Semua Hal Mengenai Stopper Support Piping



Stopper adalah jenis support yang digunakan untuk menahan arah axial, ia dikenal juga dengan nama limit support. untuk mengetahui apa itu arah aksial, sialahkan di baca di artikel saya mengenai nama dan arah tengangan pada pipa.

Sebenarnya, untuk stopper sendiri di tentukan oleh stress analyst engineer untuk critical line (jalur pipa yang kritis). Seorang designer biasanya menentukan stopper support hanya untuk preliminary, permulaan, sebelum di hitung oleh stress engineer. Setelah pipa itu di hitung, maka ia akan di tentukan dimana letak stopper atau limitnya pada satu sistem pemipaan oleh stress engineer.

Yang Perlu anda Tau mengenai Stopper Support

Namun yang akan saya bahas mengenai stopper di sini adalah beberapa hal mengenai stopper support yang perlu anda tau. Case case yang terjadi dan juga saya temui agar kita semua bisa mengambil pelajaran darinya, entah anda seorang engineer, orang lapangan atau siapapun yang ingin belajar.

1. Stopper di Tentukan dari Perhitungan

Seperti pernah di singung sebelumnya, kalau stoper itu pada dasarnya adalah di tentukan oleh stress engineer. Jadi peletakan atau penentuan stopper mutlak haknya stress engineer untuk pipa yang kritis.

Pada dasarnya, fungsi stopper itu untuk membagi kedua arah pipa menjadi sama rata. Misalnya, ketika pipa itu cukup panjang, maka fungsi stoper itu untuk membagi arah pergerakan pipa supaya seimbang antara kedua sisinya. Oleh karenanya, ketika pipa itu panjang maka biasanya letak stopper itu di tengah, kecuali ada pertimbangan lainya. Diantara dua pipa yang di apit loop, maka biasanya stoppernya pun letaknya di tengah. tujuannya, gaya dari expansi pipa semua tercover oleh loop dengan sama rata. Namun bisa saja peletakannya tidak tepat di tengah tengah, dengan pertimbangan loop yang tidak simetris atau lain sebagainya.

Stopper At Center of Straight Pipe
Dulu waktu mengerjakan stress analysis, saya di berikan tips oleh senior saya untuk mengetahui letak stopper pada pipa yang cukup panjang pada caesar. Caranya beri resting semua dulu pada pipa tersebut (ingat, hanya resting, tanpa adanya guide), kemudia liat di ouput caesanya dimana letak displacement axialnya yang paling kecil, disitulah letak stopernya. Cara ini cukup ampuh, karena hasil akhir load dari stoppernya cukup kecil di banding diletakan di lain tempat.

Stopper bisa saja tidak di letakan di tengah dengan pertimbangan khusus seperti space untuk expansinya tidak cukup (karena akan clash dengan pipa lain), atau pertimbangan seperti di yang akan di bahas di bawah, yaitu clash (bentrok). Namun semuanya punya konsekwensi, ketika stopper tidak di letakan di tempat seharusnya maka loadnya akan semakin besar, pertimbangannya mampukan si support atau structure yang menopang stopper tersebut dapat mengakomodir load dari stoppernya.

2. Stopper dari Tack Weld

Seperti pernah saya bahas di kesalahan yang sering terjadi pada fase konstruksi, dimana tack weld sering menjadi stopper yang tidak sengaja terbentuk. Bahkan lebih tepatnya ancore (karena disamping menahan arah axial, ia juga menahan arah lateral). Satu tack weld bisa menahan beban sampai dengan satu ton, kalau structure tersebut tidak dapat menahan beban segitu, bisa jadi structurenya yang rusak. Misalnya tackweld terjadi pada support yang berbentuk gawangan, maka ia bisa miring terdorong oleh pipa yang berexpansi.

Lawannya case yang di sebutkan di atas, saya pernah menemukan case kalau stopernya itu hanya di tackweld di shoe. belum di las sempurna di channel yang akan digunakan oleh stoppernya. ini juga bisa berakibat rusaknya stopper atau bahkan sistem pemipaan, karena beban yang harus di tahan oleh stopper tidak semuanya tercover karena minimnya las lasan. Ini tugah seorang line checker untuk memeriksa keseluruahan las lasan, bukan hanya di lihat bentuknya saja sudah terpasang namun kualitasnya (tertama las lasanya) tidak di periksa.

3. Modifikasi Stopper yang Clash


Modifikasi Stopper Yang Clash Karena Braching
Di desain, bisa sangat berbeda dengan actualnya. faktornya, bisa jadi karena desainya kurang akurat (tidak mempertimbangkan hal hal kecil seperti bracing) atau memang terjadi sedikit deviasi ketika di lapangan. Case yang saya temukan adalah, si stopper itu clash dengan beam untuk pipe rack, ya kebanyakan stopper clash dengan structure di pipe rack.

Pada dasarnya, tim structure itu telah mempertimbangkan load dari pipa yang mereka terima dari piping info (semua sheet yang menunjukan berapa beban dari pipa yang terjadi di sana). Tujuannya, untuk menghitung dan merencanakan si structure untuk pipe racknya (beam dan coloumnya) agar kuat menopang pipanya, baik beban kosong atau beban ketika pipa itu terisi fluida.

Piperack tersebut nantinya kalau memang akan di pasang stopper di posisi tertentu, beban dari stopper dapat di akomodir oleh beam karena telah di perhitungkan oleh team structure. Kalau beban stopper cukup besar, maka team structure mempersiapakan (atau menguatkan) beam tersebut dengan braching. Namun pada kenyataanya, braching itu letaknya sedikit ketengah dari beam sehingga untuk pemasangan stopper menjadi sangat sulit.

4. Stopper dengan GAP

Stopper dengan Gap Terbatas
Ada stopper jenis tertentu yang merupakan special support, karena stopper tersebut memiliki GAP. kalau memang stress enginer terlah menentukan stopper dengan gap (sela sela) di sana, maka itu harus dilaksanakan. Stopper dengan no gap dapat mengakibatkan beban berlebih pada structurenya. Ada dua tipe gap pada stoppernya, gap di arah axialnya dan gap untuk arah lateralnya.

Pada dasarnya, stopper yang hanya di beri tanda stopper (tanpa guide) pada stress sketch, maka stopper itu harus di beri ruang (gap) untuk bergerak bebas ke lateralnya. Gambar di atas, sebenarnya sudah benar waktu pemasangan dan penempatan stoppernya. Namun ketika di pasang fire proofing, si tukangnya tidak memberika ruang yang cukup untuk stopper bergerak kesamping. Akahirnya fire proofingnya harus di coak. 

Adanya Gap pada stopper bisa karena pertimbangan load yang berlebih, atau karena nozzle yang conect ke pipa bisa fail tanpa ada gap, bisa karena sifat natural pipa yang bergerak, atau ada beberapa pertimbangan lain dari stress engineernya.

5. Imbas dari Adanya Stopper Adalah Termal Expansi

Menyambung dengan point pertama yang sudah di bahas. Ketika pipa di tahan di satu sisi, maka ia akan bergerak ke arah yang tidak di tahan. Hal ini sudah wajar sekali, justru yang jadi pertanyaan, kenapa pipa bergerak?

Expansi Pipa Karena Stopper
Sebenarnya bukan bergerak dalam artian yang sebenarnya, pipa bergerak di sini maksudnya adalah berexpansi. Sama halnya dengan rel kereta, seperti yang kita pelajari waktu di Sekolah dasar, ketikita benda logam kena panas atau mengalami perubahan suhu, ia akan memuai. Istilah lain memuai dalam pipa ini adalah berexpansi. Kenapa berexpansi? ya kembali lagi, karena terkena panas.

Expansi pipa karena panas bisa terjadi akibat sengatan matahari, namun yang lebih tepat adalah karena fluida yang ada di dalamnya. Kalau temprature fluidanya cukup tinggi, maka pipa akan berexpansi ke arah yang tidak di tahan oleh stopper. Seperti gambar di samping, lihatlat warna merah, itu mengilustrasikan kemana arah pipanya nanti ketika berexpansi. Dimana, sisi keduanya telah di pasang stopper support. 

6. Missing Stopper after hydrotest 

Ini pengalaman yang menarik yang saya temui, setelah di hidrotest kan tidak boleh dilakukan pengelasan di pipa tersebut. kadang ada aja pipa yang lupa atau stopper nya tertingal, sehingga stoppernya belum di pasang. kalau ada shoe nya si enak, stopper bisa di instal di shoe nya tanpa ada pengaruh ke las lasan ke pipa yang telah di hidrotest. tapi casenya, ada saja stopper yang kelupaan di pasang setelah pipa itu di hidrotest.

Oleh karena itu, saya bilang checking checking & checking itu sangan penting, terutama oleh seorang engineer yang menentukan atau mendelivery isometrik kelapangan. kalau di isometrik itu ada stoppernya, berarti kesalahan missing stoper terletak pada orang lapangan. Namun kalau ternyata di isometrik tidak di sebutkan stoppernya dan di lapangan juga tidak di pasang, maka keslahan pada engineernya karena ia lupa ngechek kembali. Ini bisa fatal akibatnya.

Missing stopper, stopper tidak komplit

7. Stoper tidak komplit 

Case yang saya temui, ada juga stoper itu terpasang hanya pada satu sisi saja. kanan saja misalnya, sisi kiri nya tidak atau belum terpasang. Kalau ini, biasanya kesalahan ada pada orang lapangan yang tidak memasang lengkap stoppernya.

Lagi lagi saya bilang, checking checking dan checking itu penting. Walaupun yang membuat kesalahan bisa jadi karena orang lapangan, kalau engineeringnya tidak memeriksa dengan baik. Kejadian fatal karena stopper ini bisa sangkutkan ke departemen engineering. Untungnya, stoppernya ini ada di shoe, jadi bisa dilakukan pengelasan walau pipa sudah di hidrotest. Tapi sekali lagi, kita harus benar benar waspada dan teliti untuk instalasi stopper support di lapangan.

2 Responses to "Semua Hal Mengenai Stopper Support Piping"

  1. yang stopper gap, itu maksudnya bukan insulasi kali gan. soalnya kalau insulasi kan di pipa, mungkin yang di maksud adalah fire profing.

    ReplyDelete