diagram sederhana.

Proses Flow Diagram,Perbedaan PID dan PFD

Gambar di atas menjelaskan sebuah proses alir, aliran fluida dari reboiler (E-101) menuju ke vertical vessel (depropanizer, V-101). Gas yang dihasilkan dari depropanizer ini kemudian mengalir ke condenser (E-102) untuk diubah menjadi fluida cair dan dikumpulkan di reflux accumulator (V-102). Fluida cair dari reflux accumulator ini sebagian menjadi produk dan lainya akan di masukan kembali ke vertical vessel.

Diagaram di atas, hanya menyebutkan sebuah aliran. Darinya kita dapat melihat kira kira apa yang terjadi di dalam proses tersebut secara sederhana. Itulah yang dinamakan PFD, process flow diagram, ia hanya menunjukan sebuah aliran tanpa ditunjukan lebih detail seperti apa pipanya, equipment dan propertisnya. Bandingkan dengan gambar di bawah.

PID, piping and instrument diagram, Perbedaan PID dan PFD

Gambar di atas, selain menunjukan flownya dilengkapi pula dengan line number, pipe class serta ukuran pipanya, valve yang digunakan, termasuk kode instrumennya. Di gambar ini kita melihat jumlah pompanya ada dua, lengkap dengan aliran pipa, ukuran pipa dan fitting yang digunakan dan lain sebagainya. Gambar diatas lebih lengkap dibanding dengan gambar sebelumnya. Inilah yang kita namakan PID.

Lalu apa yang membedakan PID dan PFD?

Dalam PFD memang lebih sederhana, namun kita akan lebih memahami seluruh proses dari sebuah plant dengan hanya melihat sebuah gambar sederhana. Dan biasanya, sebelum PID dilahirkan, maka PFD akan lebih dulu dibuat. PID akan mengacu semua prosesnya ke process flow diagram (PFD), PID ini yang akan menjabarkan semua detail dari PFD itu tadi. Cobalah lihat contoh di bawah lagi, anda akan lebih memahami sebuah PFD, PFD ini saya ambil dari salah satu buku oil and gas.

Perbedaan PID dan PFD
Proses Flow Diagram, untuk memperjelas, klik link ini

Kalau melihat contoh dari gambar sebelumnya, PID tersebut hanya satu lembar. Ya karena itu hanya sebuah contoh, tetapi pada kenyataannya, PID dapat berlembar lembar dan anda akan dibuat bingung didalamnya. Kenapa banyak? karena setiap detail proses dan propertisnya akan di jelaskan. PID tersebut akan menjelaskan proses yang dialami oleh vessel, pompa,atau equipent lainya, lengkap dengan instrument yang digunakan. 

Disamping itu, PID yang berlembar lebar tadi terdapat pula penjelasan mengenai pressurenya, kapan pressure itu akan dilepaskan (untuk PSV), properties temperature, termasuk pula perlakuan kusus seperti ketinggian yang dibutuhkan untuk ekuipment, pipa yang hanya di ijinkan untuk turun dan lain sebagainya. Kita akan memahami seluruh plant, hanya dari PID. Mungkin lain kesempatan kita akan lebih dalam membahas tentang cara memahami piping and instrument diagaram.

Komponen Penyusun Sistem Pemipaan Part 2

Sebelumnya kita telah belajar sebagian dari istilah dan komponen dalam sistem pemipaan, mari kita lanjutkan memperdalam komponen komponen yang ada dalam sebuah sistem pemipaan dalam untuk lebih dalam mengerti tentang system dalam sebuah pipa. Dari artikel sebelumnya, kita mengenal apa itu pipa, fitting, flange, valve dan juga strainer. Maka pertanyaan selanjutnya dari squense gambar sebelumnya adalah, kalau nozzle dari tank 3 berekspansi, maka kita membutuhkan apa?

expansion joint

Kita akan membutuhkan namanya expansion joint. Expansion joint ini biasanya digunakan untuk meredam expansi (pemuaian panjang) yang dibatasi oleh jarak atau ruang. Petanyaan selanjutnya adalah, ketika fluida mengalir, maka ia akan memiliki parameter berbeda dari sisi pressure, temperature sama flow rate (laju aliran). Kita butuh alat yang dapat mengukur itu semua, kita butuh apa?

Dasar Sistem Pemipaan

Kita butuh instrument. Peralatan instrument ini yang nantinya mengindikasikan, mencatat dan mengenadikan aliran di dalam pemipaan. Dan sekarang ke pertanyaan selanjutnya, pipa pipa dan semua komponen tersebut memiliki berat kan. Lalu apakah dibiarkan ngambang begitu saja? Kita butuh apa lagi untuk dapat menopang pipa pipa tersebut?

Dasar Sistem Pemipaan

Kita butuh namanya support. Ada banyak jenis support, semua tergantung dari referensinya juga perhitugnannya. Yang kita kenal beberapa jenisnya adalah, stopper (limit), guide, ancor dan hanger. Biasanya untuk judgment (penetapan) seperti apa support yang harus di pasang dalam pemipaan tersebut, akan di lakukan oleh tim stress analys engineer setelah dilakukan kalkulasi terhadap tengangan pada pipa.

Setelah secara garis besar kita mengenal dasar system pemipaan, kita akan lebih paham dengan seringnya bertemu alat alat tersebut, dengan sendirinya kita akan hapal. Dan lewat seringnya membaca dan diskusi mengenai system pemipaan, kita akan mengerit satu persatu kapan alat alat tersebut akan digunakan. Sebenarnya apa yang saya sampaikan disini ada dalam bentuk powerpointnya, anda akan lebih paham kalau melihat seperti apa prosesnya melalu animasi sederhana yang di tampilkan oleh powerpoint tersebut. Ada bisa mendownloadnya di Download Basic Piping Design Powerpoint

Scoupe Kerja Stress Analys Engineer

Di artikel sebelumnya, Tugas Piping Stress Analysis, telah di sebutkan bawah tugas dari seorang stress engineer adalah memastikan bawah suatu system perpipaan aman. Oleh karenanya ia akan menganalisa pada satu sistem pemipaan, apakah system tersebut telah cukup flexible dalam menyerap tegangan yang diakibatkan oleh perubahan thermal.

Namun, dewasa ini setelah tehnologi meningkat. Tugas dari piping stress enginer tidak hanya sebatas mengecek ke flexible-an dari sebuah system. Kalau hanya mengejar sisi flexible itu relative mudah, kalau nilai stress nya tidak sesuai, tinggal rooting ulang saja. Namun apakah selesai sampai disitu? Apakah dengan itu tidak menyebakan mahalnya biaya, tidak amanya sistem atau bisa jadi terjadi pressure drop.

Dewasa ini, kegagalan akibat sisi flexibilitas sudah mulai jarang. Karena designer pun sudah mulai memahami bagian bagian mana saja dalam pemipaan yang perlu untuk memberikan ruang untuk flexibility. Disamping itu, kaidah kaidah dasar untuk stress pipa sudah sering di trainingkan, hanya tinggal menunggu hasil resmi dari tim stress yang berupa isometrik sketch. Hal justru harus di pertimbangakan bukan lagi flexibilitas, justru yang sering terjadi adalah kegagalan akibat vibrasi, thermal bowing, retakan, steam/water hammer, expansion joint dan lain sebagainya.

Oleh karenanya stress engineer dituntut untuk lebih bisa mengakomodir kesemuanya itu. Untuk memahami apa saja yang menjadi pertimbangan stress engineer dalam kalkulasi,mari kita lihat gambar di bawah.

Stress Analys Scoup Of Work

Kita mulai system yang paling sederhana, fluida akan di alirkan dari Tank ke vessel. Pertama di tank, tank akan mengalami settlement. Apa itu settlement? dengan berjalannya waktu, tank yang diisi fluida akan lama kelamaan turun permukaan tanahnya, itulah settlement.

Kemudian tank juga akan mengalami hydrostatic bulge, dengan bahasa sederhana melembung, tank bagian bawah ukurannya akan mengembang melebihin ukuran awalnya. Hal ini mengakibatkan nozzle akan berputar (torsion).

Masalah kedua adalah pada flange dan valvenya. Apakah dapat terjaga kekencangan sambungan flange tersebut dalam keaadaan pipa yang terkena gaya dan moment? Dapatkan si valve tersebut beroperasi sempurna? Apakah ia tidak mengalami kebocoran?

Selanjutnya, karena pipa tersebut cukup panjang. Setiap bagian pipa akan mendorong kearah lateral (searah dengan garis pipa) dan dapat menyebabkan bowing pada ujung pipa. Hal ini dapat menyebabkan masalah serius dan perlu dipertimbangakn dengan baik.

Lalu ketika pipa conect dengan rottating ekuipment sekelas pompa, tengangan pipa harus dapat di jaga agar tidak melebihi tengangan yang diijinkan oleh pompa, yang berpotensi menyebabkan kebocoron, vibrasi yang belebihan, atau overheating. Belum lagi pipa yang conect dengan rottating ekuipment, sering kali mengalami water hammer, pulsation atau fenomena dinamis lainya.

Kemudian, kalau si pipa itu mengunakan spring hanger sebagai supportnya. Pertimbangan gaya dan beban awal pada spring hanger itu harus diperhatikan dengan matang, belum lagi masalah harga dan pemesanan spring hanger ini tidak instant, butuh inden paling tidak 6 bulan.

Dan masalah yang sama ketika kembali konek dengan flange. Mampukan flesibilitas tersebut dapat di jaga sehingga tidak menyebabkan fail pada nozzle vertical vessel. Setelah semua komponen tersebut menyatu, pertimbangan lain sperti gempa atau angin, perlu di perhatikan agar system tersebut benar benar aman.

Itulah beberapa hal yang perlu di perhatikan oleh stress engineer ketika melakukan kalkulasi. Walaupun cukup sederhana, gambaran di atas sudah cukup mewakili tentang apa saja yang perlu diperhatikan dan dihitung oleh stress analys.

Tugas Piping Stress Analysis

Stress analysis adalah bagian dari departemen piping. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, piping adalah urat nadinya suatu plant, maka semua akan berhubungan dengan piping. Dan karena besarnya lingkup kerja piping, biasanya departemen piping adalah departemen yang paling banyak jumlah karyawannya.

Lalu apa saja yang dijerjakan oleh piping stress analys?

Sederhanaya seperti ini. Setelah PID yang merupakan panduan telah jadi, maka desainer akan mulai merancang jalur pemipaan dari satu tempat ke tempat lainya. Desainer ini yang menentukan letak ekuipment, layout dan rooting pipa. Ia akan mempertimbankan beberapa aspek seperti pengoprasian pipa, akses keluar masuknya, maintenance-nya sampai dengan sisi keamanan dari sistem pemipaan tadi.

Piping Stress Analysis

Lalu, apakah hasil rootingan dari desainer tadi sudah cukup? belum ternyata. Karena kita belum menghitung satu aspek, yaitu kekuatan dan tengangan yang mungkin terjadi pada pipa tersebut. Kenapa ini menjadi penting? karena satu saja dari sistem permipaan gagal, maka plant akan berpotensi untuk shut down. Bisa terbayang kalau plant ini shutdown, berapa keuntungan perjam yang hilang? Nah perhitungan pipa itu tadi, dilakukan oleh stress analys.

Mungkin dapat di analogikan sederhana dengan jurusan arsitek dan sipil, walalupun sama-sama satu bidang, tapi prinsip kerjanya berbeda. Arsitek mendesainya, sedangkan sipil menghitungnya. Sama seperti itu lah antara piping designer dengan piping stress analys.

Tugas piping stress analysis pada dasarnya adalah untuk menganalisa tengangan pada sebuah pipa. Yang didalamnya mencangkup menghitung tengangan yang disebabkan oleh expansi (pertambahan panjang) termal. Dengan kata lain, seorang piping stress enginer akan mengecek apakah suatu system pemipaan cukup flexible untuk menahan termal expansion yang disebabkan oleh perubahan temprature.

Flexibilitas disini seperti ini contohnya. Saya punya dua ekuipment, yang di hubungkan dengan dua pipa, pipa 1 dan pipa 2. Kira kira, mana yang lebih flexible?

Piping Stress Analysis


Tentu pipa 2, kenapa? Karena secara natural, maka pipa akan mengalami panas dan akhirnya akan bertambah panjang, yang kita namakan dengan expansi. Kalau pipa tersebut tidak memiliki cukup ruang untuk expansi, maka yang terjadi adalah stress. Pipa tersebut memiliki tekanan yang besar, itulah yang terjadi pada pipa 1. Pipa akan saling mendorong satu sama lain.

Sedangkan untuk pipa ke dua, maka ia memiliki ruang untuk expansi, ia akan bergerak membengkok untuk mengakomodir expansi yang terjadi. Maka kedua nozzle yang berada di pipa kedua akan lebih aman disbanding pada pipa pertama. Lalu kira kira apa si tugas utama stress analys?
Tugas Piping stress engineer adalah memastikan bahwa satu system pemipaan aman. 
Aman disini aadalah gaya dan tengangan yang terjadi pada pipa di buat agar tidak melebihi batas yang telah di tetapkan oleh code dan standard internasional (ASME, ANSI, API, WRC, NEMA dan lain sebagainya). Yang dalam hal ini akan memiliki keuntungan :

1. Desain yang aman.
2. Menghindari kemungkinan terjadinya kegagalan.
3. Mengurangi kemungkinan plant untuk shutdown.

Itulah tugas kerja stress analys, memastikan sistem pemipaan aman dengan menganalisa data dari perhitungan, kemudian di sesuaikan dengan allowable (yang di ijinkan) apakah system tersebut aman atau tidak. Kesempatan yang akan datang, kita akan membahas lebih jelas mengenai scoupe kerja stress analysis engineer dan bagian mana saja dalam suatu perpipaan yang mungkin perlu di analysis.

Mengenal Komponen dalam Sistem Pemipaan

Sistem pemipaan, apa si pengertian dari sistem pemipaan? apa saja komponen didalam sistem pemipaan? Sebelum memperlajari lebih jauh, kita telah belajar sedikit mengenai sejarah dan teori dasar pemipaan. Sekarang kita akan coba belajar lebih jauh tentang sistem dari pemipaan, dimulai dari hal yang paling kecil yaitu istilah. Ya, kita akan belajar sedikit demi sedkit piping dengan memahami istilahnya terlebih dahulu.

Bagi anda yang masih awam atau baru terjun dalam dunia oil and gas, mungkin istilah istilah berikut ini terdegar agak asing. Tapi tak apa, kita akan memperkenalkan istilah tersebut, sehingga anda akan lebih paham mengenai apa itu piping system.

Dalam piping, anda akan mendegar istilah pipa, fitting, elbow, reducer, flange, valve, instrument, support, stopper, guid dan lain sebagainya. Seperti apakah semua itu? bagaimana bentuk bentuknya? lalu apa pula fungsinya? Supaya tidak binggung, mari kita perjelas satu persatu dengan sebuah gambar yang urut. Lihat gambar di bawah ini :

Dasar Sistem Pemipaan

Kita mulai gambar pertama, di atas ada 3 buah tank, yang akan kita hubungkan satu persatu. Dalam sebuah system atau pabrik, pasti akan ada fluida yang mengalir dari satu tempat ke tempat lain. Nah dari 3 tank atau bisa di sebut dengan vessel, akan dihubungkan fluida dari tank satu ke dua tank yang lain. Apa yang kita butuhkan disini?

Dasar Sistem Pemipaan

Ya, kita butuh yang namanya pipa. Sebuah slongsong bulat yang terbuat dari metal (besi), plastic atau bahan bahan lainya yang biasanya digunakan untuk mengalirkan fluida, gas atau apapun yang dapat mengalir. Namun permasalahan disini (dari gambar di atas), pipa biasanya selalu berbentuk lurus, padahal ketiga tank tersebut tidak dalam satu garis. Bagaimana menghubungkannya, kita butuh apa?

Dasar Sistem Pemipaan

Kita membutuhkan fitting. Apa itu fitting? fitting adalah bagian dari system pemipaan yang berungsi untuk merubah arah aliran (dikenal dengan elbow), membuat percabangan (seperti halnya Tee), atau menghubungkan antara pipa besar dengan pipa kecil. Lihat gambar diatas, kita lihat dari tank pertama, ia butuh elbow, untuk membelokan aliran dari tank pertama. Kemudian bergerak ke arah selanjutnya, kita butuh Tee yang menghubungkan tank pertama ke tank 2 dan tank 3. Dan sisi selanjutnya, kita membutuhkan reducer, karena ukuran pipa yang disambungkan berbeda diameternya. Itu semua adalah jenis jenis dari fitting. Namun ada permasalah selanjutnya, pipa tersebut perlu disambungkan ke tank, ia butuh apa?

Dasar Sistem Pemipaan

Ia butuh flange. Sebuah mekanisme penyambungan atar pipa ke pipa, atau dari pipa ke ekuipment seperti halnya vessel. Sebenarnya untuk mekanisme penyambungan tidak hanya digunakan flange, kita dapat menyambungkan dengan cara di las, bisa mengunakan ulir atau soket. Digunakan flange disini supaya penyambungan dapat dengan mudah di bongkar dan di pasangkembali, dan cukup kuat untuk menahan pressure yang tinggi. Oleh karenanya kita gunakan flange.

Saya pernah membahas sekilas tentang flange di type flange berdasarkan facenya, Kita akan bahas dilain kesempatan dengan lebih detail. Sekarang permasalahan selanjutnya, kita perlu sesuatu yang dapat mengatur aliran fluida, menutup alirannya atau mengatur besar kecil aliran yang masuk. Kita butuh apa lagi?

dasar sistem pemipaan, valve


Kita akan butuh valve, sebuah mekanisme yang dapat membuka dan menutup aliran. Disamping itu, ada valve yang bekerja untuk mencegah aliran berbalik arah. Ada beberapa jenis valve, diantaranya globe valve, gate valve, ball valve dan lain sebagainya. Selanjutnya, dalam sistem tersebut dimana fluida di alirkan, apakah fluidanya terjamin bersih? apakah fluida tersebut tidak ada kotoran yang lewat nantinya? So, kita membutuhkan alat yang dapat menyaring, Jadi kita butuh apa?

http://www.idpipe.com/2013/06/type-flange-berdasarkan-face.html

Kita butuh strainer. Dalam sebuah system pemipaan terutama yang mengunakan steam, maka kerusakan sering sekali disebabkan karena adanya kotoran-kotoran yang mengalir pada pipa seperti kerak, karat atau spesenyawaan pada sambungan. Semua kotoran tersebut perlu disaring, yang nantinya di harapkan akan mengurangi waktu penghentian/downtime akibat perwatan.

Sekarang pertannyaan selanjutnya, apabila nozzle dari tank 3 berekspansi, maka apa yang kita butuhkan? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, akan kita sambung lagi di lain kesempatan lewat Komponen penyusun sistem pemipaan part 2..

Pertimbangan Dalam Mendesain Pipa

Dalam piping design atau perencanaan system pemipaan tidak lah sesuai selera kita. Tapi semua ada guidenya, aturanya supaya pipa tersebut tidak hanya berfungsi, namun memiliki nilai lain. Nilai lain disini adalah seperti kemanan, akses pengoprasiannya dan lain sebagainya seperti yang akan kita bahas.

Kalau kita melihat sebuah plant (unit pengolahan), entah itu di televisi atau disekitar anda. Kita akan melihat berbagai macam susunan pipa, yang tentunya pipa pipa tersebut di susun dengan sebuah perancangan yang matang, dengan sebuah design. Ditambah lagi hirarki dalam pengecekkan system tersebut sangat ketat, yang nantinya diharapkan dapat memberikan system perpipaan yang baik dan memenuhi beberapa aspek diantaranya :

1. SAFETY

Safety atau keamanan menjadi pertimbangan pertama dalam mendesain pipa. Karena betapapun hebatnya sebuah plant, tetap nilai manusia tetap lebih tinggi. Plant tersebut dapat berdiri karena manusia, plant tersebut dapat beroperasi juga karena manusia. Jadi faktor manusia disinilah yang paling utama. Lagi pula, betapapun besar gaji yang di tawarkan, tapi kalau sistem pemipaan yang ada diplant tersebut tidak memilikin keamanan, siapa yang mau bekerja di situ?

Safety disini adalah sistem pemipaan harus mampu menjamin personil untuk dapat keluar dari segala bahaya yang mengacam tanpa terluka. Bahaya atau hazard disini dapat disebabkan oleh api, ledakan, gas ataupun kebocoran dari cairan beracun, ia harus mampu berlindung atau menghindar sampai semua bahaya tersebut hilang.

Planning dalam safety disini mencakup akses untuk menjangkau fire fighter (pemadam), menempatkan pendeteksi api dan juga hidrannya, memberikan cukup tangga untuk akses yang telah suai dengan OSHA, menempatkan ruang pembakaran yang cukup jauh dari kemungkinan terjadinya kebocoran, dan memberikan cukup ruang sirkulasi udara.

Singkatnya safety harus mampun mempertimbangakan beberapa keperluan yaitu seperti penempatan equipment termasuk pula ketingiannya, akses jalan, akses untuk tangga dan lain sebagainya. Karena hal tersebut nantinya akan berpengaruh pada keselamatan kerja.

2. OPERABILITY 

Maksud dari operability disini adalah nantinya sistem pemipaan tersebut harus bisa di operasikan dengan mudah. Valve, instrument, dan beberapa ekuipment dan peralatan tertentu pelu dipertimbangan dengan matang bagaimana cara mengaksesnya. Kita harus dapat membayangkan, bagaimana nanti si operator di lapangan mengoprasikannya? mudah tidak untuk di operasikan. Semua itu harus bisa di akeses tanpa menyulitkan atau membahayakan bagi peronilnya.
Pertimbangan Dalam Mendesain Pipa

Coba lihat gambar di atas, kalau sampai valve di pasang seperti itu bisa dibayangkan bagaimana nanti mengoprasikannya. Si operator pasti akan kesulitan dalam mengunakannya. Sebaiknya penempatan valve yang akan dioperasikan berada sejajar saat operator berdiri. Poisis handwheel valve dapat di putar atau digunakan dengan tenaga yang ringan, tanpa harus menyebabkan kelelahan atau mungkin kesulitan akibat valve tersebut bedekatan dengan valve lain atau bahkan dengan ekuipment.

3. MAINTENANCE 

Setiap ekuipment perlu untuk pengecekan dan perbaikian rutin agar dapat bekerja dengan baik. Oleh karenanya perlu untuk merancang penempatan ekuipment yang tidak terhalang apapun pada saat ekuipment tersebut akan di ganti, di pindah atau dibongkar. Pada dasarnya kemampuan untuk mengetahui apakah ekuipment tersebut perlu untuk di maintain, bagian apa saja yang akan di maintenance dan dari sisi mana proses maintenancenya bukanlah perkara mudah bagi seorang designer baru. Oleh karenanya, jam terbang akan mempengaruhi seorang designer mengetahui desain mana yang sesuai untuk ekuipment tersebut.

4. ACCESSIBILITY 

Setiap unit dari plant memerlukan maintenance, pengoprasian dan juga keamanan serta kemudahan dalam aksesnya, di mana si personil dapat dengan mudah pergi ke tempat tersebut. Accessibility disini dapat diartikan kemudahan untuk menjangkau peralatan tersebut.

Dalam accessibility sebenarnya tidak ada aturan baku yang mengaturnya. Namun biasanya perusahan owner punya kriteria tersendiri untuk hal ini. Satu hal yang prinsip, design harus semudah mungkin meletakan peralatan yang akan di operasikan agar dapat dilihat dengan mudah sewaktu operator lewat.

Misalnya, ketika membuat valve di atas platform, usahakan ketika si operator naik tangga, untuk pertama kali ketika sampai platform tersebut ia harus bisa meilihat valve tersebut. Ga lucu kalau ternyata begitu operator naik, eh ternyata valve tidak ia liat di sana, si valve berada di sebelah ekuipment atau di bagian tersembunyi. Bisa jadi si operator turun lagi dan tidak jadi mengoprasikan, hal ini bisa saja terjadi apalagi kalau si operator tersebut baru. Bisa di bayangkan akibatnya nanti, apalagi kalau valve tersebut fungsinya sangat penting.

5. CONSTRUCTABILITY 

Kontruksi adalah proses dimana membuat semua yang kita rencanakan terjadi, mudah untuk didirikan dan di bangun. Dan yang paling penting, dapat memperpedek waktu untuk konstruksi. Dalam beberapa hal, koneksi pipa fitting to fitting dapat mempersulit konstuksi, karena tidak mengijinkan kontraktor untuk melakukan penyesuaian terhadap titik centernya.

 Pertimbangan Dalam Mendesain Pipa
Perhatikan gambar di atas, lalu bandingkan. Yang kiri adalah sambungan fitting to fitting, akan mempersulit dalam kontruksi. Sedangkan yang kanan, ia mengunakan spool di antara fittingnya. Maka konstruksi akan di permudah karena si pekerja lapagan, dapat mengatur allighment dengan penyesuaian spool nantinya.

Tidak hanya dalam mendesain pipa, dalam banyak hal memang merancang itu lebih mudah daripada membuatnya. Kadang begitu kita akan membuat, kita baru sadar ternyata rancangan itu sulit untuk pemasangannya. Oleh karenaya perlu banyak diskusi dengan senior designernya. singkatnya desain kita haruslah semudah mungkin untuk di konstruksi, yang artinya perbedaan dalam perancangan dan kondisi di lapangan, tidak lah jauh berbeda nantinya.

6. ECONOMICS 

Pada prinsipinya, nilai yang ekonomis dalam desain menjadi perhatian yang utama. Walaupun kadang menjadi hal yang bersebrangan antara engineering dengan management, dimana pihak management biasanya meminta design seminimal mungkin sementara desainer di tuntut untuk tetap memberikan desain sesuai dengan beberapa kriteria yang disebutkan disini.

Designer, tetap harus memikirkan nilai ekonomis dalam mengatur desain. Baik dengan penempatan ekuipment, rooting pipa, penentuan material dan lain sebaginya. Semua itu bisa di wujudkan asal ia memiliki jam terbang yang mumpuni di lapangan. Mengambil contoh tentang penempatan ekuipment, akan berperan sanggat besar dalam menentukan ekonomis tidaknya suatu desain. Kalau ekuipment yang prosesnya sama tapi letaknya berjauhan, kita akan banyak mengeluarkan biaya untuk pipa, di butuhkan pipa yang lebih panjang untuk menghubungkannya. Begitu pula masalah safety, tentu akan menjadi lebih rumit penyusunan pipanya.

Karir Sektor Industri Oil And Gas

Berbicara mengenai oil and gas company tentu banyak tertarik untuk kerja di dalamnya. Entah karena memang sumber ilmu atau karena gajinya. Kalau dari sisi ilmu, kita akan banyak sekali belajar didalamnya, belajar tentang energi, belajar tentang ekuipment dan apapun yang kalau dikuliah cuma sekedar teori, tapi di oil and gas, langsung praktek. Dari segi gaji, menurut kebanyakan orang si katanya cukup mengiurkan.

Oil And Gas Company Sector

Bekerja dalam lingkup oil and gas, memang sangat menyenangkan. Kita akan belajar banyak hal baru, mengasah kemampuan engineering atau ketehnikan kita. Disamping kita akan bertemu dengan orang orang hebat, ditambah kalau memang anda beruntung, anda akan jalan jalan keluar negeri gratis. Entah itu untuk training, atau memang ada pertemuan tertentu.

Di dalam oil and gas, orang awam akan terpaku terhadap nama-nama besar seperti Pertamina, Exxon, Chevron atau Total. Ya, memang perusahaan perusahaan tersebut terjun langsung dalam bidang oil and gas karena mereka adalah selaku pemilik, atau istilahnya owner. Namun, sebenarnya dalam lingkup oil and gas tidak hanya ada perusahaan owner saja. Ada 3 perusahaan pendukung dalam oil and gas sektor. Yang pertama adalah owner company, yang kedua adalah service company dan yang terakhir adalah perusahaan EPC.

Oil And Gas Company Sector


Secara sederhanaya seperti ini, perusahaan pemilik (ownernya) ia memilki lahan dan juga akan mengelola produksi oil ataupun gas di dalamnya. Ia yang nantinya melakukan unit produksi, segala macam pengolahan dan penjualan oil tersebut, menjadi milik perusahan owner.

Sedangkan untuk perusahaan service, setau saya, ia beurusan untuk pengeboran minyak atau gas. Ia memiliki tehnologi dimana kira kira letak sumur yang tepat, di titik mana kira kira yang baik untuk jadi pusat sumur. Kemudian titik tersebut di drill dengan segala tehnologi yang dimiliki oleh service company, sampai menghasilkan minyak. Perusahan service company ini contohnya seperti, Baker hughes, Schlumberger, Halliburton, Elnusa dan lain sebagainya.

Selanjutnya, setelah lahan punya, sumur ada. Lalu apa yang kurang? Yang kurang adalah unit pengolahannya, atau yang kita sebut dengan plant. Minyak yang ada di dalam bumi, yang telah di buatkan sumurnya, tidak serta merta bisa di jual atau menjadi barang jadi. Perlu pengolahan lebih lanjut, perlu melalui satu proses ke proses berikutnya supaya dapat menjadi minyak yang dapat di jual. Untuk unit pengolahan tersebut, akan di tangani oleh perusahaan EPC.

Perusahaan EPC atau yang lebih di kenal dengan engineering procurement and construction, adalah perusahaan yang nantinya menjembatani keinginan si owner menjadi nyata. Perusahaan epc ini yang nantinya merencanakan, mengkonsep sampai dengan mendirikan perusahaan (pabrik) pengolahan. Setelah perusahaan (atau plant) tersebut berdiri, maka plant tersebut akan di serahkan ke owner untuk di jalankan sesuai kapasitas produksi yang di minta.

Oil And Gas Company Sector


Jadi, kalau berbicara mengenai ilmu, perusahaan EPC inilah yang paling lengkap dari dua perusahaan lainya. Karena diperusahaan ini akan bertangung jawab dalam hal desain dari pabrik atau plant yang akan di bangun, termasuk nantinya membelian segala material sampai mendirikannya. Sehingga semua harus direncanakan dan dihitung dengan matang. Proses perencanaan dan perhitungan itulah yang nantinya akan banyak menguras otak dan energy, daripadanya kita akan belajar banyak hal. Diantara perusahaan EPC ini adalah Tripatra, IKPT, RPE, Saipem, KBR, Daewoo atau bahakan Mcdermott.


Jadi, tiga pilar tadi adalah pendukung dari sebuah oil and gas sector. Tidak hanya perusahaan owner saja yang berperan, tapi ada beberapa perusahaan lain di dalamnya. Belum lagi ditambah vendor selaku penyuplai bahan atau equipment di dalamnya. Jadi pada akhirnya anda dapat membedakan dan menentukan, dimana anda akan berkarir.

Sejarah dan Teori Dasar Pemipaan

Apa si pipa itu? dari mana dan untuk apa pipa itu? | Saya kira, semua orang pastinya telah mengenal pipa. Sebuah silindris yang digunakan untuk mengalirkan fluida. Piping itu seperti halnya arteri dan vena dalam pembuluh darah kita, ia mengalirkan darah dari organ satu ke yang lainnya. tentunya apabila tidak ada aliran, artinya tidak ada kehidupan. Seperti itulah piping, ia memegang peranan sangat penting dalam sebuah plant.

Pipe Line, All about pipe

Piping menurut sejarah, pertamakali digunakan oleh masyarakat china untuk mengalirkan air ke pertanian mereka kira kira 3000 tahun sebelum masehi. Dalam sebuah penelitian arkeologis, pipa dengan flange ditemukan sekitar tahun 2700 sebelum masehi. Yang uniknya, antar pipa sudah di sambung dengan aspal seperti layaknya sebuah flange.

Dilain cerita, kalau anda pernah mendengar kisah tentang Pablo and Burno, dimana dua duanya ditugasi untuk mengalirkan air ke desanya. Si Pablo ia lebih cerdas mengunakan pipa daripada mengangkut dengan ember untuk memenuhi pasokan air di desanya. Memang lebih lama dalam pembuatannya, namun lebih efektif pada akhirnya.

Piping Facility

Kembali mengenai sistem pemipaan, dikenal dua istilah yaitu piping dan pipe line. Walaupun sama sama mengunakan pipa, tapi dua system ini berbeda. Piping menghubungkan fluida satu sistem ke sistem lainya, dan biasanya jaraknya cukup dekat. Sedangakan pipeline menghubungkan plant (facility) satu dengan yang lainya, dan jaraknya serta ukurannya sangat besar.

Dalam sebuah sistem pemipaan, kita akan mengenal istilah NPS, Nominal Pipe Size dan satu lagi adalah DN, yaitu singakatan dari Diameter Nominal. Kedua istilah tersebut adalah sama, yaitu menunjukan diameter nominal (bukan ukuran sebenarnya) dari sebuah pipa. Maksudnya nominal adalah seperti ini, kalau kita menyebutkan pipa dua 2” (dua inc) Maka pipa tersebut memiliki ukuran sekitar dua inc. Namun diameter dalamnya (ID) tidak mutlak dua inc, nilai dua inc tersebut hanya nominal, bukan ukuran sebenarnya.

Pada awalnya, memang ukurang pipa yang di tunjukan adalah IDnya, yang dikenal dengan IPS (iron pipe size). Pipa dengan IPS 6, maka ia memiliki nilai diameter pipa sekitar 6 inc, begitu juga untuk ukurang 2 inc, 4 inc dan lain sebagainya. Pada waktu itu, ukuran ketebalan pipa hanya satu, yang dikenal dengan standard (STD).

Schedule pipe

Namun dengan meningkatnya pengunaan pipa, terutama untuk pressure yang sangat tinggi, maka digunakan lah pipa dengan ketebalan yang maximum, yang dikenal dengan extra strong (XS). Semakin tinggi pressure, maka semakin tebal sebuah pipa. Ketebalah tersebut didalam sebuah system pemipaan dikenal dengan istilah schedule (SCH).

Jadi, NPS tadi menunjukan Diameter Outside dari sebuah pipa, sedangkan schedule itu menunjukan ketebalan dari sebuah pipa. So, untuk setiap pipa akan memiliki diameter luar yang sama, yang nilainya belum tentu sama dengan nominalnya. Hanya untuk nominal diatas 14 in, diameter luar pipa pesis sama dengan nominalnya.

Scedule pipe below 14 inc

Maksudnya, ketika orang menyebutkan 20” maka ukuran diameter luarnya adalah 20” atau sekitar 20x25.4 mm = 508 mm. Begitu seterusnya untuk pipa di atas 14 in, untuk ukuran diawah 14 in maka kita harus menghapalkan nilainya.

Demikian secara singkat ulasan dari sebuah sistem pemipaan, lain waktu akan kita bahas secara lebih detail tentang pemipaan.