Showing posts with label Piping Design. Show all posts
Showing posts with label Piping Design. Show all posts

PSV Prinsip Kerja Pressure Safety Valve

Pressure Safety Valvae, atau yang lebih di kenal dengan PSV adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai pengaman ketika terjadi over pressure dalam sebuah aliran. 

Apa itu over pressure? dan kenapa perlu PSV?

over pressure adalah keadan dimana di dalam sebuah pipa, atau vessel, terjadi tekanan yang berlebih di dalamnya. akibatnya? yang namanya berlebihan, tentu tidak baik dan dapat menjadikan sistem tersebut itu fail, rusak atau tidak sesuai dengan requirement. 

Pressure Safety Valve
Analoginya seperti ini. Pernah meniup balon? kita analogikan balon sebagai alat atau sistem, yang dimana kalau kita tiup berarti kita memberikan tenan ke dalam balon yang akibatnya balon tersebut bisa mengembang dan akirnya lama kelamaan akan membesar. kalau sudah membesar kemudian kita tiup dan tiup lagi, apa yang terjadi? semakin membesar dan akhirnya dapat kita tebak yaitu pecah. 

Kalau sekedar pecah balon nya tidak masalah toh kita bisa beli lagi misalnya. tapi kalau kita cuma punya satu satu nya balon?! itu bisa di katakan kita mengalami fail, kegagalan karena apa yang kita punya jadi rusak. Kalau cuma rusak misal nya tidak jadi masalah bagi kita, apakah akan merugikan orang? bisa jadi merugikan. Minimal orang meniup nya bibirnya jontoh atau terkena ledakan dari balon.

Contoh balon yang di tiup sampai meledak adalah contoh dari over pressure yang tidak di kendalikan. Untuk mengendalikan over pressure tersebut, dalam dunia oil and gas maka kita mengenai alat namanya pressure safety valve, yang namanya PSV ini.

Open System dan Close System dalam PSV

Seperti di sebutkan sebelumnya, kalau pressure yang berlebihan akan mengakibatkan fail. Maka cara paling aman adalah mengurangi pressure nya di dalam sistem tersebut. Berbicara mengenai sistem di sini maksudnya adalah sistem pipa, atau equipment yang dalam hal ini sekelas vessel. kenapa di sebut sistem dalam pemipaan? karena PSV biasanya di letakan di jalur pipa critical yang perlu untuk di hitung oleh stress analysis, maka satu jalur pemipaan itu yang terdiri dari beberapa routing pipa, oleh tim stress analysis di kenal dengan nama system.

Kembali ke pressure yang di buang. Pressure atau tekanan yang di buang tersebut akan di kemanakan? oleh karenanya kita akan mengenal namanya dua sistem, yaitu open system dan close system.

Pressure Safety Valve
Open system adalah kondisi dimana over pressure akan di buang ke luar sistem, biasanya ke atmosfer yaitu udara luar. Sesuai namanya yaitu open, maka pressure tersebut akan di lepas keluar sistem pipanya.

Kebalikan dengan open system, over pressure di PSV dengan sistem close akan membuang pressure tersebut ke dalam sistem lagi. Kadang tidak langsung ke dalam sistem tersebut melainkan di kumpulkan ke satu sistem outlet PSV yang kemudian di alirkan ke drain. kenapa tidak ke dalam sistem dimana terdapat PSVnya? karena percuma kita buang kalau kita masukan lagi ke dalam sistem tersebut, berarti cuma mutar muter saja. 

Contoh seperti gambar di atas, yang warna merah adalah hasil output dari PSV, semua nya di kumpulkan jadi satu (bisa di lihat yang kiri masuk ke pipa yang merah juga) sub header, kemudian nanti akan di masukan ke dalam drain atau di kumpulkan satu wadah tertentu. 

Prinsip Kerja PSV

Secara sederhana, prinsip dari PSV adalah mengkonfersi tekanan di dalam sistem dengan spring pada PSV. Kalau tekanan tersebut berada di bawah tahanan spring, maka si spring akan menahannya. Begitu pula sebaliknya, kalau tekanannya sudah melebihi atau bahkan lebih besar, maka spring tersebut tidak kuat menahan dan akhir nya melepaskan pressure nya. tekanan di spring untuk menahan berapa besar yang di ijinkan oleh sistem (yang nantinya menyebabkan release atau terbukannya PSV) ini namanya adalah set pressure. Setelah pressure tersebut berkurang otomatis nilai nya ada di bawah tahanan spring, yang menyebabkan spring akan menutup kembali SPVnya. 

Kita dapat mengatur besar tahanan dari spring ini dengan menyesuaikan adjustable ring pada PSV. Prinsipnya seperti shockbreaker di sepeda motor, kalau kurang kencang bisa di naik kan atau turunkan spring nya. 

Bagian bagian PSV

Bagian Bagian PSV

Secara prinsip, ada beberapa bagian utama dari PSV meliputi Nozzle, Spring, Disk. Bagian bagian tersebut memiliki fungsi seperti yang telah di sebutkan sebelumnya. Ada beberapa part lain yang juga memiliki fungsi penting dalam PSV seperti adjustable screw yang berfungsi sebagai pengatur tekanana pada spring nya. Kemudian bagian bagian laih seperti di bawah ini 

Hal yang menarik, PSV flange ini berbeda dengan flange standard terutama pada inletnya. biasanya tebal nya lebih besar dari ukuran flange sekelasnya. Apa pengaruh tebal flange yang tidak standard ini? yaitu pengaruh yang signifikan terhadap designer adalah kebutuhan material nya, yaitu panjang bolt nya. tentu panjang bolting nya menyesuaikan tebal dari PSV inlet ini.

Perbedaan PSV dan PRV

Ada PSV dan ada pula yang namanya PRV, yaitu Pressure Relief Valves (PRV). fungsinya sama sama menstabilkan tekanan yang berlebih di dalam sistem pemipaan atau equipment. Yang membedakan hanya proses untuk me release tekanan. Pada PSV tekanan yang berlebih di lepaskan secara sudden, yaitu tiba tiba dan cepat. Biasnya ada suara pop yang cukup nyaring yang menandakan PSV itu sedang bekerja.

Berbeda dengan PRV, ia membuka secara proporsional dan perlahan lahan sampai tekanan dalam sistemnya kembali normal. Jadi yang membedakan PSV dan PRV, yaitu cara mengeluarkannya, yang satu dengan cepat dan yang satu perlahan-lahan lagi proporsional. 
 

Perhitungan PSV oleh Stress Analysis

Secara umum sistem yang memiliki SPV di dalamnya akan di hitung kekuatannya oleh tim stress analysis. ada beberapa pertimbangan sebagai dasar perhitungan, yaitu kekuatan pipa nya, support nya termasuk pula apakah nanti ada kebocoran atau tidak di flange nya. Kesemuanya bisa di lihat dan di simulasikan mengunakan pendekatan sofware cesar II, sofware yang digunakan oleh tim stress analysis. 

PSV oleh Stress Analysis

Perhitungan yang standard adalah karena sistem ini mengeluarkan tekanan, artinya ada yang terdorong saat psv ini me release pressure. daya dorong ini yang nantinya akan di hitung dan di konfersi menjadi support. supportnya akan menjadi seperti apa? apakah cukup resting aja atau ada perlu guide dan stopper kah?. kemudian kalau hanya resting, resting seperti apa yang bisa di gunakan, apakah hanya shoe biasa di bagian pipa horisontalnya, mengunakan stool atau perlu dummy dengan sliding plate.

Sepengetahuan saya, di project yang pernah saya kerjakan ada tools lain yaitu mengunakan spread sheet untuk menghitung kekuatan dari dummy nya. kenapa? karena dummy yang terlalu pajang, akan mengakibatkan dummy tersebut fail atau gaya yang di hasilkan tidak ter absorb dengan baik. kalau mengunakan dummy, baiknya sependek mungkin. 

Permodelan PSV

Dalam permodelan PSV, baik SP3D ataupun E3D memiliki pendekatan berbeda untuk item yang digunakan untuk memodelakn PSV. Untuk E3D biasanya tinggal minta ke admin nya, maka ia akan memprovide untuk catalog nya. sedangkan untuk SP3D, bisa mengunakan pendekatan item general yang kita rubah parameternya. biasanya untuk size kecil bisa mengunakan IRVT34, sedangkan size besar bisa mengunakan IRVT14. 

Permodelan PSV di SP3D


Terminologi dalam PSV

Operating Pressure (working Pressure)
adalah temperature gauge untuk pressure dalam kondisi normal dimana sistem berkerja

Set Pressure 
adalah kondisi pressure gauge dimana yang menyebabkan PSV bekerja. atau secara sederhanaya kondisi dimana batas overpressure dalam sistem (untuk PSV)

Tes Pressure
adalah kondisi sistem pada saat akan di test mengunakan hidro test atau pneumatic test

Flow area
adalah area yang digunakan untuk mengukur berapa kapasitas flow dari PSV tanpa halangan. ini merupakan perbandingan luasan inlet dan outlet dari PSV.

Semoga artikel sederhana ini bisa menambah sedikit pengetahuan mengenai PSV, terutama untuk Prinsip Kerja Pressure Safety Valve

Flat Turn and Change Elevation Turn Design

Apakah flat trun itu? dan kenapa di beberapa spect tidak memperbolehkan flat turn?

Sebelum membahas mengenai flat turn, maka kita harus tau dahulu apa yang di masuk dengan flat trun. flat turn adalah kondisi routing pipa dimana setelah elbow, elevasinya masih tetap sama. Kalau kita melihat belokan secara umum di loop pipa, atau belokan pada umumnya, maka biasanya ia adalah flat turn. yaitu kondisi dimana elevasinya tetap sama. 

Kondisi lain kita kenal dengan nama change elevation turn. Dimana setelah belokan ia posisi nya berubah elevasi atau ketingian pipanya. tanda yang paling umum adalah ketika ia belok mengunakan elbow lebih dari satu, maka itu adalah kondisi change elevation turn. Lalu apakah kelebihan dan kekurangannya dari kedua kondisi tersebut?

Flat Turn Design

Ada beberapa kelebihan flat turn ini di banding kondisi change elevation turn pada design. Yaitu :

  1. Flat trun lebih ekonomis
  2. Support Lebih Mudah
  3. Tidak ada Pressure Drop

Karena Flat turn hanya mengunakan satu elbow, maka ia lebih ekonomis dalam routing maupun pengelasan, lebih murah karena dari jumlah elbownya saja sudah terlihat. Kemudian sisi yang lain adalah peletakan dan penempatan support jauh lebih mudah.


Change Elevation Turn Design

Berlawanan dengan flat turn, maka change elevation adalah ketika ia berbelok, maka elevasinya harus di ganti. kenapa harus di ganti? karena ada beberapa aspek yang menjadi pertimbangan. diantara nya adalah :

1. Cocok digunakan untuk routing pipa yang crowded
2. Tidak Menghalagi pipa lain yang akan menyebrang (blocking)

Change elevation trun ini adalah metode yang cocok manakala pipa yang di susun itu banyak sekali ber sliweran. terutama untuk pipa pipa di deck atau sekelas offshore dimana tidak punya cukup ruang untuk merouting. Karena keterbatasan ruang, maka kita harus memaksimalkan routing.

Flat Turn Blocking Akses

Sekarang study case, misal kita punya sebuah routing yang mengunakan flat turn seperti gambar di atas. yaitu sebuah kondisi ketika pipa belok masih dalam satu ketinggian. Permasahannya ada satu pipa dari EW, dari timur mau ke barat (yang berwarna merah) ia akan tertahan oleh pipa lain. Otomatis apa yang terjadi? pipa merah mau tidak mau harus di turunkan elevasinya agar bisa lewat (menyebrangi) kumpulan pipa yang mengunakan flat turn. Jadi secara tidak langsung, routing mengunakan flat trun ini berpotensi untuk blocking akeses pipa lain nya yang mau lewat. 

Kalau metodenya kita ganti menjadi change elevation turn, maka setiap pipa yang berbelok, maka ia harus berubah elevasinya. entah lebih tinggi atau lebih rendah. karena berbeda elevasi antara utara selatan dengan timur dan barat, maka pipa tidak akan saling bertabrakan karena yang satu di atas, dan yang lain di bawah. contoh case seperti di bawah, dimana pipa yang North South berada di elevasi bawah, sedangkan East West berada di atas. Ketika pipa yang EW (yang di beri tanda panah merah) melewati pipa yang NS, maka pipa tersebut tetap bisa melaju karena pipa yang NS itu berada di bawahnya. jadi tidak saling menghalagi. 

Change Elevation Turn Akses


3. Lebih flexible dari sisi stress analysis

Dari sisi stress analysis, degan kondisi change elevation turn maka pipa tersebut lebih flexible. karena elbow yang di bawah dapat menahan bending, pun dengan yang di atas. jadi ada dua elbow yang menyebabkan lebih flexible, di banding dengan flat turn yang hanya satu elbow saja. sisi lainnya karena banyak nya elbow ini justru membuat pipa lebih mudah fibrasi besar apalagi kalau support nya kurang memadai. 

Contoh Elevation Turn Design

Kemudian dari sisi pressure drop, di awal sudah di sebutkan kalau mengunakan flat turn pressure dropnya lebih kecil karena hanya ada satu elbow. dengan change elevation turn maka pressure drop nya lebih turun karena lekak lekuk tadi yang lebih banyak. 

Pressure drop ini tau ya maksudnya, jadi kondisi dimana tekanan dari fluidanya menurun. yang menyebabkan ada dua hal, yaitu mayor karena jaraknya, jadi semakin jauh pipanya semakin turun pressure drop nya. kedua karna fitting yaitu belokan, lekukan atau percabangan. Untuk memahami seperti apa itu fitting, silahkan baca di jenis jenis fitting di dalam pemipaan 

Sisi lain dari kekurangan menguankan change elevation turn adalah ia dapat menimbulkan low point draing dan high point vent. hal ini juga yang perlu jadi pertimbangkan. terutama untuk aliran yang slope atau grafity flow, perlu di perhatikan routing nya kalau mengunakan change elevation turn. 


Membaca Gambar Isometric Piping

Isometric drawing atau gambar isometrik adalah gambar routing dari sistem pemipaan yang di buat dalam selembar kertas 2D dengan pandangan isometric sehingga menimbulkan kesan gambar yang realistik (3D). Pada isometric mewakili tampilan plan dan elevation dalam satu kertas, sehingga seolah olah tampilannya menjadi 3D. Dengan demikian, akan lebih jelas membaca dan memahami gambar isometric.

Pada dasarnya, membaca gambar isometric adalah mudah karena tampilannya yang sudah 3D sehingga orang dapat mengira-ira seperti apa bentuknya. Kesulitannya hanya karena bisa jadi belum terbiasa dalam membaca gambar tersebut. Selain belum terbiasa, kesulitan paling besar adalah ketika gambar membentuk sudut tertentu dan kemudian di gambarkan mengunakan arsiran. Di sudut tertentu inilah biasanya orang tidak mudah untuk memahami gambar atau routingnya.

Arah Mata Angin Piping Isometric
Sebelum membahas lebih dalam mengenai membaca gambar isometricnya, perlu di tekan kan disini saya tidak akan membahas piping isometric drawing secara lengkap. Mengenai bagian atau penjelasaan tentang seperti apa piping isometric drawing, pernah saya singgung di artikel sebelumnya. Dan kali ini saya akan fokus untuk membahas bagaimana membaca routing nya dari piping isometric drawing.

Arah Garis Isometric Sesuai Mata Angin

Untuk membaca isometric drawing, sebelumnya kita perlu memahami dulu arah mata angin pada isometric drawing. Untuk arah utara, biasanya di tuliskan di pojok kiri atas dan menunjuk ke arah diagonal. Seperti halnya arah mata angin yang kita kenal, Utara Timur Selatan Barat akan di tampilkan di isometric. Pada intinya, selain garis vertical (atas bawah), semua pipa itu akan mengarah ke arah mata angin, tinggal di urutkan saja dari Utara Timur Selatan sampai ke Barat sesuai dengan arah utaranya di isometric. Lalu apa fungsi dari garis vertical tersebut? garis tersebut menunjukan elevasi dari pipanya, sampai ketinggian berapa pipa tersebut. Sisanya, merupakan pipa dengan arah horizontal.

Latihan Membaca Isometric 1
Sekarang mari langsung ke prakteknya membaca gambar isometric. Saya punya gambar isometric dengan garis merah di atas, pertanyaannya, seperti apa routing nya di mulai dari tanda X?

Routing nya adalah, pipa tersebut bergerak ke Barat (horizontal), kemudian ia naik ke atas, lalu ia bergerak ke utara (horizontal), lalu ke Timur dan kemudian dia turun. Bisa di pahami sampai sini? Perlu di ingat, untuk memahami routing diatas, perlu di ketahui dulu patokannya, yaitu arah utaranya. Kebetulan di isometric di atas -dan biasanya isometric di indonesia, arah utaranya ke pojok kiri atas. Ada kalanya arah utaranya ke pojok kanan atas.

Latihan Membaca Isometric 2

Latihan Isometric 2

Kira kira routing pipanya nya seperti apa di mulai dari tanda X?

Routing nya adalah, pertama yaitu flange yang arahnya face nya ke timur di sambung dengan elbow yang turun ke bawah. Lalu elbow tersebut bertemu valve yang di apit oleh flange yang arah pipanya ke bawah.  setelah ke bawah, ia bertemu elbow yang routing nya ke arah barat. lalu sedikit naik dan kemudian routing nya ke arah utara. Paham sampai di sini?

Tapi ingat ya, saya mencoba membantu memahami baru dari segi arah, belum dengan ukurannya. Sebab untuk ukuran menurut saya gampang sekali, karena tinggal sesuai angkanya, asal routing pipanya sudah paham. Kalau routing pipanya saja belum paham, panjang atau ukuran jarak tersebut menjadi tidak berguna sama sekali.

Masih di gambar yang sama, kalau kita menelisik seperti apa bentuk aslinya, maka akan terlihat kira kira bentuk routing pipa nya seperti berikut :
Ilustrasi Piping Dari Isometric Sebelumnya


Beberapa contoh diatas, adalah pipa yang searah dengan mata angin, atau kalau pun ia berbelok, maka ia akan belok dengan tegak lurus, dengan sudut 90 derajat. Bagaimana kalau ia belok dengan sudut yang bukan 90 derajat? dan bagaimana pula penggambaran isometricnya?

Loh memang ada ya routing pipa yang membentuk sudut? jawabannya banyak. Lalu kenapa ia bisa membentuk sudut? ada banyak alasan atau pertimbangan, misalnya minimum spool tidak terpenuhi, makanya perlu untuk di bentuk sudut. atau bisa jadi karena pertimbangan flexibilitas dari stress engineer, atau bisa jadi untuk menghemat komponen fitting. Berikut contohnya.

Pipa Isometric Membentuk Sudut
Missal, contoh di atas adalah salah satu contoh routing dimana gambar yang sebelah kiri, dimensi dari A ke B ternyata kurang dari 1000mm. Disamping itu, jarak dari B ke C pun tidak fitting to fitting melainkan ada sedikit spool. Kadang, dalam satu project ada minimum spool, yaitu panjang minimum satu potong pipa, dalam hal ini contoh nya minimum spool nya adalah 1 meter. A ke B, tentu tidak masuk, apalagi dari B ke C, minimum spoolnya tidak masuk. Solusinya seperti apa? solusinya ada pada gambar di samping nya, sebelah kanan nya.

Jadi, gabungkan saja dari A langsung ke C. dalam hal ini menghemat satu fitting yaitu elbow di B tidak lagi di gunakan. Lalu apakah jarak dari A ke C bisa lebih dari 1000mm? tentu bisa, kenapa? ingat kembali tereoma pitagoras, jarak diagonal tentu lebih panjang dari jarah horizontalanya.

Karena pipa di tarik langsung dari A ke C, maka ia tidak 90 derajat dari horizontalnya. Artinya ia membentuk sudut tertentu yang kita tidak tahu, perwakilan sudut tersebut akan di gambarkan lewat arsiran seperti gambar di samping kanan nya.

Berita baiknya, kita tidak perlu susah susah menghitung pangjang dengan tereoma phytagoras ketika kita hanya akan membacanya, karena semua sudah otomatis dari sistem, oleh karenanya kenapa kita harus sofware SP3D atau PDMS? karena praktis hasilnya. Nanti tinggal di extrack dari model, jarak horizontalnya termasuk diagonalnya akan muncul di isometric, praktis!. Namun kalau anda sebagai engineer suatu saat butuh sudutnya, anda perlu tau cara menghitungnya.

Latihan Isometric 3

Latihan Membaca Isometric 3
Lalu bagaimana dengan isometric routing disamping dimulai dari tanda X?

Yaitu pipa bergerak ke atas kemudian ke arah utara namun sedikit naik, lalu ke arah Timur dan bertemu dengan flange, kemudian spectacle dan valve. Gambar isometric di atas adalah gambar lengkap, artinya ia juga di lenkapi dengan dimensi atau jaraknya. Senada dengan pembahasan sebelumnya, terlihat pipa yang diagonal (704mm) lebih panjang daripada pipa yang horizontal (609mm) pada wilayah yang di arsir. Untuk tahu nominalnya, silahkan di cross check dengan teori phytagoras.

Bagaimana Arah Arsiran Isometric?

Untuk arsiran, arah arsirannya pada isometric tergantung dari pipa itu kearah mana? kalau pipa itu ke atas naik nya (membentuk sudut nya) maka arsirannya ya naik, dalam hal ini vertical seperti contoh sebelumnya. Kalau pipa nya ke arah utara namun ia bergerak ke timur sedikit, maka arsiranya pun horizontal.

Perbedaan Arsiran Pada Isometric
Sekarang kita masuk ke contoh, satu routing bisa terbaca dua persepsi terngatung arsirannya. Coba lihat isometric A dan B, lihat garis merahnya, kedua pipa ini typical namun ia berbeda dalam arsiran.  Bisa di pahami mana kira kira yang bergerak ke utara (murni)?

Bila di lihat, routing pipa A, dari X ia bergerak tidak ke utara, melainkan sedikit serong ke timur. Sudut yang di bentuk dari pipa A adalah sudut horizontal dari utara ke timur. Berbeda dengan pipa B, dari arah X ia bergerak ke utara, tapi sedikit ke atas. Jadi sudut yang di bentuk adalah sudut vertical, yaitu antara utara dan ke atas, kalau di istilah jawa, yaitu sedikit "ndangak". Apa yang membedakan keduanya? arsirannya. 

Semoga artikel sederhana ini dapat menambah paham mengenai bagaimana cara membaca piping isometric

Penggunaan Eccentric Reducer Top dan Bottom Flat

Reducer merupakan salah satu komponen fitting dari pemipaan yang berfungsi untuk merubah size dari pipa nya. Terminologi reducer, digunakan manakala perubahan terjadi dari size bear ke size yang lebih kecil, yang artinya di reduce atau di kurangi. Kalau perubahan dari kecil ke besar, biasanya di namakan expander, karena meng expand atau memperbesar. Namun pengunaan nama expand sepertinya tidak terlalu familiar, orang lebih mengunakakan nama reducer baik dari besar ke kecil atau sebaliknya.

Perbedaan Eccentric Dan Concentric Reducer

Di dalam artikel perbedaan penggunaan eccentric dan concentric reducer sudah banyak di singung, namun kali ini kita akan mencoba sedikit mendetailkannya. Sebagai flash back, di reducer kita mengenal namanya eccentric reducer dimana ia segaris atau simetris, dan satu lagi kita kenal dengan concentric reducer, ia tidak segaris centernya, tapi memilih salah satu permukaan yang rata.

Penggunaan Top Flat Reducer

Top flat reducer digunakan manakala suction dari pompa mengarah dari bawah. Atau kalau memang suctionnya dari pipa horizontal, maka reducer yang digunakana adalah top flat. Apabila konfigurasi ini pada suction nya tetap di paksakan mengunakan bottom flat atau Concentric reducer, maka yang dikhawatirkan terjadi adalah buble, udara terperangkap pada sisi atasnya.

Lalu apakah yang menyebabkan udara terperangkan pada pompa ini? apakah karen udara yang selalu berada di atas? Sehingga manakala kita mengunakan bottom flat pada pompa, udara akan terkumpul di atasnya. Saya rasa tidak, mungkin pertimbangnya lebih ke aliran fluidanya agar tidak turbulence. Namun saya belum bisa memastikan, saya pernah membacanya cuma saya lupa di mana letaknya, lain kesempatan akan coba saya perjelas.

Alasan Mengunakan Tipe Reducer Yang tepat di Pompa

Kenapa masalah air poket (udara yang terperangkap) menjadi penting? Udara yang terperangkap dapat menyebabkan suction tidak efektif, ruang yang harusnya diisi air malah diisi oleh udara terperangkap yang dapat menyebabkan pompa kekurangan daya hisap. Disamping itu, udara yang terperangkap tersebut dapat menyebabkan kafitasi yang dapat merusak pompa.

Pertanyaan sederhana, kenapa kita mengunakan reducer pada pompa? Kenapa juga engga pompanya saja yang di gedein supaya nantinya kita tidak membutuhkan reducer?. Memang secara sederhana logika ini benar, tapi mengunakan pompa dengan diameter yang cukup besar, maka dibutuhkan biaya yang lebih besar. So, salah satu jalanya adalah menggabungkan pompa yang suction nozzelnya lebih kecil, dengan pipa yang tersedia, oleh karenanya digunakanlah Eccentric Reducer.

Top Flat Eccentric Reducer Pada Steam Trap

Salah satu penggunakan reducer excentrik tipe top flat, biasanya digunakan di steam trap outlet. Ia di letakan setelah steam trap valve sebelum ke open drain. Tujuaanya untuk memastikan bawah semua buangan yang mengandung kondensat, terbuang dengan sempurna dan tidak ada yang balik lagi ke steam trap nya.


Penggunakan Bottom Flat Reducer

Pada umumnya, di dalam pipe rack mengunakan bottom flat, jarang yang mengunakan top flat. apa alasannya? karena supaya kondensat dapat mengalir sempurna ke titik terendahnya (tidak ada penghalang) di bawah pipa nya. Alasan kedua, ketika mengunakan reducer bottom  flat maka ketinggian BOP (bottom of pipe) akan sama, maka di supportnya pun akan mudah.

Reducer Top Flat Yang digunakan di Pipe Rack

Namun ada kasus tertentu karena mengunakan top flat, yaitu ketika aliran di piperack nya merupakan dua arah. Kenapa alasannya? karena alirannya dua arah, maka concern nya adalah ada udara yang terjadi atau terjebak. Manakala udara ada didalam aliran, maka sesuai dengan specific grafitinya, udara yang memiliki berat lebih ringan akan berada di atas.

Dengan ketika aliran itu mengarah ke bawah, ok udaranya pun akan mengalir ikut ke bawah. Namun ketika alirannya ke atas. maka udara akan terjebak di dalam pipa, sampai dengan titik di mana ia tidak bisa lewat lagi, tebak di mana? di reducer bottom flat. Karena udara terjebak dan apabila ia di diamkan semakin lama, maka udara ini akan berpotensi menrusak pipanya, lama kelamaan akan timbul korosi dan akhirnya leakage pada lasan. Tentu hal ini yang tidak di inginkan.

 eccentric reducer bottom flat

Baik saya akan coba jelaskan dengan gambar. Gambar di atas adalah sebuah konfigurasi pipa yang keliru dimana di mengunakan eccentric reducer tipe bottom flat di aliran dua arah di pipe rack. Kita asumsikan aliran akan mengalir dari A ke B. Ketika aliran tersebut ada udaranya, maka tidak ada masalah karena udara akan terbawa dan ikut jatuh sampai ke B (garis warna biru).

Namun ketika aliran itu berbalik, yaitu dari B ke A. Maka apabila ada udara, udaranya akan terbawa sampai ke atas melewati elbow permata (dekat dengan B). Sampai di sini udara akan berada di atas, dan terus mengikuti aliran dari B ke A, alirannya tetap bisa masuk atau naik walaupun ada reducer, sekalipun mengecil. Tapi udaranya tetap berada di ujung reducer (di tempat diameter terbesar) dan ia terjebak disana. Kenapa? karena diamter setelahnya kecil, jadi hanya aliran yang bisa masuk, udara tetap tinggal di sana karena sisi inilah yang paling tinggi bagi udara. Di banding dengan setelah reducer, maka sisi di sini yang lebih tinggi dan disinilah udara akan tetap tertinggal. Sekalipun ada aliran kembali dari A ke B, udara di sini (di ilustrasikan dengan garis elips warna hijau) akan tetap tertinggal, karena ia berada di atas maka ia tidak terdorong oleh aliran dari A ke B, karena posisinya berada di atas.

eccentric reducer tipe top flat di pipe rack

Pengecualian Top Flat Reducer di Pipe Rack

Untuk jarak atau routing pipa yang pendek, tipe top flat ini cukup baik untuk aliran yang dua arah. Namun ketika pipanya cukup panjang, maka mau tidak mau harus mengunakan botom flat. Loh kalau mengunakan bottom flat berarti ada udara yang terjebak lagi dong? gimana si, jadi ga konsisten dong?

Bener, memang ada kemungkinan udara terjebak. Tapi tidak cukup sampai situ saja. udara yang terjebak tersebut bisa di keluarkan dengan bantuan HPV, higt point vent. Konfigurasi yang bisa melepaskan udara, yaitu di letakan pada posisi yang paling tinggi dari konfigurasi pipa.

Lalu kenapa masih mengunakan atau memaksa dengan bottom flat ketika aliran tersebut panjang? alasannya, seperti yang pernah saya bahas di perbedaan penggunaan eccentric dan concentric reducer.
Ketika mengunakan top flat, maka akan terjadi perbedaan BOP, bottom of pipe, yaitu permukaan pipa yang paling bawah dimana nantinya pipa akan di support. Kalau pipanya pendek, kita bisa mengunakan shim di beberapa tempat. Tapi kalau pipanya cukup panjang, pengunaan shim plat yang terlalu banyak tidak efektif, lagi juga jadi tidak rapih pipanya karena harus di ganjel.Semoga penjelasan singkat ini makin menambah pemahaman mengenai eccentric reducer top flat dan bottom flat

Memahami Design Piping Around Equipment

Berbicara mengenai desain pipa di equipment, terutama yang saya khususkan di sini adalah vertikal vessel, maka kita perlu tau aturan apa saja yang ada dalam penyusunan pipa di sekitar equipment, terutama vertical vessel. Apa yang saya tulis di sini, bisa jadi jauh dari sempurna karena kurangnya pengalaman penulis, tapi paling tidak penulis berusaha memberikan sediki guide agar pembaca bisa mengerti common design, atau rule sederhana yang berlaku ketika mendesain pipa di sekitar vertical vessel.

Saya akan combine, ya membahas mengenai sisi piping nya juga sisi mechanicalnya. Namun untuk lebih detail memahami vertical vessel, tidak ada salahnya membaca artikel yang pernah saya tulis di pengertian pressure vessel

Design Piping Around Equipment

Bagian Bagian Presure vessel

Bagian Bagian Presure vessel
Tak kenal maka tak saya, itu pribasahasanya. Sebelum membahas pipingnya, kita bahas dulu bagian pressure vessel. dari atas ke bawah, paling atas kita kenal dengan head (yang lonjong bagian atas, seperti parabola), lalu shell (selubung yang melingkari), kemudian di tutup dengan head lagi, dan terakhir yaitu skirt atau bisa jadi mengunakan leg.

Disamping semua bagian itu, ada lagi yang namanya nozzle. Dengan nozzle ini, vessel akan terkoneksi dengan piping nantinya. Dalam nozzle kita mengenal dua jenis, yaitu nozzle untuk piping dan satu lagi nozzle untuk akeses manusia, atau lebih di kenal dengan man hole atau hand hole yang keduanya bisa mengunakan davit atau hinge.

Nozzle Orientation & Elevation

Nozzle Orientation & ElevationUntuk nozzle, yang perlu di perhatikan bahwa nozzle mimiliki dua variable, yaitu elevation dan orientation. Elevation berkenaan dengan tingginya, terutama untuk tower atau column dimana vessel ini cukup tinggi. Yang kedua orientation, biasanya di sebutkan dengan sudut untuk menunjukan posisi nozzlenya, tentunya dalam sudut. Seperti kita tau, dalam satu lingkaran terbagi menjadi 360 derajat, pada derajat berapakah nozzle itu akan di pasang, itu perlu di tuliskan dalam gambar drawingnya. Ini adalah bahasa dalam penulisan atau penggambaran vessel, kalau kita ingin memahami gambar vessel, tentu kita harus bisa memahami gambar vessel yang terdiri dari elevation dan orientation itu tadi.

Berkaitan dengan nozzle untuk piping, biasanya kita akan membagi vessel itu dua area, access side dan piping side. accesse side adalah dimana nozzle biasanya tidak untuk di tempatkan di sini, kalau pun ada hanya sebatas nozzle yang berkaitan dengan operation atau instument instrument tentu yang perlu untuk di lihat. Sedangkan untuk piping side, adalah nozzle nozzle yang nantinya di sambungkan dengan piping, jadi semua area piping terdapat di piping side. Lebih detailnya, akan saya bahas detailnya di akhir akhir artikel ini.

Overview Piping design

Sekarang mari lihat gambar di samping bagian bawah, kurang lebih seperti itulah konfigurasi piping pada vertical vessel (kalau kurang jelas, silahkan di click agar gambarnya menjadi lebih besar). ada nozzle, ada piping, ada platform, ada lader ada main hole dan juga ada support. Semua itu tidak asal serta merta di buat, melainkan ada standardnya dan kebutuhan khususnya. Vessel sendiri memiliki standard drawing untuk vesselnya (mechanical dept), sedangkan piping pun punya standard juga (piping dept). Batasnya mana antara piping dan mechanical? batasnya adalah ketika sesuatu itu nempel pada equipment, itu scopenya mechanical. Misalnya, grating, platform, lader, nozzle sudah pasti, dan satu lagi, yaitu clip support. Support bisa saja jadi bagian dari piping, namun yang menyediakan clip nya adalah milik atau scope mechanical.

Piping Design Elevation View Around Vertical VesselNamun, support yang akan nempel di mechanical harus di infokan oleh team piping dimana lokasi support tersebut. Kebutuhannya, ya untuk menempelkan clip support nya ke shell si vessel atau ekuipment. Tapi ada saja kejadian lucu, pengalaman saya pernah menemui clip support (yang harusnya di posisi itu di pasang support), tapi tidak di pasang support nya oleh piping. Kenapa tidak di pasang? karena clip nya tertinggal, dan sudah di hidrotest si ekuipmentnya, jadi tidak mungkin bisa di pasang klipnya. Jadi terpakasa piping puter otak agar si piping aman, karena kebetulan ini adalah critical line, maka harus di koordinasikan oleh team stress untuk menghitung pipanya apakah masih aman tanpa satu support tersebut.

Mungkin ada yang bertanya, kenapa ko setelah di hidrotest tidak boleh dilakukan pengelasan? ya karena hidrotest itu salah satu tujuannya pun untuk mengukur kekuatan lasan, melihat ada tidaknya kebocoran terutama pada las lasan nya. Kalau anda pernah melihat, sebelum di hidrotest itu ada putih putih di sekitar las lasan, kaya cet atau bekas spray, ya itulah (wah saya mau meyebutkan namanya, tapi pada saat saya nulis artikel ini saya lupa istilah itu yang putih putih.. heheh). Ya gini aja deh, intinya tanda tersebut fungksinya sebagai metode untuk mengetes ada tidak kebocoran di area itu, ya kaya semacam buktilah.

Kalau sudah di hidrotest, berarti barang itu segel, sudah oke. Melakukan pengelasan, berarti membuka segel, jadi harus di hidrotest lagi, bisa jadi las san yang baru itu bocor atau kurang baik pada saat di hidrotest. So, gampangnya, hidrotest selesai, semua pengelasan selesai (pengelasan yang berhubungan dengan ekuipment). Tapi kalau hanya sekedar ngelas di grating, platform yang tidak langsung kena di ekuipment, itu boleh boleh saja.

Bisa jadi si di hidrotest ulang, kalau sekedar vessel kecil atau spool pipa kecil, atau kalau emang company sepakat dengan pembuktian rumusan kekuatan las san yang akan kita lakukan, bisa aja tanpa hidrotest lagi. Tapi bagaimana kalau hidrotest itu di tank, tau sendiri tank itu diamternya sangat besar, berapa volume air yang dibutuhkan untuk hidrotest tank? belum lagi biayanya, berapa biayanya?

Plan View Piping design around equipment.


Kalau ada kata kata plan, itu dari pandangan atas. Gampangnya ambil saja dari kata dasarnya, plan yang artinya datar, ya berarti pandangan mendatar dari sembuah item, ekuipment atau piping sistem. Vessel atau column, biasanya letaknya di sebelah dari pipe rack, karena aksese akses pipanya dari vessel akan di distribusikan ke tempat lain atau ekuipment lain melalu pipe rack ini. Di pipe rack ini adalah semua pipa tersusun rapih, seperti jalur kereta pipa lah.

Di pipe rack, semua pipa akan di susun rapih dan satu jalur. Jadi pipa itu tidak acak acakan dan berserakan. Seperti jalur mobil yang kita sebut jalan, coba bayangkan kalau mobil tidak di buat jalan, akhirnya tidak berarturan dan kacau. di jalan inilah, piperack, itu semua pipa terkumpul. Tidak cuma pipa, bahkan jalur electrical dan instrument pun masuk di pipe rack ini. Bahkan akese manusia di pertimbangkan untuk pipe rack, biasanya di bagian bawah ini buat akses jalan. Lain kesempatan kita akan bahas mengenai pipe rack.

Acssess Side and Piping Side

Kembali ke akeses side dan piping side, piping side adalah kumpulan dari pipa pipa yang di buat teratur menuju ke pipe rack. Tujuannya, supaya lebih mudah penyusunan dan supportnya pun lebih enak. Distribusinya pun lebih mudah, karena melewati jalur pipe rack, tinggal di taruh di sana nanti ikuti jalurnya, pipa itu bisa sampai tujuannya (gampangannya gitulah).

Acssess Side and Piping Side
Kalau melihat gambar di atas, piping side adalah bagian atas (kalau vessel di bagi dua dengan garis yang ada tulisannya tower, maka bagian atas itulah piping side), setengah dari sisi vessel yang dekat dengan rack. 

Satu lagi, akeses side. Yaitu cuma untuk akeses, terutama manusianya. Dalam piping atau industri oil and gas, semua di perhitungkan, dan yang paling penting adalah savety. jadi setiap desain harus mempertimbangkan savetynya, karena berapapun biaya ekuipment bisa jadi masih bisa di ganti atau di beli, tapi kalau manusia? ada yang mau menghargai nyawa? bahkan kalau di gaji gede sekalipun, kalau itu ga savety, sama aja nyearhin nyawa. Makanya gaji di oil and gas biasanya gede gede, karena faktor resikonya pun gede.


Kembali ke accses side, apa si tujuannya? ya gampangannya itu di buat agar orang mudah untuk kabur. Coba liat di desainnya, biasanya itu akese side sebelah nya adalah jalan, jadi orang kalau terjadi sesuatu bisa langsung kumpul dan kabur ke muster point lewat akses side. Kenapa piping di larang atau di susun di piping side, karena kalau ada piping yang menghalagi akeses side, bisa jadi susah orang untuk lewat. Apalagi kalau kondisi darurat, orang akan panik, kalau banyak pipa pipa yang menghalagi, orang bisa terjebak. Bahkan pertimbangan main hole, arah bukaanya harus di pertimbangkan supaya tidak menghalagi orang ketika lari saat bahaya, terutama di platform milik si column.

Support at Vertical Equipment

Masalah support di vertical vessel sebenarnya banyak sekali case nya, lain kali ya di lain kesempatan dan artikel kita akan membahas supportnya. Hal yang menarik adalah saya ingin membahas mengenai support di paling ujung, di paling tinggi.

Support di Vertical Vessel
Biasanya, support di vessel untuk pipa yang lurus sampe ke bawah, itu mengunakan dummy, atau trunion di koneksi pipa terdekat dengan nozzle. sisanya, support di satu pipa itu (di bawah bawahnya) adalah guide (masih di vesselnya), tidak menahan secara vertical. Kenapa alasannya? Saya akan membahas dari sisi stress engineer.

Filosofinya begini, vessel dan pipa mengunakan material yang berbeda. Saat kondisi runngin, artinya pipa ya terisi fluida, dan si vessel pun terisi fluida. Tempratur yang ada di vessel, dan yang ada di pipa akan berbeda, disamping itu juga materialnya berbeda. Kalau tempraturenya berbeda, apa yang terjadi? muai nya pun berbeda. Sederhana saja, benda kalau di beri panas akan memuai, bertambah panjang, kalau muai nya berbeda maka panjang deltanya pun akan berbeda.

Pipa dan vessel akan memiliki muai yang bebeda, jadi untuk itu si pipa di beri "kebebasan" sedikit agar bisa menyesuaikan dengan si vesselnya, di buatlah support hanya pada di atas. Sampe dengan ke bawah, pipa itu tidak di support lagi (kecuali hanya guide), ada jarak tertentu dari center equipmentnya. Apa pengaruhnya kalau sampai di paksakan di support di bagian bawah atau di tempat lain selain di atas? perbedaan muai itu akan berpengaruh ke nozzle, kalau nozzlenya kuat, bisa jadi ada kebocorang (flange lekage istilah kerennya, bahasa stress nya). Kalau sambungkan flange nya kuat, bisa jadi nozzle nya nanti tidak kuat, karena setiap nozzle di hitung dan tidak boleh melebihi allowable nozzle, kalau lebih bisa rusah atau retak pada las lasang nozzle.

Case yang hampir mirip terjadi juga pada Tank, support pertama di darat biasanya agak jauh atau pipanya di beri sefleksibel mungkin (ada beberapa belokan). Kalau vessel berkaitan dengan muai, artinya pertambahan panjang ke atas. Kalau Tank kasusnya adalah sattlement, yaitu pada kurun waktu tertentu tanah yang menahan tank akan ambles, dan tank jadi turun kisaran 17mm selama leftime si plant.

Bayanging, misalnya setlement 17mm, berarti centerline si pipa itu akan turun 17mm, kalau tidak di konsider ini, bisa jadi nozzle nya atau rusak atau koneksi ini rusak. Nah kalau rusak mungkin bisa di perbaiki, cuma masalahnya kalau plan ini sudah berjalan, mau gimana di perbaiki? la wong satu hari plant shutdown aja kerugiannya bisa bermilyar milyar. Jadi semua desain di pehitungnkan, makanya dalam oil and gas akan banyak disiplin ahli ahli tertentu yang menghitung, merencanakan, mendesain sampai mengeksekusi dengan baik. Maka dari itu, disinilah perlunya pemahaman dalam Mendesain Piping Around Equipment

Pengertian dan Penggunaan Utility Station Dalam Plant

Utility station adalah sebuah istilah untuk kumpulan beberapa pipa yang bertugas untuk maintanance atau operasional personil yang letaknya central (terpusat) dan biasanya terdiri dari steam, water, air dan nitrogen. Biasanya, utility station di gunakan dalam process plant (refinery, petrochemical, plant, chemical plant, power plant, etc). Pengunaanya bukanlah pilihan, melainkan suatu keharusan.

Mengapa untility station di butuhkan?

Karena penempatan piping facility dengan maintenance adalah aspek yang sangat penting dalam sebuah desain, ia menunjukan kualitas sebuah desain. Maksudnya apa? sebuah plant dengan desain yang sangat bagus sekalipun, tanpa mempertimbangkan atau menyediakan fasilitas untuk maintenance adalah nonsens, desain tersebut tidak bagus. Dan utility station adalah salah satu aspek yang harus di perhitungkan dalam maintenance, karena fungsinya yang sangat berkaitan dengan maintenance.

utility station di plant
Dalam satu unit utility station, biasanya ia mampu mencover area 50'-0", artinya dalam radius 15m itu dapat terjangkau oleh satu utility station. Pengunaan umum untuk utility station intinya dalah untuk bersih bersih, dan biasanya mengunakan urutan SWAN. kepanjangan dari Steam (uap), Water (air), Air (udara terkompresi), Nitrogen.

Maksudnya urutan seperti apa? yaitu dalam satu unit utility station terdiri dari 4 pipa (biasanya), yang isinya Steam, Water, Air & Nitrogen yang posisinya di urutkan satu dengan yang lainya. Jadi sejajar, satu pipa yaitu steam, sebelahnya adalah water, sebelahnya lagi adalah air dan terakhir nitrogen. Walaupun masing masing memiliki hose connector yang berbeda beda, isu penempatan dan urutan menjadi pertimbangan desain. 

Penamanan itu sebenarnya bukan keharusan, namun ada faktor desain umum yang memang biasa menggunakan urutan tersebut. Intinya adalah savety, dengan menerapkan SWAN, maka orang sudah terbiasa dengan istilah tersebut jadinya ia tau dimana urutannya. Namun kalau memang mengunakan urutan yang lain, pada intinya harus konsisten. Kalau satu urutan telah digunakan, pastikan semua utility staion itu mengunakan urutan yang sama. Karena akan sangat berbahaya kalau seorang ingin mencuci tangannya mengunakan Water (air), namun yang keluar adalah Steam (uap).

Penggunaan Utility Station

Steam, untuk mencuci hidrocarbon fluid (steamed clean),
Water, untuk mencuci tumpahan yang larut dalam air.
Air, digunakan untuk instumrent, terutama yang membutuhkan pneumatic power.
Nitrogen, untuk purging fluids dan gas dari piping sistem ketika maintenace atau repair.

Ukuran Pipa Pada Utility Station

Pada umumnya, pengunaan ukuran dari utility station adalah sebagai berikut: untuk steam biasanya ukurannya 3/4 minimum, sedangkan untuk air dan water adalah 1 inch. Tujuannya untuk membersihkan lokasi di sekitar ekuipment. Untuk steam biasanya mengunakan fitting berjenis globe valve, sedangkan untuk air dan water mengunakan gate valve. Semuanya terkoneksi dengan hose connection yang tingginya sekitara 3 1/2 ft (sekitar 1 meter) dari atas permukaan tanah atau paving.

Jarak radius coverage nya 15m,
Mengunakan flexible hose.
mengunakan satu bundel yang di sebut utility station,

Penempatan Utility Station


 Peta Utility Station
Utility station biasanya posisinya di tentukan, maksudnya memang di buat petanya di mana letak utility station tersebut dan dilengkapi jarak coveragenya. Tujuannya, selain agar personil mudah dan tau letak US (singkatan dari utility station), ia bisa memperkirakan kalau ia ingin membersihkan area tertentu, maka Utility station mana yang paling dekat, ia bisa tau dari peta tersebut.

Di samping peta yang menujukan lokasi, biasanya di sebutkan pula nama US tersebut. Selain itu, disebutkan pula dalam satu US ia terdiri dari apa saja? semua terdapat kah? atau hanya Steam, Water, Air tanpa nitrogen. Atau hanya Water, air dan tanpa steam, semuanya di sebutkan dalam map, tepatnya utility station map. 


1. Offsite Area

  • Pompa,
  • Loading bays, ketika wahsing dan cleaning dibutuhkan,

2. On SITE

  • Piperack,
  • Compressor,
  • Column,
  • dan area dimana sering untuk maintenance dan operating.

Susunan Pipa Utility Station

Gambar susunan utility station contohnya adalah sebagai berikut :

susunan brach utility station
Kalau di perhatikan, untuk branch steam dan air (udara) ia mengambil dari atas header, tentu punya alasan. Yaitu agar kalau terjadi endapan atau sediment, endapan tersebut tidak ikut terbawa oleh pipa nya karena di ambil dari atas, endapan akan tetap tinggal di bawah sesuai prinsip grafitasi.

Satu lagi yang ingin saya sampaikan, di water ada dua jenis yaitu potable water and service water. Untuk potable water adalah jenis water yang dapat di minum, bisa juga untuk membersihkan mata atau untuk sanitasi, bersih bersih yang berhubungan dengan badan manusia. Water jenis ini kualitasnya sudah baik oleh karenanya dapat di minum.

Untuk sekala kecil, potabel dapat di transportasikan mengunakan truk. Namun untuk sekala besar, biasanya plan sudah menyediakan unit pengolahan untuk air, contohnya adalah menyediakan desalination dari air laut untuk di saring garam dan mineralnya menjadi air yang dapat diminum.

Sedangkan service water adalah jenis water dari hasil treated (pengolahan) yang digunakan untuk keperluan misalnya bersih bersih kotoran di plan, atau untuk memadamkan api misalnya. Untuk utility water, biasanya mengunakan jenis service water.

Mengenal Male Female flange & Tongue Groove Flange

Berkenaan dengan pertanyaan dari kolom komentar di jenis jenis flange mengenai male dan flemale flange, maka sedikit uraian artikel ini akan coba membahas mengenai male flange dan pasangannya, female flange.

Walaupun, sebenarnya sudah agak telat membahasnya, karena sudah dari jaman kapan pertanyaannya tapi baru di tulis sekarang. Ya maklum lah, karena memang asli sibuk dalam dunia nyata. dan lagi, istilah male female flange memang jarang saya temui, pernah saya dengar namun saya belum saya temui langsung di lapangan, ya mungkin karena pengalaman penulis yang masih sedikit. Tapi tak apa, saya mencoba menjawabnya sekalian saya belajar.

Male and female flange adalah jenis flange yang sepasang, berbeda dengan jenis flange lainya, maka jenis flange male female ataupun tongue flange adalah satu pasang. Yang artinya, ia tidak bisa di pasangkan dengan jenis lainya, karena ukuran dan size serta permukaanya yang tidak match, melaikan dengan pasangannya itu sendiri. 

Baik male female flange ataupun Tongue-and-Groove (T&G) salah satu pasangnya ada yang memiliki permukaan yang menonjol, dan satu pasangnya memiliki coakan (groove) yang pas dengan pasangannya.

Tongue and Groove Flange


Untuk tipe Tongue-and-groove biasanya ditemukan di pompa dan valve bonnets. yang membedakan Tongue-and-groove flange dari male ataupun female flange adalah coakan tidak sampai ke dalam lubang flange, jadi hanya coakan kecil. Dengan ini maka posisi gasket akan terlindung dari dalam dan luar (untuk detailnya sialahkan liat gambar di bawah).

male female flange vs Tongue and Groove Flange
bisa di lihat bedanya di atas, untuk tongue coakanya hanya kecil, dan di apit lagi dengan pasangannya. Untuk yang groove flange nya, mirip dengan tipe flange RTJ. Sedangkan untuk yang male female flange, maka coakan nya tidak kecil, melaikan menyeluruh. Untuk tipe flange male nya, mirip dengan raised flange.

Tipe Tongue-and-Groove memiliki keuntungan karena dari desainya ia merupakan tipe yang mudah untuk di align (diluruskan), disamping itu dengan adanya coakan ini maka ia akan berfungsi sebagai tempat berkumpulnya bahan perekat.

Male Female flange

Jenis male female flange juga harus match (artinya ia harus tepat ke pasangannya). untuk male flenge, ia memiliki area yang muka (atau permukaan) yang lebih menonjol, mirip dengan raiced flange. (untuk mengenthui apa itu raise flange, bisa baca artikel saya di jenis flange berdasar face nya).

Sedangkan yang female nya punya permukaan yang menjorok ke dalam yang pas dengan si male flagenya. pengunaan umum dari male female flange ini biasanya di temukan di shell heat excangeer, untuk chanle and cover flangenya. permukaan terluar dari female flange berfungsi sebagai tempat dan penahan gasket.

male female flange vs raised flange

Coba perhatikan dengan sekesama face flange di atas, untuk yang tipe male flange dari male female flange, mirip sekali dengan raised face, makanya kondisi ini di lapangan bisa saja tertukar, apalagi bagi orang awam yang memang belum punya pengalaman mengenai flange ini.

Keuntungan pengunaan dari male female flange adalah

Kemampuan penyekatan (seal) yang baik, lebih presisi. Hampir tidak ada kasus untuk kebocoran pada tipe flange ini.

Kelemahannya adalah,

Diperuntukan untuk pengunaan komersial alias harganya mahal. Pengunaannya yang tidak umum membuat orang bisa tertukar dengan jenis flange lainya, misalnya raised flange. Disamping itu, tipe raised flange lebih dipilih daripada type male atau female flange, alasannya adalah raised face ketersediaanya lebih banyak dan lebih cocok di pasangkan untuk beberapa jenis valve. disamping itu, male female flange memiliki aturan yang cukup keteat diamana pipanya harus cukup kaku dalam desainya.

Jenis Percabangan Pipa Menggunakan Olet Fitting

Olet adalah salah satu dari pipe fitting yang fungsinya sebagai cabang keluaran dari pipa besar ke pipa kecil (atau diameter yang sama) dengan fungsi penguatan.

Kalau kita telah mengenal pipe fitting, dimana salah satunya di sebutkan yaitu tee, jenis olet fungsinya seperti halnya tee, yaitu membagi aliran. Jenis olet ini masuk dalam area stub-in, apa itu stub-in? mari kita perdalam.

Percabangan Stub-in Fitting,

Stub-in adalah percabangan yang langsung dari pipa utama. Berbeda dengan tee dimana percabangannya mengunakan komponen fitting, di stub-in, percabangannya langsung dari pipa utama. dengan cara apa? dengan cara di bor langsung ke pipa utamanya.

Stub-in fitting
Stub-ini merupakan alternatif pilihan dari reducing tee, yaitu jenis tee yang diameter percabangannya lebih kecil dari pipa utamanya. Namun, penggunaan stub-in harus sesuai spect dari client, dan melalui proses perhitungan dan biasanya di nyatakan dalam PMC (piping material class).

Ada kalanya service dan temprature fluida yang mengalir dalam pipa cukup tinggi, sehingga pengunaan stub-in saja tidak cukup maka ia akan mempergunakan penguat berupa pad, saddle ataupun olet. Dan Olet inilah yang akan kita bahas lebih dalam.

Pipa utama, main pipe, dimana cabang pipa yang mengunakan olet akan di sambungkan ia di namakan dengan Pipe Header, sedangkan pipa cabangnya yang mengunakan olet dinamakan branch atau pipe outlet.

Salah satu vendor kawakan penyuplay olet adalah Bonney forge, anda bisa mencari banyak katalog dari bonney di internet.

Tipe dan Klasifikasi Olet

Karena banyak nya istilah olet, seperti misalnya threadolet, latrolet, sockolet dan lain sebagainya. Saya pikir agar mudah untuk memahami jenis fitting ini, kita akan klasifikasikan dan membahas satu persatu agar lebih mudah.

dan ini juga akan menjadi catatan saya online, manakala saya lupa saya bisa membuka dan membaca tulisan ini kembali agar mudah menjelaskan jikalau ada yang bertanya. dan ini adalah klasifikasi yang saya buat, tujuannya agar mudah saya pahami sendiri, dan kalau memang ini tidak sesuai menurut pengalaman anda, saya akan hargai kalau anda dapat memperbaiki lewat komentar di bawah, supaya yang lain pun dapat paham.

Weldolet, jenis Olet Yang Mengunakan Welding

Weldolet adalah jenis dari olet yang digunakan dalam sudut 90derajat, bentuknya dan funggsingya mirip dengan tee. weldolet adalah jenis yang percabangan yang paling sering digunakan, ia disambung dengan cara welding, makanya untuk mudah mengingatnya kita gabungkan kata "welding" dengan "olet", jadilah weldolet.

weldolet fitting
Untuk weldolet, pengunakanya biasanya untuk pipa percabangan yang besar, biasanya ukuran brachnya lebih dari 2".

Di permukaan weldolet terdapat bevel, permukaan miring yang akan digunakan untuk pengelasan. Bisanya metode pengelasannya adalah but weld, yaitu menyambungkan secara sejajar. Silahkan pelajari lebih dalam di jenis sambungan pipa . Yang termasuk jenis dari olet yang di welding adalah sebagai berikut :

Elbolet, olet untuk elbow

elbolet fitting
Elbolet adalah jenis olet yang di pasang di elbow, dimana elbolet ini berfungsi pula sebagai reducer yang di pasangkan pada long radius elbow atau short radius elbow. untuk memahami long arau short radius elbow, silahkan pelajari di piping quiz 2, tentang fitting.

Biasanya, elbolet digunakan untuk thermowll dan perlengkapan instument lainya. Untuk mengingat jenis olet ini, kita ingat kata "elbow" dan "olet", jadiah "elbolet" yang memiliki fungsi untuk fitting di elbow.

Latrolet, olet penganti lateral tee

Latrolet fitting

Kalau kita mengenal istilah lateral tee, dimana tee yang tidak tegak lurus dengen headernya melainkan memiliki sudut 45 derajat. Maka latrolet ini lah sebagai pengantinya. cara mengingatnya mudah, kita ingat tee lateral, maka namanya adalah gabungan keduanya, "lateral" dan "olet", jadilah "latrolet"

Latrolet adalah jenis olet yang digunakan pada 45 derajat arah lateralnya, biasanya juga berfugnsi sebagai reducer brance karena pipa sambunganya berdiameter lebih kecil dari pipe headaernya.

Sockolet, Olet dengan sambungan Socket

Sebenarnya ada tiga jenis olet yang masuk dalam satu kategori yang mewakili tee, yaitu weldolet, sockolet, dan threadolet. Sebenanya ada satu lagi yaitu sweepolet, yang akan saya bahas belakangan. karena sifatnya yang mirip dengan tee, maka tidak perlu saya bahas mendetail. Yang perlu di ingat untuk membedakan ketiganya adalah jenis sambungan pada branchnya.

Weldolet mengunakan welding, tepatnya but-weld, sedangakan sockolet mengunakan tipe sambungan socket weld, dan tipe terakhir threadolet.. bisa di tebak yaitu tipe sambungan Threaded atau ulir.

Sockolet fitting

Jadi, sockolet adalah jenis olet yang digunakan pada 90 derajat dengan soket weld untuk sambungan branchnya. diameter bore dari sokolet ini akan lebih besar dari pada OD pipa yang akan di pasangankan, sehingga pipa dapat masuk ke dalamnya yang kemudian di fillet weld.

Treadolet, olet dengan sambungan Threaded

Sudah di singung sebelumnya tentang treadolet ini, yaitu sambungan olet yang mengunakan jenis sambungan tredded alias ulir pada brachnya. Point pentingnya adalah ulir, threaded, inilah yang menjadikan pembeda dan juga nama olet ini di ambil dari nama threaded.


Yang membedakan dengan lainya, pada threadolet ini sambungan branch nya maksimal 4".

Nipolet, olet dengan tambahan nipple

Nipolet adalah jenis fitting olet yang mengeliminasi pengunaan nipple dan coupling dalam satu item ini. nipple adalah yaitu satu potongan pipa pendek, biasanya berkisar 100mm, ini pure pipa. Istilah nipple juga di gunakan dalam fitting, yaitu satu potong pipa pendek dengan ulir di kedua sisinya. Silahkan baca definisinya di wikipedia.

Nipolet fitting
Kapan digunakan nipple? biasanya nipple itu digunakan untuk drain atau vent, yang komponen ini digabungkan bersamaan dengan valve untuk fungsi tersebut. Begitu juga pengunaan nipolet, ia dapat digunakan untuk vent dan drain. Untuk mengingatnya, lagi lagi kita ingat fungsi dasar dari nipple, jadi penamaanya "nipple" ditambah dengan "olet", jadilah "nipolet".


Untuk nipolet, sisi branch enya ada yang dilengkapi dengan ulir (threadded) dan ada yang tidak, tergantung kebutuhan dan spesifikasi projectnya. untuk yang tanpa threaded, biasanya ia berfungsi sebagai male socket yang akan di sambungkan dengan female socketnya lalu kemudian di weld. Untuk ukurannya, sampai dengan 2" dari vendor bonney

Sweepolet, olet dengan saddle

Sweepolet fitting

Sweepolet adalah jenis olet yang dilengkapi dengan part yang serupa dengan saddle. jenis olet ini telah dilengkapi dengan reinforced (integrally reinforced),

Digunakan terutama untuk high-yield pipe dalam pipa transmisi untuk oil and gas. Memberikan aliran yang bagus dan optimal dalam distribusi tenggangan pipa.

Alasan kenapa di gunakan Olet?

dalam hal ini di khususkan untuk weldolet, apa yang faktor yang menguntungkan pengunaan weldolet ini
  1. Weldolet fitting harganya lebih murah 50-90 % daripada welding tee
  2. Pengunaan weldolet lebih flexibel (yang perama menginstall dulu run pipenya, kemudian tinggal di pasangkan olet lalu di welding).
  3. Dengan weldolet maka pipa akan memiliki kekuatan penuh (fuull pipe strenght) sesuai dengan ASME B16.9 and spesifikasi ASME lainya untuk pressure piping
  4. Weldolet menghasikan full fluid flow.
  5. Weldolet digunakan manakala standart tee tidak mengkover ukuran (reducing) branch yang di inginkan

Tipe Olet yang lain

Olet, kadang bisa terdiri dari dua tipe. Pengklasifikasian diatas hanya untuk mempermudah dalam memahami bentuk dan fungsinya, pada kenyataanya ada olet yang terdiri dari dua atau lebih klasifikasi di atas. Misalnya :

  • Threaded elbolet, dari namanya kita seharusnya paham tipe olet ini seperti apa. "elbolet" menunjukan bahwa olet ini akan di sambungkan dengan elbow, "threaded" menunjukan kalau elbolet ini tidak mengunakan welding, melainkan mengunakan ulir untuk branchnya.
  • Threaded latrole, sama seperti pembahasan sebelumnya, berarti tipe olet ini adalah mirip lateral tee (latrolet) dimana brach koneksinya mengunakan ulir.
  • Weldoflange, untuk olet ini mungkin belum di singgung di atas, namun saya pikir seharunya paham jenis olet ini setelah membaca pembahasan di ata. Jenis olet ini adalah weldolet yang memiliki flange pada branch koneksinya. jadi ketambahan integraled flange, tanpa perlu di welding di branch nya. 
Untuk lebih paham, silahkan latihan menjawab pertanyaan mengenai fitting yang di dalamnya terdapat pembahasan mengenai olet, silahkan pelajari di Piping Quiz Tentang Fitting. Semoga, artikel sederhana ini bisa menambah pengetahuan anda mengenai Percabangan Mengunakan Olet.

Download katalog ukuran flange ANSI/ASME B16.5

Dalam flange, sudah ada standard sendiri dalam ukuran flange nya. Salah satunya ANSI yang mengeluarkan standard untuk ukuran flange, ukuran flange ini adalah standard yang digunakan di amerika.

ANSI adalah singkatan dari American National Standards Institute, merupakan organisasi sukarela yang anggota terdiri dari pemerintah, sektor usaha, dan lain-lain di Amerika Serikat yang berkepentingan dalam membuat standard.

ANSI VS ASME standard flange

ANSI lebih dulu mengeluarkan standar untu ukurang flange lewat ANSI B16.5, namun standard tersebut kemudian di adopsi oleh ASME, sehingga lahirlah ASME B16.5. Beberapa mantap ANSI kemudian berpindah autoritas ke ASME, sehingga segala update standard akan di akuisisi oleh ASME. Singkat cerita, ANSI telah di gantikan oleh ASME. (mohon koreksinya kalau memang pemahaman saya ini salah).

ASME sendiri adalah ASME (American Society of Mechanical Engineering) adalah organisasi dari Amerika Serikat yang mempublis standart yang digunakan dunia teknik yang meliputi konstruksi dan inspeksi.

Table Flange Untuk Class 150

Katalog Ukuran Flange


NPS
(inches)
Flange Class 150
DoF
(inches)
No.
of
Bolts
BS
(inches)
DoBh
(inches)
BCD
(inches)
1 4-1/4 4 1/2 0.62 3-1/8
2 6 4 5/8 0.75 4-3/4
3 7-1/2 4 5/8 0.75 6
4 9 8 5/8 0.75 7-1/2
5 10 8 3/4 0.88 8-1/2
6 11 8 3/4 0.88 9-1/2
8 13-1/2 8 3/4 0.88 11-3/4
10 16 12 7/8 1 14-1/4
12 19 12 7/8 1 17
14 21 12 1 1.12 18-3/4
16 23-1/2 16 1 1.12 21-1/4
18 25 16 1-1/8 1.25 22-3/4
20 27-1/2 20 1-1/8 1.25 25
24 32 20 1-1/4 1.38 29-1/2

Note:

  • DoF = Diameter Of flange
  • BS = Bolt Size (Diameter of bolt)
  • DoBh = Diameter of bolt holes
  • BCD = Bolt Circle Diameter

Contoh di atas adalah table flange untuk class 150, table yang sederhana menunjukan Jumlah bautnya, ukuran diameter baut dan juga ukuran lubang bautnya, serta ukuran diameter dari flange.

Tabel diatas masih kurang detail karena tidak di lengkapi dengan tinggi dari flange facenya, berapa tebal flange nya, class flange lebih dari 150 dan lain sebagainya. Karena keterbatasan dalam menulis semua ukuran flange, maka akan saya bagikan saja tabelnya sehingga pembaca dapat mendownload dan melihat ukurannya secara detail.

1. Ukuran Flange Dengan Pipe Datapro


ukuran flange dengan pipe datapro
Sebenarnya, saya lebih familiar dengan pipe datapro untuk melihat ukuran flange. Karena apa? ia lebih mudah dan lengkap, kita tidak hanya mengetahui ukurang flangenya, melainkan kita juga tau :

  1. Berat flange, 
  2. Berat baut, 
  3. Ukurang Flange,
  4. Bentuk Flange

Sedangkan, semua data data di flange datapro ini tersedia untuk beberbagai pilihan atau klas, seperti :

  • ANSI Class (#150 ~ 2500#)
  • Flange Face (RF & RTJ)
  • Jenis Flange (welneck, slip on, blind flange, dll)
katalog pipe datapro

Tak hanya flange, data data seperti fitting atau pipanya pun ada di pipe data pro. Sayangnya, saya hanya bisa bercerita untuk yang satu ini. Mengingat, pengunaan pipe datapro sendiri harus mengunakan lisence, yang artinya software ini tidak gratis.

2. Katalog Ukuran Flange dari Eugen f. Megyesy

Berawal dari sering membaca, saya mendapatkan salah satu katalog flange dari buku mechancial hand book karangan Eugen f. Megyesy. Disamping karena dulu memang pernah mengerjakan mechanical, dan salah satu buku referensi yang digunakan senior saya ya buku nya Megyasy.

Apa hubunganya flange dengan mechancial? sebenarnya, flange juga di gunakan di mechanical, yang kita kenal dengan nozzle. Nozzle adalah flange, yang letaknya di ekuipment. Untuk lengkapnya, silahkan mampir di artikel saya perbedaan nozzle dan flange

Katalog ukuran flange di megyasy terbilang cukup lengkap, selain flange nya di bagi per rating, dalam pdf ini juga di bagi flange menjadi beberapa ukuran seperti.

  1. weldneck flange
  2. slip on flange
  3. blind flange
  4. Long welding neck flange

3. Katalog flange dari galperti 
Galperti adalah Vendor yang di dalamnya menjual Pipes, Flanges, Fittings and Valves. Perusahaan itali yang buka cabang untuk market indonesia.

Untuk mendapatkan ukuran flange, sebenarnya bisa kita minta di vendor, yang salah satunya galperti ini. Ia biasanya punya berbagai macam katalog productnya, termasuks salah satunya adalah flange.

Katalog yang akan saya share disini sebenarnya sudah termasuk katalog lama, mungkin dari galperti sendiri sudah menyediakan yang baru. Tapi terus terang, begitu saya shearching di google, sepertinya kesulitan untuk mendapatkannya. Jadi, walaupun katalognya termasuk lama- karena saya dapet dari senior saya- ya tak apa apa saya share. Barangkali memang akan ada yang membutuhkan suatu saat nanti.

Untuk yang ingin berkomunkasi dengan pt galperti, silahkan menuju ke webnya dengan alamat http://www.galperti.co.id/

4. Katalog flange dari Biagini Piero


Untuk katalog yang ini, terusterang saya kurang paham sepeti apa vendor flange yang satu ini. Tapi karena saya lihat katalognya cukup jelas dan detail, saya akan bagikan kepada anda.

Selain katalog flange, pdf ini dilengkapi dengan :

  1. Dimensi dari ring-joint facing,
  2. Dimensi ring-joint gasket
  3. Ukuran bolting
  4. Type finishing flange
  5. Toleransi flange


Untuk lengkapnya, dapat di download di : Katalog flange Megyesy | Katalog flange Galperti | Katalog flange Biagini P.

Penjelasan Lengkap Tentang Pipe Flange

Penjelasan Lengkap Tentang Pipe Flange
Setelah membahas berbagai jenis dan fungsi flange, kita akan membuat sedikit rangkuman mengenai apa saja yang sebenarnya perlu di ketahui dari flange. Berikut penjelasan mengenai flange pada pipa

1. Pengertian Flange

Flange adalah sebuah alat yang dingunakan untuk menyambungkan antara dua buah sistem pemipaan, menyambungkan antara pipa dengan ekuipment, bahkan untuk menyambungkan pipa dengan valve atau instument lainya. Yang menjadi pertanyaan, kalau hanya untuk menyambungkan kenapa tidak di las saja?

Pertanyaan bagus, kalau kedua pipa di las memang akan sangat kencang dan kuat penyambungannya. Namun, tujuan utama pengunaan flange ini nantinya dapat di lepas, jadi pipa dengan pipa, atau pipa dengan ekuipmentnya nantinya dapat di lepas kembali.

Susunan Flange
Imange taken from google.com
Pertanyaan kendua, kenapa tidak mengunakan sambungan ulir saja? pertanyaan yang bagus juga, kalau mengunakan ulir, akan sangat rawan bocor. disamping itu, ASME B16.5 telah mengatur untuk dimensi dan toleransinya.

2. Jenis Jenis Flange

Flange itu terdiri dari berberapa jenis. pembagian yang paling umum adalah jenis jenis flange dari rating nya, saya pernah bahas di Mengetahui rating flange. Ada rating 150 #, 300 #, sampai dengan 2500#.

Kalau di lihat dari ukurang pipa yang 1", 2", 4" flange terdiri dari ukuran ukuran pipa di pasaran. Flange juga dapat di bedakan dari cara pemasangannya, kita mengenai flange jenis ulir, slip on atau lap join flange, pernah saya bahas di sini jenis jenis flange

Kalau pipa terdiri dari berbagai jenis material seperti stainless steel, cast iron, aluminium, brass, bronze, plastic dan lain sebagainya. Pun demikian dengan flange, namun pada umumnya flange di buat dari carbon steel dengan permukaan yang telah di machining. Biasanya pula, jenis material flange akan sama dengan material pipanya.

3. Muka atau facing flange

Point penting flange adalah ia menyambungkan atau membuat koneksi agar tidak bocor. jadi nanti permukaan flange akan bertemu dengan permukaan flange lainnya. semakin tinggi ratingnya, muka flange akan semakin berbeda. saya pernah bahas sekilas di sini jenis flange berdasarkan facenya. kalau presurenya tidak terlalu tinggi, kita bisa gunakan flat face, sedangkan untuk pressure yang lebih tinggi, kita bisa gunakan raised face flange. Yaitu permukaanya lebih tinggi dari permukaan flange biasanya.

Yang paling tinggi, kita gunakan ring type joint. Berbeda dengan flange lainya, flange tipe RTJ ini disamping memiliki raised flange, ia juga memiliki grove (kalau kata orang barat, kalau istilah jawanya adalah coakan) yang nantinya di dalamnya akan di isi oleh ring. Ring inilah yang berfungsi sebagai gasket. Jadi benar benar kencang, karena apa? karena ring yang berfungsi sebagai gasket ini terbuat dari besi lunak yang kalau sudah di kencangkan, ia akan memenuhi ruang dari grove flange tersebut.

ukuran serat flange
image from www.wermac.org

Flange memiliki permukaan yang roughness (atau kekasaran) terntentu yang bentuknya melingkar. Tujuannya, untuk penempatan gasket di dalam nya. Jadi, sedikit saja ada goresan flange yang kearah keluar, ia bisa menimbulkan kebocoran. Oleh itu face flange nya perlu untuk di machining kembali, istilahnya dengan re-facing. makanya, kalau kita lihat pada saat purchase flange, permukaannya (face nya) selalu di tutupi, tujuannya agar tidak tergores atau lecet. walaupn flange itu telah di sambungkan (dengan ekuiment misalnya), permukaan flange (facenya) biasanya tidak di lepas sampai dengan di akan di pasang.

serat permukaan flange
Di dalam ASME B16.5 disebutkan bahwa face flange (raised face) and flat face memiliki kekasaran tertentu untuk memastikan permukaannya match (compatible, atau sesuai) dengan gasket untuk mememberikan kerapatan yang sangat tinggi.

Bentuk serat dari permukaan flange, baiki yang melingkar atau spiral, idealnya terdiri dari 30-50 groove (lekukan atau bekas machinging face tadi) per inch dengan kekasaran antara 125 dan 500 micro inch. Anda bisa belajar banyak di sini http://www.wermac.org/flanges/flanges_stock-finish_smooth-finish.html

4. Satu paket flange

Satu pake flange terdiri dari flange itu sendiri, bolt (tentu dengan bautnya), dan gasket (lihat gambar pertama dari artikel ini). Gasket yang telah di gunakan dalam pengencangan dua flange, biasanya sudah tidak bisa di gunakana lagi alias ia hanya sekali pakai, begitu flange di buka ia perlu ganti gasket.

Gasket di flange ada yang berbentuk cincing, ia dari besi lunak yang akan di pasangkan oleh flange jenis RTJ (Seperti yang sudah saya bahas sebelumnya).

Ingat, satu flange akan terdiri dari 4 baut dan kelipatannya. Ga pernah itu terdiri dari 6, 10 atau 12, selalu kelipatan dari 4. Pengalaman ini saya ingat karena waktu presentasi saya salah menjawab pertanyaan dari senior saya, akhirnya saya di interupsi dan sampai sekarang jadi ingat kejadiannya. Bahwa bolting flange selalu 4 dan kelipatannya.

istilah flange pada structure

5. Istilah flange di structure

Dalam structure, ia juga mengunakan istilah flange untuk beamnya. kalau beam nya di posisikan seperti huruf H, maka sisi kanan dan krinya itulah yang namanya flange. Kalau ia (H beam tadi) di putar, maka flangenya adalah atas dan bawah.


6. Sertifikat dalam pengencangan flange

Untuk mengencangkan flange, setiap bolting yang menerima tension atau tekanan dari flange harus rata. jadi tidak ada baut yang terlalu kencang dan terlalu longar, semua harus rata agar face (muka) dari flange juga rata.

urutan pengencangan flange
Imange edited from www.wermac.org

Yang kedua, dalam mengencangkan flange, pengencangan bolt nya ada aturannya. Tidak bisa urut (atau melingkar) searah jarum jam atau sebaliknya. Intinya, kita harus membagi baut pengencangan itu rata. Rule of tumb nya anda setelah anda mengencangkan satu baut, anda harus kencangkan tepat 180 derajat dari baut pertama, kemudian baut yang ke arah 1/4 nya atau 90 derajat, lalu lurus (180) nya. Jadi seperti membuat tanda plus, atas bawah, kanan kiri. dan terus ulangi sampai squence (atau urutannya) lengkap. Kalau satu tanda plus telah selesai, geser ke sebelahnya (atau tengahnya), kemudian buat lagi seperti itu.. begitu seterusnya.

Baut yang di kencangkan pun harus di check, tidak ada baut yang tidak simetris. maksudnya, ada baut yang lebih longgar dan ada baut yang lebih kencang. So semua harus di check satu persatu.

Beberapa flange memiliki prosedur khusus dalam pengencangannya. Pastikan anda mengikuti prosedur yang benar, mengunakan alat yang tepat dan anda orang yang terlatih untuk mengencangkan flange. Biasanya, service kompany sekelas haliburton yang memiliki sertifikat dalam pengencangkan flange ini.

7. Cara Membaca Flange (di bentuk flange)

Pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana cara membaca sebuah flange? terutama kalau anda menemui flange di lapangan.

Berikut saya berikan contohnya. ANSI telah memberikan guide bahwasannya setiap flange harus di stamp sebagai identitasnya mengikuti kaidah seperti berikut.

Membaca Flange

Penjelasannya,
  1. Tuber-Turn -> Trademark, Merek dagang dari pembuat flange
  2. 4" -> NPS, nominal pipe size dari flange
  3. 150 -> Ratingnya, 
  4. RF -> Jenis Facenya
  5. .237 -> Nominal Wall Thickness of matching pipe
  6. A105 -> Material dari flangenya
  7. AK -> Heat Kode

8. Flange Rating
Kalau anda melihat rating flange itu tidak sama dengan presurenya, misalnya 150# = Class 150 = Rating 150, semua nama itu adalah sama. Tapi bukan berarti flange tersebut dapat bertahan sampai dengan 150 lb/in2 (pound per inch square). Itu hanya pengolongan yang di kelompokan oleh ASME B16.5 and ASME B16.47 yang tergantung dari material dan desain tempraturenya. saya pernah membahas di Cara mengetahui rating flange berdasarkan ASME B16.5

Kalau di flange kita mengunakan istilah rating, tapi kalau di pipa kita mengunakan istilah schedule. Baik rating atau pun schedule bila nilainya semakin besar, ia mampu menahan pressure yang lebih besar. Rating dan schedule memiliki korelasi, karena setiap flange akan disambungkan dengan pipa dan begitu sebaliknya. Lain kesempatan kita akan membahas lebih dalam, untuk mengetahui istilah schedule, anda bisa membaca artikel saya di nominal pipe schedule


9. Mengetahui dimensi flange

Pertanyaannya adalah, bagaimana mengetahui dimensi flange? Jawabanya mudah, anda harus mengukurnya?. Ya, jawabaan yang benar tapi tidak seperti yang di maksudnya. untuk mengetahui ukuran flange, biasanya untuk mengukur atau memperkirakan apakah flang ini clash dengan pipa sebelahnya (terutama dalam sliper atau pipe rack). Waktu di mechanical, saya disuruh senior saya untuk cari tau ukuran asli dari flange nya untuk mengukur berapa projection dari nozzle yang di butuhkan kalau di atasnya ada platform. Kadang kala, untuk mendesain flange terutama rainforced flange, kita harus mengetahi ukuran kisarannya, jadi kita bisa membandingkan. Nozzle sebenarnya adalah sama sama flange, hanya kalau istilah nozzle itu di gunakan di ekuipment sedangkan flange lebih umum di pipa. silahkan baca artikel saya di perbedaan nozzle dan flange

Kembali lagi gimana mengetahui dimensi flange. yang paling mudah, anda bica membaca dari tabel yang menyediakan beberapa ukuran dari flangenya. setauku dari flange galperti, ia memiliki katalog flange lengkap, bahkan ia juga menyediakan softwarenya.

pipe data pro
Sedangkan untuk software yang biasa saya pakai, saya gunakan pipe datapro. Di sana semua ukuran ada, mulai dari flange, pipa dengan schedulenya bahkan sampai dengan berbagai macam fitting dan ukurannya ada di dalam pipe data pro. Cukup lengkap bagi saya.

Bagaimana kalau kita tidak punya katalognya, dan juga tidakpunya sofwareny? lalu bagaimana cara kita membaca ukuran flange tersebut? Jangan khawatir, saya sedang mempersiapkan sedikit tulisan di pekan yang akan datang, anda bisa mendownload beberapa katalog flange di artikel tersebut. So, silahkan menunggu sejenak.

Kirainya 9 hal ini yang perlu di ketahui mengenai flange, saya pikir masih jauh dari sempurna dan masih banyak yang belum di kupas di sini. Namun, semoga uraian sederhana ini bisa menambah pengetahi mengenai apa yang perlu di ketahui dari flange.