Showing posts with label SP3D. Show all posts
Showing posts with label SP3D. Show all posts

WI S3D : Mencari Item dengan OID di SP3D

Di SP3D, kita akan mudah menemukan item dengan OID. Dengan kita tau OID, maka dari sekian banyak item yang kita modeling di 3D akan mudah di temukan, baik itu piping sistem, piping component, electrical instrument, atau bahkan part terkecil sekalipun asal kita tau OIDnya, akan mudah di temukan. 

Pertanyaanya, OID itu apa si? 

Smart Plan Tools

OID adalah semacam koordinat, semacam angka yang menunjukan tempat lokasi sesuatu di SP3D. Kepanjangan nya sendiri, saya kurang tau karena saya coba cari, ternyata tidak ada yang spesific menyebutkan. Intinya semacam lokasi lah, yang di tampilkan dalam bentuk angka. 

OID biasa di temukan di mana?

Untuk OID sendiri, biasanya kita menemukannya dari report. Report yang di buat oleh 3D Administrator, yang biasanya menunjukan posisi suatu tempat dimana di temukan clash. Dari data clash tersebut, dimana di sertakan OIDnya, maka kita bisa menemukan dimana letak tepatnya untuk clash berada. 

Apakah OID mempermudah?

Tentu saja, dengan OID kita tidak perlu mencari satu persatu lokasi yang kita tuju. Misal, dalam satu line pipa, kita menemukan satu clash dari report. Kita akan kehabisan waktu kalau kita melihat secara visual, dimana clash nya berada. Memang bisa dengan mudah lewat metode menambahkan komponen lain di sekitar item, namun tetep mencari nya satu persatu akan makan banyak waktu. Lebih mudah mencarinya lewat OID. 

Contoh OID adalah sebagai berikut {00033457-0000-0000-6F07-7656685E3604}
dan pelu di perhatikan, OID adalah unik. Jadi ia tidak mungkin terduplikat. Dan satu lagi, tidak perlu di hapal, hanya perlu di copy paste saja. 

Cara Mencari item lewat OID. 

Sekaran bagaimana caranya untuk mencari item tersebut lewat OID. yaitu :

  1. Buka smart plan tools, (dengan klik shift 3x secara cepat)
  2. Klik icon binokular pojok kiri atas (lihat gambar pertama dari artikel ini)
  3. Setelah muncul, klik OIDs di bagian tengah sesuai gambar di bawah 
  4. Muncul Pop Up baru mengkofirmasi OID anda, kemudian YES.
Mencari OID

Harap di perhatikan, sebelum ke langkah ke 3. Pastikan dulu anda punya nomer OIDnya, kemudian di klik copy. Lalu lakukan step ini. Kalau belum di copy OIDnya, biasanya ia akan menunjukan error atau minimal minta OID yang valid. 

Pada dasarnya, metodenya cukup sesederhana itu. Ia sudah mencari lokasi dimana item berada. 

Zoom pada Item OID

Fit View SP3D

Setelah ketemu, biasanya ia tidak langsung auto Zoom. Alias, tampilan akan tetep seperti biasa. Kita perlu meng zoomnya, agar kita tau persis dimana item yang kita cari berada. Caranya, klik FIT di toolbar SP3D seperti gambar di samping. 

Mudah mudahan, cara sederhana di atas. bisa membantu untuk menemukan item dengan OID di Sp3d. 

WI S3D : Break the Lines for WBS

Sekarang kita akan belajar bagaimana memotong satu routing pipa di S3D, sesuai dengan WBS nya. Atau kita kenal dengan break the line mengunakan SP3D

Sebelum kita break atau kita potong line nya, kita perlu tau dulu untuk apa line tersebut di potong? dan bagian mana yang di potong serta apa si tujuannya di potong? dan semua item tersebut berkaitan dengan WBS, atau Work Breakdown Structure

Apa itu WBS?

WBS atau work breakdown structure adalah sebuah sistem, dimana sistem tersebut dibagi beberapa area tertentu dengan tujuan memudahkan dan mengorganisasikan. Jadi sederhananya adalah, satu plan akan di bagi bagi menjadi area tertentu yang memiliki kesamaan. Bisa dari sistem fluida yang mengalir di dalamnya atau dibagi menjadi sesuai tempat (atau areanya). Biasanya, yang sering digunakan adalah membagi beberapa area dan di grupkan sesuai tempat nya. Misalnya gini, ada area L01, L02, R01, R02 & S01. 

Apa yang perlu di break?

Tentunya adalah pipanya, kenapa? karena pipa menghubungkan satu sistem dengan sistem lainnya. Yang kadang kala, melewati satu tempat dengan tempat lainnya. Biasanya WBS dimasukan dalam satu line, tujuannya untuk melihat line tersebut di melewat WBS atau area mana saja. 

Untuk pipa yang hanya di satu tempat, di dalam satu WBS, maka satu line tidak perlu di bagi karena semua line ada disatu tempat. Misalnya, satu routing Pipa dari Pompa ke Tank/ Vessel. Selama line tersebut ada datu tempat, maka dia jadi satu WBS dan tidak perlu di break line nya.

Dimana berak nya? 

Ini yang paling penting, dan tentunya setiap project mengatur sistem untuk breaknya ada di mana. Saya coba share satu case dimana posisi breaknya. Seperti gambar berikut :

Break Line Di Pipa

Bisa di lihat, dimana letak breaknya? yaitu di fitting. biasanya di elbow atau tee. Untuk yang belum tau seperti apa itu fitting, bisa baca artikel saya di : jenis fitting pada pipa

Dengan kita tau dimana posisi breaknya, kita tidak asal memotong pipa nya. Jadi kita bisa lihat dimana fittingnya, baru di berak. Dan perlu di ingat, coba cari prosedurnya karena setiap project tidak sama. Dengan kita tau prosedrunya seperti apa, maka akan di capai kesamaan model, maksudnya cara modeling nya bisa seragam. 

Cara Break Di S3D

Untuk break line, terutama di S3D. Ada tools nya, yang namanya automatic toolkit. Yang perlu kita tau adalah cara memanggilnya dan item nya yang mana? caranya yaitu :

Automation Toolkit for Split

  • Klik Shift 3x dengan cepat
  • Ketika muncul item bar baru (biasanya di samping), pilih item split run
  • Itemnya berupa garis biru dan orange, dengan nama SPLIT
  • Pilih elbow (fitting) yang akan di break
  • Pilih salah metode break nya (akan tampil di S3D)
  • Done

Semoga metode sederhana di atas, bisa mengingatkan temen temen bagaimana cara untuk split atau break the line di S3D

WI S3D : Pertama Kali Masuk Project

Ketika pertama kali mengunakan S3D, yang pertama di lakukan adalah setup Project. Memang untuk yang setup project adalah admin, yang dalam hal ini 3D administrator akan melakukan pembuatan project dan setting untuk project tersebut. Namun bagi modeler, perlu untuk tau dimana kita masuk pertama kali, maksud nya apakah kita sudah bener setingan S3D nya mengarah pada project yang akan kita kerjakan. 

S3D Setting Project


Masuk S3D Untuk Project Tertentu

Secara sederhana, kita masuk lewat urutan berikut :

Start > All Programs > Intergraph SmartPlant 3D > Database Tools > Modify Database And Schema Location

Jadi, lewat Start atau simbol WIN. Kemudian masuk ke All program, terus ke Intergrap SmartPlan 3D, lalu pilih Database Tools dan terakhir Klik di Modify database and Schema Location. 

Untuk contoh tampilannya, bisa di lihat seperti gambar di atas, sedangankan cara pengisiannya, bisa melihat cara di bawah.

Settingan Project S3D Pertamakali

Untuk Settingan Project S3D untuk pertama kali, sayang sungguh di sayang saya tidak bisa memberikannya. Hal ini karena tergantung masing masing project, baiknya tanya ke administrator atau coordinator untuk Project tersebut.

Sekalipun saya berikan settingan di sini, tentu tidak dapat di aplikasikan ke PC saudara. Karena nilai tersebut, adalah setingan saya sebagai administrator untuk project tertentu. Beda admin, beda setting dan beda alamat databasenya. 

S3D mengunakan Oracle atau SQL

Sebagai pengetahuan temen temen, SQL atau Oracle adalah DB atau database yang di gunakan oleh S3D. Jadi, PC yang temen temen gunakan adalah user yang mengakses ke satu database yang sama di server. S3D, tidak seperti autocad yang kita kerjakan tunggal hanya di PC kita. S3D, menggunakan jaringan yang terkoneksi ke satu Database di server entah itu Oracle atau SQL. 

Kenapa perlu untuk mengakses satu server yang sama? sederhananya seperti ini, ketika mengunakan S3D, maka setiap orang akan melakukan modeling sesuai dengan areanya, atau lebih luas lagi sesuai disiplin nya. Misalnya saya disiplin piping, maka ada user lain yang mengerjakan electrical, sipil, instrument dan lain sebagainya. Masing masing user itu mengakses satu database yang sama, sehingga semua pekerjaan kita yang kecil kecil bisa menjadi besar karena di kerjakan di server yang sama. 

Produk akhirnya, ketika di generate navis maka plant tersebut menjadi rapih dan detail. Padahal yang kita kerjakan mungkin hanya hal kecil, tapi karena ada user lain yang juga mengerjakan, pekerjaan yang kecil kecil tersebut kemudian di satukan di server dan akhirnya kita bisa melihat keseluruhan plan. 

Seperti itulah konsep jaringannya, jadi kita semua bekerjan di dalam satu jaringan yang sama, dalam satu server yang sama untuk project tertentu. Project yang sedang kita kerjakan tersebut, alamanya perlu di isikan di gambar di atas. 

Setelah ini di lakukan, step selanjutnya anda bisa masuk ke S3D seperti biasanya. Karena, kalau ini tidak di lakukan, maka S3D tidak bisa di buka dan ia akan menanyakan alamat database dan lain sebagainya. 

Semoga dengan tulisan sederhana, teman teman bisa paham bagaimana cara untuk masuk ke S3D untuk pertama kali, terutama untuk masuk ke project masing masing mengunakan S3D.

WI S3D : Menambahkan Komponen Lain di Sekitar Item

Saya punya satu item, misalnya Valve di SP3D, namun saya mau lihat ada apa saja di sekitar valve tersebut tanpa membuat filter baru. Bisa kah SP3D melakukan update view, tanpa harus mengulang membuat filter? saya akan sedikit share mengenai Menambahkan Komponent di S3D. 

Pada dasarnya, trik ini mengunakan satu tools ajaib yang namanya automation tools. Kalau memang teman teman belum ada itemnya, mungkin bisa di instalkan oleh tim ITnya masih masing project. 

 
Add WorkSpace by Range SP3D

Sebagai contoh, saya ingin menampilkan item atau komponen lain di sekitar pipa tanda satu di atas. Karena kita lihat, saya hanya menampilkan satu sistem di SP3D dengan filter yang saya buat. Gimana caranya agar structural atau Komponen lain di sekitar itu bisa muncul?

Cara untuk menambahkan komponen/ item di SP3D

  1. Buka automation tools dengan klik shift 3x secara cepat
  2. nanti akan ada toolbar baru yang muncul, bentuknya panjang setinggi layar.
  3. Lihat gambar kertas bertanda plus, letaknya paling atas tenggah.
  4. Nama icon nya adalah "add to work space by range", akan muncul pop up baru
  5. Pilih X,Y,Z. Yaitu berapa jarak kekanan kiri dan atas dari item yang mau di munculkan (6)
  6. Pilih Selected (3)
  7. Pilih disiplin nya (4)
  8. Kemudian Apply (7)
Mudahkan. dengan cara seperti ini, kita tidak perlu bolah balik mengunakan filter.

Ada sedikit catatan, ketika memilih disiplin (nomer tiga dan empat di gambar). Pastikan memilih satu atau dua disiplin, jangan di pilih All. Karena kalau di pilih all, semua item yang ada di SP3D akan keluar, misalnya box untuk extraction juga akan keluar. Dan hal itu akan sangat menggangu sekali. jadi pilih lah hanya item terbatas di disiplin nya, dan pastikan tanda (3) di pilih di check box "selected".
Menambahkan Komponen lain di S3D

Hasilnya, akan seperti di atas. Terlihat bedanya kan? semua structure di sekitaran pipa (1) keluar semua. dari sini kita bisa meng ira ira support nya akan di pasang di mana? atau paling tidak bisa kita lihat pipa nya clash atau tidak. Semoga Working Instruction SP3D untuk menambahkan komponen lain bisa di mengerti

Perbandingan Intergraph SP3D dengan Aveva E3D

Kali ini saya akan bercerita mengenai perbandingan Aveva E3D dengan Intergraph SP3D. Kedua software tersebut adalah software engineering yang cukup tenar di dunia oil and gas, terutama untuk 3D Model. Bahkan untuk syarat penerimaan calon karyawan baru sebagai designer perusahaan EPC pun salah satu syaratnya adalah familiar dengan salah satu software tersebut. Lalu kenapa dua software itu menjadi penting? karena seperti yang pernah saya ceritakan di kenapa membutuhkan SP3D atau PDMS bahwa kebutuhan modeling salah satunya adalah untuk menarik MTO.

Apa itu MTO? 

Beam Modeling

MTO adalah kepanjangan dari Material take-off, jadi intinya apa yang kita modeling, bisa kita tarik materialnya. Seperti ini penjelasannya, kalau kita memodelkan beam, maka kita bisa ambil datanya sebagai sebuah beam, artinya kita bisa hitung berapa beam yang kita modeling kemudian di tarik kesimpulan berapa jumlah semua nya. Kalau valve bagaimana? sama juga baik itu valve, piping, fitting, dan instrument item lainya pun bisa di tarik material nya apa saja. fungsinya? tentu untuk keperluan purcashing nantinya, untuk keperluan membeli barang barang tersebut. Hal ini yang membedakan software 3D di EPC, yaitu oil and gas dengan software 3D lain nya sekelas autocad 3D. dan hal ini juga yang membuat software buatan aveva atau intergraph tergolong mahal, karena fungsi penarikan MTO itu tersebut.

Kalau kita jeli, baik E3D atau SP3D tidak hanya bisa menarik MTO, melaikan item yang di modelkan pun sudah sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya. Percuma dong, kalau kita bisa menarik MTOnya, tapi ternyata modelnya tidak sesuai, nanti ke presisiannya di lapangan bisa di pertanyakan. Makanya kenapa E3D dengan SP3D ini software yang populer untuk pembuatan plant, karena memang presisi. Dimana di dalamnya sudah termasuk beberapa catalog populer untuk dunia oil and gas.

Kalau sama sama populer, pasti ada dong perbedaan karakter dua sofware ini? maka kita akan bahas di  komparasi antara aveva e3d versus intergraph sp3d.

Point Penting Perbandingan E3D vs PDMS

Materi yang tersaji di sini adalah pengalaman penulis mengunkan dua software tersebut, dan tentunya pengalaman tersebut di sajikan pada saat ini. Artinya dengan ilmu penulis yang terbatas mengenai materi materi E3D dan SP3D saat materi ini ditulis, jadi di harapkan user dapat bijak ber konsultasi oleh expert atau yang ahli di kedua sofware ini. Dan kalau memang ada yang kurang lengkap, dengan penuh kerendahan hati, silahkan di tambahkan didalam kolom komentar, sehingga kita bisa sama sama belajar. 

Sekilas Mengenai E3D

Mungkin ada yang asing dengan E3D, E3D adalah singkatan dari everything 3d, yaitu software besutan aveva untuk mendesign plan, pabrik atau unit pengolahan yang dahulunya kita kenal dengan PDMS. Jadi, E3D adalah versi update dari PDMS yang pernah saya bahas di Mengenal PDMS
 

1. SP3D dan E3D dari sisi Penggunaan

Point pertama yang ingin saya bahas adalah mengenai pengunaan, yaitu interface. SP3D memiliki fitur untuk kemudahan user dalam hal Visual, artinya apa yang di tampilkan dilayar dapat dengan mudah di edit, di modified dan di move dengan bantuan krusor. Sang user harus aktif mengunakan krusor nya untuk memilih item, memindahkan atau meng edit yang ada di 3D model. 

Dan dari segi tampilan, mirip dengan toolbar besutan dari microsoft, dimana tersedia menu file, edit dan modified di dalam toolbar nya. Menurut saya, cukup pratis di gunakan dan di pahami. 

Sedikit berbeda dengan E3D, untuk E3D tampilannya penuh dengan icon yang tampil di toolbar. User perlu untuk memahami pengunaan toobar di sini karena approach yang di tampilkan berbeda, saya melihat developer di E3D mengunakan pendekatan urutan proses pengerjaan. Artinya berurutan. Jadi hal pertama adalah meng create sesuatu (yaitu membuat), yang kemudian me modified dan seterusnya. Jadi kalau kita lihat menu di E3D, maka kita melihat di sebelah kiri adalah Create, sisi selanjutnya modified, delete dan seterusnya. 


Kalau saya melihat, di E3D lebih nyaman mengunakan command. jadi ketika kita mau move object, membuat sesuatu yang baru, me modified dan lain sebagainya. akan lebih mudah kalau kita mengunakan command.

Contoh kita ingin memindahkan vessel ke timur sejauh 1 meter, kita bisa move beberapa mm tidak hanya menguanakan crusor, namun juga mengunakan command. Misal command nya adalah by E 1000, maka kita akan memindahkan vessel tersebut sejauh command yang kita masukan. 

Sedangkan di SP3D, ketika kita ingin memindahkan vessel kita select vesselnya kemudian bisa kita drag dengan crusor setelah di masukan jaraknya lewat toolbar untuk posisi E N Upnya. 

2. Penamaan File di Aveva E3D

Senada dengan pembahasan sebelumnya mengenai user interface, saya katakan kalau SP3D berbasis Visual atau Grafis. Contohnya adalah berkaitan dengan nama. Di SP3D, untuk nama bisa saja mengalami duplikat (artinya namanya sama), asal di taruh di Parent atau Induk Folder yang berbeda. Sama seperti susunan folder di windows explorer, kita bisa menaruh nama sama asal di folder yang berbeda. Kalau di taruh di folder yang sama, biasanya akan ada tambahan angka seperti (1), (2) di belakang nama file. 

Kemudian karena ia berbasis visual, maka di SP3D kita bisa memberikan nama dengan Spasi. Artinya spasi di hitung sebagai satu karakter di SP3D. Di sisi lain, kalau kita ingin memilih beberapa file di SP3D, kita bisa men select beberapa file dan memilihnya. Misal dengan batuan menekan CTRL maka kita bisa memilih beberapa file sekaligus. 

Di E3D, karakter nya berbeda. Pertama kita tidak bisa mengunakan spasi, kemudian kita juga tidak bisa mengunakan nama yang sama. Kenapa alasanya? kalau saya mengira, karena di E3D adalah berbasis command, artinya satu nama dengan nama yang lain harus berbeda, kalau nama itu sama akan menimbulkan error atau kesulitan untuk mencari file tersebut dengan command. 

Perlu di ingat, di E3D berlaku case sensitif. Artinya kalau ada menulis Nama, dengan NAMA, atau nAMA akan di hitung 3 karakter berbeda. Jadi huruf besar dan kecil akan di hitung berbeda kombinasinya walau kita membacanya sama. 

Kalau di kaitkan dengan perbandingan sebelumnya kalau di SP3D bisa memilih beberapa file sekaligus dengan meng click nya, di E3D anda tidak bisa melakukan itu. Satu krusor hanya bisa memilih satu item. Namun kembali lagi, karena E3D ini bisa mengunakan command, maka kita bisa memilih beberapa file yang kemudian di masukan ke comand, setelah nya tergantung kebutuhan kita apakah akan di modif, di pindah atau di delete. 

3. Saving File SP3D dengan E3D

Kalau di SP3D saving file nya adalah berbasis auto save. Jadi apapun yang kita kerjakan di SP3D, sudah langsung ter koneksi dengan server dan di save otomatis. Artinya? kalau design kita berubah, maka user lain bisa melihat perubahan tersebut di PCnya (kadang perlu untuk menekan  tombol refresh). Atau dengan kata lain, filenya langsung tersimpan. kita bisa menyimpan file nya di PC, namun hanya sebatas tampilannya atau sesion nya saja. Sedangkan file aslinya, sudah tersimpan di server dengan segala perubahannya. 

Sedangkan E3D sistem save nya adalah manual, jadi user harus menyimpan secara manual yaitu dengan savework. Untuk user lain yang akan melihat pekerjaan temannya, harus di getwork dahulu supaya bisa melihat perubahannya. 

Jadi dua hal ini yang sering tertukar kalau user berpindah dari SP3D ke E3D, atau sebaliknya. Baiknya pahami karakter masing masing salam menyimpan file. Plus minus nya pasti ada di antara kedua nya, SP3D karena auto save ia tidak perlu khawatir kalau suatu saat mati lampu, semua file sudah tersimpan. di sisi lain E3D menawarkan ke amanan, maksudnya kalau user sudah benar benar yakin dengan desain nya, baru ia simpan file nya. Kalau belum yakin, bisa di buang apa yang sudah di kerjakan tanpa mempengrui design orang lain. 

4. Penyimpanan Database E3D dan SP3D

Untuk database SP3D ter instal di dalam satu database dimana di dalamnya adalah berisi berbagai macam disiplin seperti civil, piping dan electrical. Yang saya tangkap dan pahami, database SP3D adalah satu kesatuan, jadi ya satu database itu tadi. Sistem penyimpanannya pun aman dengan pengunaan SQL atau Oracle dalam basis penyimpanan databasenya. Yang tentunya dua sofware membutuhkan keahlilan khusus dalam meng instal nya.

Sedangkan di E3D, databasenya berupa file file yang susuananya bisa dengan mudah di lihat di explorer. Karena berbasis file atau modul, maka semua nya bisa terlihat dan dengan mudah dapat di replace kalau terjadi error di satu file. kita bisa memecah database piping, civil atau electrical dalam modul yang terpisah. 

Untuk hal ini, kalau saya mlihat E3D menawarkan kemudahan sedangkan SP3D menawarkan keamanan.


5. Open Session License

Untuk membuka sofware, SP3D berbasis Aplikasi yang di buka sedangkan di E3D berbasis IP yang di gunakan. dua dua nya menwarkan sistem yang berbeda.

Lima hal di atas, semoga bisa memberikan sedikit gambaran perbedaan antara SP3D dengan E3D. Yang tentunya memiliki karakter berbeda satu sama lain, serupa namun tak sama. Saya yakin teman teman punya pandangan berbeda mengenai kedua sofware ini, dan silahkan ditambahkan. Namun semua nya memiliki plus dan minus masing masing, yang jelas karakter nya berbeda. jadi kita harus bisa memahami karakternya saat mengunakannya, jadikita bisa lebih optimal dalam mengunakannya. 

Dan perlu di ingat pula, butuh bantuan expert masing masing product dalam meng explore sofware nya. silahkan bisa bertanya pada tecnical seles masing masing produck atau yang ahli di bidang nya, saya hanya menampikan sebagian kecil yang saya alami semoga bisa menambah wawasan sedikit mengenai perbandingan antara SP3D dan E3D