Stopper Case, Modifikasi stopper yang Clash

Mengenai Stopper Pernah saya bahas di semua hal mengenai stopper yang perlu anda tau. Yaitu pada dasarnya, tim structure itu telah mempertimbangkan dan menguatkan structure tepat dimana stopper akan di pasang. Namun pada kenyataan di lapangan, stopper yang clash adalah sebuah keniscayaan yang bisa terjadi.

Penguatan stopper pada structure

Team structure menguatkan posisi beam biasanya dengan mengunakan braching, atau cabang. Ini biasanya terjadi di piperack, cabang tersebut biasanya berada di tengah dari kedua flange (flange istilah piping berbeda dengan structure). di beam, kita melihat profril H beam, kedua sisi atas bawah atau kanan kiri yang membentuk huruf Hitulah yang namanya flange. Jadi si braching berada tepat di tengah nya. (mudah mudahan paham maksudsaya, nanti bisa lihat gambar modifikasi di bawah dimana letetak brachingnya di tunjukan, yaitu di mana terlihat susunan baut yang begitu banyak, itulah brachingnya).

Stopper Clash Karena Braching
Braching structure ini biasanya di pasang lebih dahulu dari piping, karena ya memang pipe rack di pasang dulu baru pipa bisa di instal. Namun stelah pipa di install, dan kemudian mulai support di pasang, baru ketauan kalau stoppernya clash (atau bentrok dengan structurenya).

Biasanya sikap konstruction itu ada dua kalau dapet masalah ini, yang pertama ia diskusi dengan team engineering untuk support stoppernya. Tipe yang kedua, construction main hajar aja install stopper di sebelahnya (atau dekat dekat dengan situ).

Modifikasi Stopper

Untuk case yang kedua itu yang bikin masalah. Pertama saya, selaku engineering waktu itu, harus menghitung dulu apakah sistem tersebut itu masih aman kalau stopernya di pindah tempat? yang kedua kita harus koordinasi juga dengan departement structure, apakah masih memungkinkan kalau stoppernya itu di pindahkan lokasinya. Jadi stopper pada dasarnya tidak bisa di pindah ke sembarang tempat karena telah di hitung oleh team stress, yang kedua si structure telah mempertimbangkan tempatnya dan kemudian memperkuatnya.

Stopper Yang Pindah Tempat<

Untuk case yang pertama, itu yang paling ideal, kalau ada masalah kostruksi diskusi dulu dengan team enginering. Walaupun bisa jadi stopper akan di pindah, namun engineering sudah mempersiapkan data dan backup kalkulasinya kalau pun stopper akan di pindah. Biasanya, saya akan memodifikasi stoppernya dulu untuk tetap menempatkan ia pada posisinya.

Intinya, kalau anda sebagai team engineer, anda harus kreatif. selalu berfikir positif untuk menemukan solusi, bukan mempermasalahkan masalahnya. Masalah akan selalu ada, kalau hanya saling menyalahkan ga akan selesai, namun selama jawabanya kita temukan, masalah akan dapat teratasi.

Stopper di Tpost Support

Case untuk modifikasi stopper kalau memang tidak bisa di pindah, pertama dari support pada pipanya. seperti contoh dan gambar sebelumnya. Namun bisa juga kita berfikiran untuk memodifikasi di supportnya sebagai stopper, bukan di pipanya.

Maksudnya bagaimana? intinya fungsi ia berfungsi sebagai stopper. Lihat gambar di samping, saya memodifikasi supportnya agar si shoe tidak dapat bergerak, dan viola.. ia tetap berfungsi sebagai stopper walaupun bukan dari pipanya (dalam hal ini shoe nya).

waktu itu casenya adalah si shoe yang terlalu pendek atau si Tpost nya yang terlalu besar (lebar) sehingga tidak memungkinkan di pasang stopper di shoe, jadi saya modifkiasi sekalian saja Tpostnya agar si shoe tidak bisa bergerak. dan ia tetap berfungsi sebagai stopper. Jadi, inti dari stoper adalah menaham pipa ke arah axial, so dengan support jenis di atas, maka si pipa tetap tertahan ke arah axial, si pipa tidak bisa bergerak maju mundur. untuk tau apa itu arah axial dan lateral, silahkan baca artikel saya di nama dan arah tegangan pipa.

Stopper guide (Stopper Jenis Coakan)

Stopper Jenis Coakan
Case di atas untuk stopper yang space nya masih cukup, so di modifikasi di Tpostnya. Saya juga pernah mengalami untuk case yang Tpostnya justru tidak memungkinkan untuk di pasangi stopper. Dalam hal ini bukannya tidak memungkinkan dari Tpostnya, melainkan si spoll pipa itu terlau pendek sehingga tidak memungkinkan untuk di pasang stopper di shoe. alesanya, kalau tetap memaksakan di pasang di shoe stoppernya, maka si stud bolt nya tidak dapat di lepas.

Namun ingat, untuk modifiasi jenis ini. Harus di tentukan oleh stress engineer, karena ia perlu mempertimbangkan ada tidak gaya ke arah lateralnya, jangan sampai di buat support jenis ini, ternyata gaya lateralnya cukup besar bisa bisa stoppernya rusak. Lihat detail di atas, bentuknya memang seperti guide, namun bila di lihat lebih detail, posisi guidenya lebih masuk ke dalam sehingga si shoe juga tidak bisa bergerak ke arah axial.

ya, itulah sedikit gambaran beberapa modifikasi stopper yang bisa di lakukan.

Istilah Piping, Jackscrew Flange

Jacscrew flange? apa si jack screw dan apa juga fungsi dari jacscrew flange? kita akan coba bahas satu persatu di sini.

Sebuah flange biasanya terdiri dari flange nya itu sendiri, bolting dan juga gasket. Fungsi dari flange sendiri pernah saya bahas di tipe flange berdasar facenya, yaitu menyambungkan dua buah pipa yang umumnya berbahan ferous.

Dalam flange digunakan baut untuk menyambungkan atau mengencangkan, tujuannya flange satu dan yang lainya dapat terikat kuat, dan aliran tidak bocor karena di antara dua flange tersebut ada gasket.

Penggunaan Jack Screw Flange

Sebelum lebih detail ke jack screw flange, mari kita kenal pengunaan flange secara umum dahulu.

Dalam pengunaan flange, ada skala dan ukuran tertentu yang di gunakan pada bautnya agar flange tersebut benar benar rapat. Biasanya, service company (sekelas schlumberger) yang jago dan ia memiliki sertifikat untuk pengencangan flange ini. Untuk mengenal apa itu sercive company, silahkan baca di karir dalam perusahaan oil and gas.

Flange juga di gunakan untuk menyambungkan pipa ke ekuipment, contohnya rotating ekuipment (misalnya pompa). Setelah flange tersebut di kencangkan (entah flange dengan flange atau flange dengan ekuipmentnya), terutama kalau sudah makan waktu cukup lama (berbulan bulan atau bahkan bertahun tahun), flange itu akan benar benar sangat kencang. Bahkan ketika si bolting nya telah di lepas, flange itu tetap menempel kencang dengan ekuipmentnya. oleh karena itu, untuk memisahkan keduanya maka digunakanlah jack screw.

Pengertian Jack Screw Flange.

Jack Screw atau Jack Bolt
Jack screw flange adalah flange seperti umumnya flange, namun ia memiliki lobang khusus tempat dimana machine bolt di pasang. Lobang dari machine blot ini tidak tembus ke flange satunya (pasangannya), melainkan hanya ada disatu sisi flange saja. Inilah yang namanya jack screw.

Jadi jack screw adalah sebuah mekanisme tersendiri dari flange, yang fungsinya untuk melepaskan dua buah flange. Jack screw ini ketika ia digunakan (di putar kepala bautnya untuk melepaskan dua buah flange), maka baut akan menatap (mendorong) flange sisi satunya (yang tidak ada lobangnya), maka flange sisi sebelahnya bisa terdorong dan akhirnya terlepas.

Penggunaan jackscrew di pompa

Menyambung pembahasan sebelumnya mengenai jackscrew pada pompa, flange pada pompa ini bisanya memiliki jack screw. karena untuk melepaskan flange pada ekuipment rotating dimana nozzle pada ekuipment rotating ini biasanya memiliki ruang yang terbatas di banding hanya dua buah flange di pipa yang panjang, jack screw ini akan sangat bergunana nantinya. istilah gampangnya, jackscrew ini akan mendongkrak flange supaya ia dapat terpisah, dan nantinya si pompa dapat di maintenance setelah di lepas sambungan pipanya.

Terus terang, kemarin pengalaman di site, untuk jack screw di pompa ini tidak saya temukan, namun saya mendapat wejangannya dari senior saya. Dimana ketika ada kasus tentang pompa yang membutuhkan temporary support, dan si owner beralasan nanti bagaimana untuk melepas flange nya tanpa temporary support?, akhirnya kita beri advice untuk mengunakan jack screw flange. Namun akhirnya, tidak jadi di gunakan si jack screw flangenya dan tetap memasang temporary support. it's ok, paling tidak saya tau casenya.

Jack Screw pada orifice flange

Pengunaan jackscrew di orifice flange 

Pengunaan penambahan bolt pada flange yang kita sebut tadi dengan jack screw, pada orifice flange banyak sekali di temukan. Yaitu, untuk melepas flange nya untuk kepeluan inspeksi atau maintenance dari instrument tersebut.

Jack Screw Flange
Untuk orifice flange, pernah saya bahas di special flange. Mengenai cara kerjanya, orifice flange digunakan untuk mengukur flow rate dari gas atau liquid yang berada di pipe line. Sepasang oriface flange biasanya terdiri dari tapping (lubang, lihat marking warna biru dari gambar di samping) yang langsung di machining ke flange. Lubang ini yang akan menjadi sarana pengukuran mengunakan orifice, sehingga di pipa tidak perlu lagi di lubangi.

Di dalam ASME B16.36 memuat dimensi dan tolerasi dari orifice flange (sama juga yang terkofer oleh ASME B16.5) diantaranya, pengunaannya tercover pada range berikut :

Welding Neck Classes 300, 400, 600, 900, 1500, 2500
Slip On Class 300
Threaded Class 300

Jadi, jack screw adalah berfungsi untuk memudahkan untuk memisahkan flange. kalau di terjemahkan dari bahsanya, jack screw, jack artinya mendongkrak, screw artinya baut (atau scrup).

Mekanisme jack screw, dikenal juga dengan nama jack bolt, prinsipnya sama saja cuma beda di nama. Soga penjelasan singkat ini dapat memberikan sedikit pemahaman mengenai pengertian dan pengunaan jack screw flange

Istilah Piping, Stopper Guide dan Anchor

Stopper guide dan anchor adalah konfigurasi dari support yang umumnya di pakai. Lalu bagaimanakah bentuk dari guide support? seperti apakah stopper support? dan terakhir anchor? kita akan coba bahas satu persatu di artikel ini.

mengenai support, saya pernah menyingung di artikel memahami pembagian support pada-pemipaan. Namun sekarang kita akan fokus ke tiga hal di atas yang akan kita bahas. Sebenernya juga saya telah panjang lebar membahas stopper support yang ada di lapangan, tapi ternyata saya lupa memberi tahu seperti apa si bentuk bentuknya yang kemudian membedakan dari ketiga jenis support stopper, guide ataupun anchor.

Terus terang, tidak semua orang paham apa itu stopper, apa itu guide dan bagaimana juga yang namanya anchor. Pengalaman saya di lapangan, terutama orang lapangan yang mengerjakan support, tidak semuanya paham. Kita wajib maklum lah ke mereka, karena mereka ahli di dalam pengelasan dan pemotongan, namun mereka tidak familiar dengan istilah istilah engineering. Ya wajar juga, karena mereka dari latar belakang berbeda jadi ga semua nya paham. Mereka biasanya harus di berikan jelas, tipe supportnya seperti apa? bahkan kalau perlu, kita juga harus memberikan sketchnya agar mereka paham.

Bentuk Stopper Support

Berbicara mengenai stopper support, saya pernah banyak menyingung di artikel semua hal mengenai stopper support namun saya lupa untuk memberikan gambaran fundamental seperti apakah stopper support itu.

Pengertian Stopper Support

Stopper dari kata stop, yang artinya berhenti. Sekarang kata berhenti itu kalau kita melihat di plang plang ketika berkendara, apa yang kita ingat? dilarang berhenti!. Ya kita sering melihat atau mengenal tanda di larang berhenti, untuk apa? untuk kendaraan yang berjalan maju, alias lurus. Misalnya lagi, kalau kita sedang jalan, kemudian ada yang bilang stop, biasanya kita sedang jalan lurus. Benar tidak?

Itulah analogi sederhana saya untuk mengartikan kata stopper. Stopper itu digunakan untuk menahan sesuatu pergerakan yang lurus, lurus darimana? karena kita berbicara support dalam pemipaan, maka stopper adalah support yang digunaan untuk menahan gaya lurus dari pipa. Gaya yang searah sumbu pipa.

Stopper digunakan untuk menahan arah gaya aksial

Stopper Stress Sketch
Kalau istilah engineringnya, stopper akan digunakan untuk menahan arah gaya axial. Untuk tau apa itu gaya axial, silahkan baca artikel Nama dan arah tegangan pipa

Sekarang kita akan berbicara mengenai bentuk asli dari stopper support ini, atau paling tidak bentuk dari gambar di standard drawingnya. Maka, bentuk stopper support akan seperti berikut.

Stoppernya, bisa dari plat 6 mili untuk ukuran kecil, atau sampai dengan H-beam untuk pipa yang sangat besar. Dan biasanya, untuk pipa yang cukup besar terutama loadnya, maka stopper ini perlu di tambahkan reinforced-pad pada pipanya. Tujuannya, agar memperkuat si pipa. Karena pipa memiliki schedule rendah rawan akan bocor di las lasan stoppernya maka fungsi pad akan menambah ketebalan dari pipa.


Sedangkan di iso metric stress sketch (isometrik yang telah di hitung oleh stress engineer dan di lengkapi data data dari hasil analisanya) biasanya stopper berbentuk seperti di atas. Bentuknya berupa panah yang searah dengan pipanya, yang bisa di artikan ia menahan pergerakan yang searah dengan pipanya, makanya di sebut stopper. Yang perlu di ingat, stress sketch berbeda dengan isometrik umumnya. di stress sketch, ia hanya menunjukan konfigurasinya tanpa perlu menyebutkan detailnya, biasanya oleh desainer akan ia akan menentukan detal supportnya seperti apa. biasanya telah di tentukan nantinya PS (pipe support) tipe berapa


Stopper di shoe

Stopper Support pada Shoe
Stopper di atas, adalah stopper yang di pasangkan langsung di pipanya. Namun ada kalanya, stopper itu tidak langsung di tempelkan di pipa, melainkan di shoe nya. Misalnya, untuk pipa yang berinsulasi maka stopper nya akan di pasangkan di shoe. Untuk stopper yang di shoe, point pentingnya, shoe support nya tidak boleh dari clamp shoe, melainkan harus dari permanent shoe. Apa itu permanent shoe? adalah shoe yang langsung di las ke pipa. Kalau stopper di tempatkan di clap shoe, di takutkan akan slip atau bergeser karena sifat dari clap shoe yang hanya mencekam si pipa.

Stopper juga punya istilah lain yang sering di gunakan, yaitu limit support. Ada juga yang menyebutnya dengan directional anchor.

Bentuk dari Guide support

setelah kita mengerti tentang stopper, maka untuk guide adalah bisa di bilang lawanya stopper. guide support adalah support yang menahan pipa ke arah samping, (90 derajat dari arah stoppernya). Kalau kita analogikan stopper yang menahan ke arah depan, maka guide itu yang menahan ke arah samping kanan dan kiri.

Guide Pada Pipa Lurus
Istilah guide, biasanya kita dengar dengan tour guide, pemandu wisata. yang namanya memandu, ia mengajak kita untuk bisa berjalan lurus, tidak keluar dari arahan yang di sampaikan. dan sperti itulah guide support, ia memandu si pipa agar berjalan lurus, tidak belok kekanan dan kesamping.

Berlainan dengan stopper yang menahan pipa ke arah lurus, maka guide itu akan membiarkan pipa utuk bisa bergerak lurus ke depan. Kalau istilah engineringnya, guide adalah suppor yang menahan pipa ke arah lateral.

Guide digunakan untuk menahan arah lateral

Fungsi dari guide

Guide Pada Pipe Rack
Fungsi guide akan sangat berguna ketika pipa itu sangat panjang dan lurus. Biasanya di slipper atau di pipe-rack. Di pipe rack, pipa akan sangat banyak di susun horizontal (meski juga ada pipa di atas dan di bawahnya). Apa yang terjadi kalau pipa yang di susun horizontal kemudian tidak di beri guide? ia akan acak acakan, berbelok belok dan yang lebih parah akan bersingungan dengan pipa yang lain.

Dan disinilah fungsi guide, ia memastikan satu jalur pipa itu akan pada posisinya, tidak menyingung pipa pipa yang lain. Biasanya, guide di dalam piperack akan di letakan per 12 meter. lalu seperti apakah bentuk guide itu?

Bentuk dari guide support

Guide untuk pipa kecil biasanya berupa L, untuk yang medium mengunakan channel, sedangkan pia besar akan mengunakan H beam.

Hold down Guide

Berbeda dengan guide normal, maka hold down guide memiliki satu tambahan. selain ia menahan ke arah samping, ia juga menahan ke arah bawah. namun sekali lagi, ia tetap meloloskan pipa untuk bisa bergerak lurus.

Guide Hold Down Support
Karena sudah paham istialah guide, maka sekarang langsung ke bentuk dan contoh dari holdown guide support itu seperti apa? yang paling sederhana adalah Ubolt tipe support. U-bolt support adalah tipe support yang termasuk dari hold down guide, karena ia menahan arah ke samping juga arah ke atas. Tipe yang lain adalah tipe strap support, lalu untuk tipe yang ada di lapangan adalah seperti berikut.


Guide VS Hold Down Guide

Pertanyaannya, kapan di gunakan HD guide, dan kapan di gunakan guide biasa? pada dasarnya itu sama sama guide, HD guide di gunakan untuk pipa pipa kecil seperti utility station, yang kebanyakan mengunakan pipa 1 inch dan non critical. Hntuk aplikasi lebih besarnya, holddown guide di gunakan untuk support yang di sinyalir akan bergerak keatas, artinya supaya pipa itu tidak jatuh dari support utamanya. Misalnya, di piperack biasanya di gunakan satu atau lebih HD guide pada satu line lurus. supaya ketika expansi line tersebut tidak bengkok ke atas dan akhir nya lepas dari (guide) supportnya.

Untuk line yang fibrasinya sangat tinggi, di kompresor. biasanya HD guide jenis special di gunakan, jenis strap yang mengunakan beberapa ring untuk meredam getaran si pipa.


Anchor Support

adalah tipe support yang menahan ke segala arah. baik itu depan belakang, kiri kanan, atas bawah dari si pipa. Bahkan ia juga menahan ke arah memuntir, itulah anchor.

Anchor Support
Pada prakteknya di lapangan, selama saya mengerjakan stress analysis. Saya tidak pernah menemui atau mengunakan tipe supoort yang benar benar anchore. Karena kalau full anchor, maka pipa itu akan di las langsung nyambung ke supportnya. Jadi tidak bisa bergerak kemana mana. Sehingga kita tidak akan membahas bentuk anchor dan tipe supportnya, cukup di mengerti saja konsepnya. Gambar di samping saya perlihatkan untuk tipe support anchor, tapi seperti saya bilang, saya tidak pernah menemukannya di lapangan.

Kalau permodelannya, memang kita akan sering menemui tipe suppor anchor ini. Misalnya, pipa yang konek dari flange ke ekuipmen, maka ia dimodelkan sebagai anchor. Contoh lain lagi dari pengunaan anchor, misalnya ketika dalam stress analysis, si model itu terlalu panjang dan konek ke model atau sistem lain, maka model itu bisa di break (di potong) dan kemudian di anchor ke sistem lainya, namun biasanya anchor ini akan di lengkapi dengan pergerakan dari pipa dari sistem lainnya.

Kombinasi support

Ada kalanya support adalah kombinasi dari stopper dan guide, jadi ia di samping menahan ke depan dan belakang ia juga menahan ke samping. saya biasanya mengunakan stopper guide jenis coakan kalau memang terjadi masalah ketika meng instalan di lapangan.

Stopper Guide Support
Bentuknya kurang lebih seperti di atas, jadi ia adalah shoe yang guidenya di buat agak ke dalam, sehingga si shoe nya itu tidak bisa bergerak ke arah lateral dan axial. silahkan baca artikel saya mengenai Semua hal tentang stopper support, di sana saya berbicara banyak mengenai stopper support terutama yang bermasalah. Saya kira cukup pembahasannya, ada satu jenis lagi yang namanya special support, yang kadang berupa stopper atau guide (bahkan hold down) yang di sertai requirement khusus, mungkin lain waktu bisa kita bahas.

Beberapa gambaran stopper, guide dan anchor sudah saya paparkan, namun terus terang (seperti yang saya paparkan) saya memang belum menemukan yang anchor dalam pengunaanya di lapangan, kalau di antara pembaca berkenan membagi pengalaman, kita akan sangat senang sekali. Sehingga, kita semua semakin jelas apa itu bedanya stopper, guide dan anchor.

Apa yang Menarik dari Industri Oil And Gas?

Industri oil and gas banyak di minati orang karena katanya, sekali lagi katanya, ia memiliki  salary yang cukup mengiurkan. Ya, satu faktor itu yang banyak di jadikan orang sebagai patokan. Kalau ada yang bekerja di dunia oil and gas, biasanya orang besar, gajinya juga besar.

itulah yang menarik dari industri oil and gas, Walaupun tidak sepenuhnya salah pernyataan di atas, tapi orang baru melihat dari satu sisi aja. Sebenarnya ada disi lain yang perlu kita lihat dari orang yang bekerja di dunia oil and gas, dunia yang tentunya membedakan dengan dunia kerja lainnya. Berikut akan saya bagikan 3 hal yang saya dapatkan ketika training H2S level 2 ketika di site.

Ciri ciri industri di oil and gas adalah

1. Padat Modal

Salary Oil And Gas Industri
Kalau kita bicara salary atau gaji, tentu itu menjadi pertimbangan khusus yang menarik selaras dengan topik pembahasan yang pertama, padat modal.

Maksudnya apa dengan padat modal? dalam dunia oil and gas, tentu di butuhkan modal yang sangat sangat besar ketika pembuatan suatu plan atau unit revenery. Coba kita breakdown, pertama sebelum minyak itu di bor dan di ambil, ia akan dilakukan survei dan pencarian lokasi minyak, tentu survei tersebut membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Membeli peta, melakukan tinjauan dan survei lapangan, studi data dan literatur yang tak jarang pun harus membeli datanya.

Kalau memang sudah di dapat lokasinya, Ketika akan di lakukan pengeboran, maka di perlukan service company untuk ngembor di lokasi tersebut, butuh apa coba? modal lagi.

Lalu sebelum di putuskan untuk ngebor, maka di lokasi yang suspect tersebut lahanya perlu di bebaskan, dan pembebasan lahan tersebut ga kira kira biayanya. belum lagi yang saya tau, kalau kawasan itu mengandung hutan maka si company harus memberikan lahan untuk di tanami 2 x dari luasan lahan yang akan di gunakan untuk unit revenery. Misalnya, si company perlu membebaskan lahan sebanyak 4000Ha, maka ia harus memberikan lahan kepada negara (entah dimana di indonesia) sebesar 8000Ha untuk di tanami atau di jadikan hutan.

Itu baru masuk ke dalam perencanaan, belum ketika lahan itu akan di bangun. coba bayangkan, beli pipa pipa sebanyak itu dan sebesar itu apa ga butuh modal yang sangat besar? buat instalasinya, buat gedung nya, buat transportasinya dan lain sebagainya. Apa ga kira kira besarnya? makaya ia di katasan salah satu cirinya adalah padat modal.

2. Padat Tehnologi

Yang kedua dari ciri industri oil and gas adalah padat tehnologi. hal ini selaras juga dengan modalnya, karena dari tehnologi yang cangih maka di perlukan juga modal yang sangat besar. Ini yang menarik dari oil and gas kedua, yaitu kita berbicara mengenai tehnologi.

Ketika lahan sudah dapat atau sudah di tentukan. Tinggalah perencanaan untuk mengolah lahan tersebut menjadi untuk revenery. Maka akan masuk fase desigen, di design semua kemungkinan di study dan di perhitungkan. maka akan banyak membuthkan ahli ahli sipil, mekanikal, piping, isntrument, electric dan lain sebagainya.

Mereka perlu menterjemahkan desain mereka menjadi konsep mengunakan tools yang namanya software. sekarang kita lihat, berapa harga sewa untuk Autocad, PV Elit, Pro Tank, Staad Pro, PDMS, SP3D, Caesar, Auto Pipe dan lain sebagainya?

Mereka membutuhkan alat sofware sofware cangih agar tuntutan desain dapat terpenuhi dan faktor nomer 3 tidak terjadi. ini baru fase design nya, belum lagi ketika masuk fase konstruksi, akan banyak mengunakan dan mengaplikasikan tehnologi di dalamnya.


Banyak tehnologi baru yang di terapkan dalam industri ini, misalnya pengeboran minyak yang tidak lagi lurus melainkan dapat berbelok blok. Heran kan, gimana coba bisa ngebor pipa tapi si mata bor nya bisa belok? Tehnologi penyambungan ketika si pipa masih ada fluidanya, tehnologi blow down, solenoid valve, pigging, dan lain sebagainya. Liat contoh video dari youtube mengai hot tapping, tehnologi untuk merepare pipa yang rusak tanpa perlu di shutdown (si pipa masih ada gas nya di dalamnya).

breathing apparatus yang bentuknya kecil
Hal sederhana misalnya, tehnologi yang melekat pada karyawannya ketika melakukan inspeksi. seperti gas detektor, ia bisa mendeteksi gas beracun yang ada di area pekerja. Tujuannya, ketika gas tersebut release atau bocor, pekerja bisa selamat. nah, tehnologi gas detektor ini pun bermacam macam, walaupun alatnya kecil, tapi fungsinya live saving. Ada gas detektor yang biasa, multi gas detektor sampe ada gas detektor yang ada pompanya. semuanya tehnologi. Belum lagi, BA(breathing apparatus) yang bentuknya semakin ringkas dan sederhana. Tentunya, semakin tinggi tehnologi, semakin banyak juga biayanya. Lagi lagi, padat modal dan padat tehnologi saling berkaitan.

3. Padat Resiko

Dua hal di atas, memang mengiurkan dan menyenangkan di dunia oil and gas, bikin orang pengen berbondong bondong masuk ke dunia oil and gas. Tapi jangan salah, ada satu faktor lagi yang terkhir dari oil and gas, yaitu padat resiko.

Kesalahan sedikit dan sekecil mungkin pada pengerjaan, bisa berakibat fatal untuk satu plan. Makanya, savety benar benar di tekankan dalam dunia oil and gas. Bahkan pada waktu konstruksi sekalipun, ada seseorang yang bertindak fatal, ia bisa di keluarkan dari projeck. Tujuannya, tentu savety yang utama, agar karyawan lain tidak mengulagi hal yang serupa.

Satu faktor yang tadi di sebutkan misalnya, ngebor miring. Coba kalau tidak di perketat savetynya, apa yang terjadi.. Lapindo. Lumpur lapindo yang sampe sekarang tidak ada habisnya. Justru dari kesalahan yang mungkin tidak di perhitungkan sebelumya, atau bisa jadi si pengerjaanya tidak benar benar berpengalaman sehingga bila terjadi masalah justu akan fatal akibatnya.

Padat Resiko dalam Oil And Gas

Apalagi coba? berapa banyak kota mati di dunia, yang justru dari kesalahan yang terjadi dalam dunia oil and gas. Silahkan main main ke wikipedia. Makanya, untuk menghindari semua fatality itu, di perlukan perencanaan dan pengerjaan yang baik, engineer engineer terbaik di turunkan untuk mendesain dan menghitung kekuatan pipa, stress analysis misalnya. belum lagi saat pengerjaan, setiap pengelasan selalu di check hasilnya untuk memastika bawah itu sempurna, tidak terjadi keretakan atau frature lainya. Makanya, dalam dunia oil and gas, pengecheckan bisa banyak jalurnya, revisi gambarnya bisa sampai banyak hanya untuk memastikan semua itu aman dan tepat.

Kalau kecelakaan, sudah banyak contohnya dan ceritanaya di dunia ini. Dan terus terang saya tidak mau mengalaminya, tapi yang pernah saya alami dan ga mungkin banyak juga yang tau. Kalau di duina oil and gas juga bisa terjadi demostrasi bahkan sampai diluar nalar, terutama pada fase kontruksi.


Protes

Yang saya alami waktu itu sangat cepat, hari sabtu nda ada apa apa tau tau ada ribut ribut, ada seseorang bilang ayo pulang, ada demostrasi. Saya pikir cuma main main, tapi ternyata masanya sudah banyak dan mulai mengejar semua orang office. akhirnya semua lari tunggang langang, kocar kacir, bahkan tim security pun dibuat tidak mampu bertindak. Bebener bener pengalaman berharga dalam mencari sesuap nasi, sampai harus mempertaruhkan nyawa. Gambar di atas hanya ilustrasi, tapi itu benar benar terjadi di lain tempat.

Dan ngga cuma satu ternyata, saya banyak denger dari senior senior saya, malah ada yang mengerjakan dulu waktu di daerah konflik, untuk pengerjaannya saja perlu pengawalan aparat dan mengerjakan sembuyi sembuyi. Untuk point pertama dan kedua, salary dan tehnologi, tentu banyak yang mau, tapi kalau sudah mengenai resiko nda semua orang akan mau. Dan masih bayak cerita di balik menariknya industri oil and gas.

Semua Hal Mengenai Stopper Support Piping

Stopper adalah jenis support yang digunakan untuk menahan arah axial, ia dikenal juga dengan nama limit support. untuk mengetahui apa itu arah aksial, sialahkan di baca di artikel saya mengenai nama dan arah tengangan pada pipa.

Sebenarnya, untuk stopper sendiri di tentukan oleh stress analyst engineer untuk critical line (jalur pipa yang kritis). Seorang designer biasanya menentukan stopper support hanya untuk preliminary, permulaan, sebelum di hitung oleh stress engineer. Setelah pipa itu di hitung, maka ia akan di tentukan dimana letak stopper atau limitnya pada satu sistem pemipaan oleh stress engineer.

Yang Perlu anda Tau mengenai Stopper Support

Namun yang akan saya bahas mengenai stopper di sini adalah beberapa hal mengenai stopper support yang perlu anda tau. Case case yang terjadi dan juga saya temui agar kita semua bisa mengambil pelajaran darinya, entah anda seorang engineer, orang lapangan atau siapapun yang ingin belajar.

1. Stopper di Tentukan dari Perhitungan

Seperti pernah di singung sebelumnya, kalau stoper itu pada dasarnya adalah di tentukan oleh stress engineer. Jadi peletakan atau penentuan stopper mutlak haknya stress engineer untuk pipa yang kritis.

Pada dasarnya, fungsi stopper itu untuk membagi kedua arah pipa menjadi sama rata. Misalnya, ketika pipa itu cukup panjang, maka fungsi stoper itu untuk membagi arah pergerakan pipa supaya seimbang antara kedua sisinya. Oleh karenanya, ketika pipa itu panjang maka biasanya letak stopper itu di tengah, kecuali ada pertimbangan lainya. Diantara dua pipa yang di apit loop, maka biasanya stoppernya pun letaknya di tengah. tujuannya, gaya dari expansi pipa semua tercover oleh loop dengan sama rata. Namun bisa saja peletakannya tidak tepat di tengah tengah, dengan pertimbangan loop yang tidak simetris atau lain sebagainya.

Stopper At Center of Straight Pipe
Dulu waktu mengerjakan stress analysis, saya di berikan tips oleh senior saya untuk mengetahui letak stopper pada pipa yang cukup panjang pada caesar. Caranya beri resting semua dulu pada pipa tersebut (ingat, hanya resting, tanpa adanya guide), kemudia liat di ouput caesanya dimana letak displacement axialnya yang paling kecil, disitulah letak stopernya. Cara ini cukup ampuh, karena hasil akhir load dari stoppernya cukup kecil di banding diletakan di lain tempat.

Stopper bisa saja tidak di letakan di tengah dengan pertimbangan khusus seperti space untuk expansinya tidak cukup (karena akan clash dengan pipa lain), atau pertimbangan seperti di yang akan di bahas di bawah, yaitu clash (bentrok). Namun semuanya punya konsekwensi, ketika stopper tidak di letakan di tempat seharusnya maka loadnya akan semakin besar, pertimbangannya mampukan si support atau structure yang menopang stopper tersebut dapat mengakomodir load dari stoppernya.

2. Stopper dari Tack Weld

Seperti pernah saya bahas di kesalahan yang sering terjadi pada fase konstruksi, dimana tack weld sering menjadi stopper yang tidak sengaja terbentuk. Bahkan lebih tepatnya ancore (karena disamping menahan arah axial, ia juga menahan arah lateral). Satu tack weld bisa menahan beban sampai dengan satu ton, kalau structure tersebut tidak dapat menahan beban segitu, bisa jadi structurenya yang rusak. Misalnya tackweld terjadi pada support yang berbentuk gawangan, maka ia bisa miring terdorong oleh pipa yang berexpansi.

Lawannya case yang di sebutkan di atas, saya pernah menemukan case kalau stopernya itu hanya di tackweld di shoe. belum di las sempurna di channel yang akan digunakan oleh stoppernya. ini juga bisa berakibat rusaknya stopper atau bahkan sistem pemipaan, karena beban yang harus di tahan oleh stopper tidak semuanya tercover karena minimnya las lasan. Ini tugah seorang line checker untuk memeriksa keseluruahan las lasan, bukan hanya di lihat bentuknya saja sudah terpasang namun kualitasnya (tertama las lasanya) tidak di periksa.

3. Modifikasi Stopper yang Clash


Modifikasi Stopper Yang Clash Karena Braching
Di desain, bisa sangat berbeda dengan actualnya. faktornya, bisa jadi karena desainya kurang akurat (tidak mempertimbangkan hal hal kecil seperti bracing) atau memang terjadi sedikit deviasi ketika di lapangan. Case yang saya temukan adalah, si stopper itu clash dengan beam untuk pipe rack, ya kebanyakan stopper clash dengan structure di pipe rack.

Pada dasarnya, tim structure itu telah mempertimbangkan load dari pipa yang mereka terima dari piping info (semua sheet yang menunjukan berapa beban dari pipa yang terjadi di sana). Tujuannya, untuk menghitung dan merencanakan si structure untuk pipe racknya (beam dan coloumnya) agar kuat menopang pipanya, baik beban kosong atau beban ketika pipa itu terisi fluida.

Piperack tersebut nantinya kalau memang akan di pasang stopper di posisi tertentu, beban dari stopper dapat di akomodir oleh beam karena telah di perhitungkan oleh team structure. Kalau beban stopper cukup besar, maka team structure mempersiapakan (atau menguatkan) beam tersebut dengan braching. Namun pada kenyataanya, braching itu letaknya sedikit ketengah dari beam sehingga untuk pemasangan stopper menjadi sangat sulit.

4. Stopper dengan GAP

Stopper dengan Gap Terbatas
Ada stopper jenis tertentu yang merupakan special support, karena stopper tersebut memiliki GAP. kalau memang stress enginer terlah menentukan stopper dengan gap (sela sela) di sana, maka itu harus dilaksanakan. Stopper dengan no gap dapat mengakibatkan beban berlebih pada structurenya. Ada dua tipe gap pada stoppernya, gap di arah axialnya dan gap untuk arah lateralnya.

Pada dasarnya, stopper yang hanya di beri tanda stopper (tanpa guide) pada stress sketch, maka stopper itu harus di beri ruang (gap) untuk bergerak bebas ke lateralnya. Gambar di atas, sebenarnya sudah benar waktu pemasangan dan penempatan stoppernya. Namun ketika di pasang fire proofing, si tukangnya tidak memberika ruang yang cukup untuk stopper bergerak kesamping. Akahirnya fire proofingnya harus di coak. 

Adanya Gap pada stopper bisa karena pertimbangan load yang berlebih, atau karena nozzle yang conect ke pipa bisa fail tanpa ada gap, bisa karena sifat natural pipa yang bergerak, atau ada beberapa pertimbangan lain dari stress engineernya.

5. Imbas dari Adanya Stopper Adalah Termal Expansi

Menyambung dengan point pertama yang sudah di bahas. Ketika pipa di tahan di satu sisi, maka ia akan bergerak ke arah yang tidak di tahan. Hal ini sudah wajar sekali, justru yang jadi pertanyaan, kenapa pipa bergerak?

Expansi Pipa Karena Stopper
Sebenarnya bukan bergerak dalam artian yang sebenarnya, pipa bergerak di sini maksudnya adalah berexpansi. Sama halnya dengan rel kereta, seperti yang kita pelajari waktu di Sekolah dasar, ketikita benda logam kena panas atau mengalami perubahan suhu, ia akan memuai. Istilah lain memuai dalam pipa ini adalah berexpansi. Kenapa berexpansi? ya kembali lagi, karena terkena panas.

Expansi pipa karena panas bisa terjadi akibat sengatan matahari, namun yang lebih tepat adalah karena fluida yang ada di dalamnya. Kalau temprature fluidanya cukup tinggi, maka pipa akan berexpansi ke arah yang tidak di tahan oleh stopper. Seperti gambar di samping, lihatlat warna merah, itu mengilustrasikan kemana arah pipanya nanti ketika berexpansi. Dimana, sisi keduanya telah di pasang stopper support. 

6. Missing Stopper after hydrotest 

Ini pengalaman yang menarik yang saya temui, setelah di hidrotest kan tidak boleh dilakukan pengelasan di pipa tersebut. kadang ada aja pipa yang lupa atau stopper nya tertingal, sehingga stoppernya belum di pasang. kalau ada shoe nya si enak, stopper bisa di instal di shoe nya tanpa ada pengaruh ke las lasan ke pipa yang telah di hidrotest. tapi casenya, ada saja stopper yang kelupaan di pasang setelah pipa itu di hidrotest.

Oleh karena itu, saya bilang checking checking & checking itu sangan penting, terutama oleh seorang engineer yang menentukan atau mendelivery isometrik kelapangan. kalau di isometrik itu ada stoppernya, berarti kesalahan missing stoper terletak pada orang lapangan. Namun kalau ternyata di isometrik tidak di sebutkan stoppernya dan di lapangan juga tidak di pasang, maka keslahan pada engineernya karena ia lupa ngechek kembali. Ini bisa fatal akibatnya.

Missing stopper, stopper tidak komplit

7. Stoper tidak komplit 

Case yang saya temui, ada juga stoper itu terpasang hanya pada satu sisi saja. kanan saja misalnya, sisi kiri nya tidak atau belum terpasang. Kalau ini, biasanya kesalahan ada pada orang lapangan yang tidak memasang lengkap stoppernya.

Lagi lagi saya bilang, checking checking dan checking itu penting. Walaupun yang membuat kesalahan bisa jadi karena orang lapangan, kalau engineeringnya tidak memeriksa dengan baik. Kejadian fatal karena stopper ini bisa sangkutkan ke departemen engineering. Untungnya, stoppernya ini ada di shoe, jadi bisa dilakukan pengelasan walau pipa sudah di hidrotest. Tapi sekali lagi, kita harus benar benar waspada dan teliti untuk instalasi stopper support di lapangan.

Pengertian Upstream Down Stream dalam Piping Instrument Diagram

Mengenai Upstream dan Downstream pernah saya bahas di artikel sebelumnya, namun pengertian upstream down stream tersebut lebih umum dalam pengolahan oil and gas. Saya menyebutkan bahwa, upstream adalah proses explorasi sedangkan downstreamnya adalah proses pengolahan.

Namun, pengertian upstream dan downstream juga berkembang di berbagai tempat, oleh karenanya pergertiannya pun tidak sama. Dan kali ini saya akan mencoba membahas mengenai beberapa pengertian upstream dan downstream di bidang piping lainnya, salah satunya di piping instrument diagram.

Upstream downstream pada PID

Dalam PID, berkembang pula istilah upstream dan downstream. Karena di dalam PID terdiri dari berbagai macam line (yaitu jalur pipa), maka upstream dan downstream tersebut adalah istilah yang melekat untuk line yang ada di PID. Untuk sedikit memahami PID, silahkan baca artikel di Memahami PID.

Upstream adalah line dimana ia pertama kali muncul, yaitu dimana line tersebut born (lahir dalam PID). loh bukanya semua line akan muncul dalam PID? ya memang benar, dalam satu PID akan ada banyak line. Namun yang di maksud upstream line dalam PID di sini, adalah ketika line tersebut cukup panjang, dan berhubungan ke PID selanjutnya. Jadi satu line tersebut, di sebutkan dalam dua atau lebih lembar PID.

Misalnya contoh berikut, Berikut adalah PID A.
PID Upstream
Lihat line 041-LG-71003-4"-0S3-I, dalam PID A (lihat warna balok kuning 042-PID-4003-001, ini menunjukan halaman atau nomer dari PID), dia line ini mulai muncul (atau lahir) yang kemudian line ini nyambung ke PID selanjutnya di PID B (042-PID-4004-001), maka upstreamnya line 041-LG-71003-4"-0S3-I adalah di PID A. Bukan di PID B, karena lahir atau pertama kali munculnya yaitu di PID A. Kita bisa lihat pula dari arah garisnya, kalau di PID A, arahnya arah keluar (menuju PID selanjutnya), Sedangkan di PID B, arahnya adalah arah datang (dari PID A).

Sambil sedikit memperdalam mengenai PID, ketika kita mencari line, sebenarnya kita sudah di permudah dengan kode yang ada setiap keluar dan masuk nya PID (Tanda nomer 1). kalau di lihat di contoh di atas, maka kodenya adalah 2244. kode ini akan sama ketika keluar dan masuk dari satu halaman PID ke halaman PID selanjutnya,kode atau angka ini akan mempermudah kita dalam mencari line dalam suatu PID. Apalagi kalau line tersebut banyak sekali, kita akan di permudah dengan mengetahui patokan nilai ini.Kode ini adalah unik, jadi hanya satu di sebutkan untuk satu koneksi, tidak mungkin ada dobel kode.

PID Downstream
PID B
Di sisi setelah kode yang di bahas di atas, adalah halaman PID (tanda nomer 3). jadi kita akan tau lanjutan dari line ini (line 041-LG-71003-4"-0S3-I) ke PID berapa. Di samping itu, di bagian bawahnya adalah sistem atau keterangan lain dari sistem yang akan di tuju dari line tersebut. Yang jelas, ketika membaca PID, kita harus mencari tau dulu legend nya. karena semua kode dan informasi dari PID, dapat di temukan di Legend PID.

Setelah kita menemukan upstreamnya di PID A, lalu dimana downstream dari line 041-LG-71003-4"-0S3-I. Yaitu lawannya berarti ada di PID B. Ingat, upstream hanya satu, namun downstream bisa lebih dari satu. Misalnya, kalau si line ini nyambung ke lebih dari 2 PID, maka sisanya adalah merupakan downstreamnya.

Upstream Downstream pada PSV

Sebenarnya, upstream dan downstream pada psv mirip dengan yang ada di PID. ya memang karena sistem line di PSV sendiri pasti ada di dalam PID. Namun, pada PSV upstream dan downstreamnya biasanya memiliki nama (line) sendiri, lalu bagaimana membedakanya?

PID upstream downstream pada PSV

Mudah saja, kita bisa menterjemahkan upstream downstream secara terminologi. Upstream, dari kata up dan stream, UP artinya naik. Berarti dimana line tersebut yang mengarah naik alirannya, itulah upsreamnya. Bisa juga di lihat dari PSVnya, kalau line itu sebelum PSV, maka line itu adalah upstreamnya. Lalu cara tau sebelum dan sesudahnya? lihat di PID, di sana ada arah alirannya.

Sedangkan downstreamnya, down nya adalah turun, jadi aliran di downstream biasanya turun dari PSV ke header atau sub header dulu. Itu untuk PSV dengan close system, dimana presure lebihannya di tampung kembali ke header atau subheader. Sedangkan untuk PSV open system, berarti upstreamnya teteap sama. Upsteramnya adalah pipa sebelum PSV dimana alirannya masuk ke PSV. sedangkan downstreamnya adalah pipa di mana dari PSV yang mengalirkan presure ke atmosfer. Bagaimana? sudah cukup paham mengenai upsteream dan downstream?

Kesalahan Yang Sering Terjadi Pada Fase Konstruksi

Pada fase konstruksi, dimana semua rancangan dari enginering sudah mulai di buat, akan banyak sekali sekali kesalahan yang terjadi. Memang tidak ada yang sempurna dalam sebuah pengerjaan, tapi yang ingin saya sampaikan di sini adalah bagaimana kita mempelajari beberapa kesalahan yang sering terjadi pada fase konstruksi dengan tujuan kita tidak membuat kesalahan tersebut. Dan pada akhirnya, kita bisa meminimalisir kesalahan yang terjadi.

Wah sepertinya sudah lama sekali dari terakhir saya update tulisan di blog ini, kangen juga rasanya menulis kembali. Setelah beberapa waktu lalu dapet pengalaman berharga di site (lapangan). Rasanya tidak sabar untuk membagi pengalaman di blog saya yang sederhana ini. Walaupun, memang bukan sebagai orang yang paling berpengalama dalam membagi ilmu, tapi paling tidak, ada yang bisa saya bagi. Mudah mudahan bisa menjadi manfaat bagi para pembaca yang mampir.

Di tulisan pertama saya ini, mungkin tidak akan secara sistematis dan detail dalam membahsa objectnya. Ya sebagai pemanasan di samping itu sambil saya mencoba kembali mengingat dan merumuskan semua pengalaman yang terjadi selama di site.

Konfigurasi Support

Konfigurasi support adalah hal yang pertama saya masukan dalam kesalahan yang sering terjadi dalam fase construction. Karean banyak kesalahan yang terjadi bukan saja dari sisi construction, tapi kesalahan tersebut di mulai dari fase engineringnya. Misalnya, konfigurasi Guide dan Stopper yang tidak sesuai pada gambar, maka hal tersebut pula yang di ikuti oleh pekerja di lapangan.

Ingat, benar tidak nya gambar di isometrick, itulah yang akan di kerjakan oleh orang lapangan. Orang lapangan tidak mungkin mengecek apakah isometrik ini benar atau keliru, pokonya isometrik yang sudah di tangan, itulah yang di kerjakan. Dilapangan tidak mungkin membawa laptop untuk mengechek gambar, jangankan laptop, HP saja tidak di perbolehkan masuk pada fase fase akhir konstruksi.

Kita harus maklum lah, orang lapangan itu pekerja berat. Mereka harus memotong plat, mengelas, mengerinda dan lain sebagainya. Tenaga mereka habis untuk itu semua, belum lagi cuaca yang panas, jadi mereka ga sempat untuk ngecek gambar. Oleh karena itu , orang engineering lah yang memastikan bahwa gambar tersebut benar. Ingat, checking checking dan chekcing.

Kesalahan sederhana dalam isometric, bisa berkibat fatal di lapangan. Ok kalau pipa itu non critical, tidak perlu di hitung stress analaysisnya oleh setress engineer. Tapi kalau pipa itu critical, terlebih pipa itu besar atau di terletak di elevasi yang tinggi, akan sangat makan waktu ketika membongkarnya atau memodifikasi support tersebut.

Dari sisi engineering sudah di bahas, sekarang kita menegok ke kesalahan dari pihak construction (atau orang lapangan). Contohnya adalah dummy seperti gambar di samping, apa yang keliru? yang keliru adalah dummy tersebut berukuran sangat panjang, hampir 5 meter dari CL pipe nya. Loh apakah bermasalah dummy yang terlalu panjang?

Kalau anda memahami Stress analysis, dummy ini akan bermasalah. Ia akan meyebabkan fail pada sistem. Dummy yang terlalu panjang, terlebih ada konfigurasi lain seperti stopper atau guide di dummy. Ia akan fail, gagal atau rusak.

Dummy sendiri paling tidak ketinggianya 300-500 mm dari CL pipenya. Kalau lebih dari itu, bisanya di beri support lain di bawah dummy, entah Tpost atau support structural lainya. Biasanya, hal tersebut sudah tercapture oleh stress engineer dan seharusnya sudah di corporate oleh designer dalam bentuk isometric.

Biasanya, orang lapangan suka menggampangkan. Dari pada susah bikin Tpost di bawah dummy, dibuatlah dummy yang sekalian panjang biar sekalian kerja. Hasilnya ya seperti di samping. Oleh karena itu, orang engineering pelu untuk mengechek hal seperti ini, dan kalau memang perlu harus di jelaskan kepada suppervisornya. Dan biasanya memang ada bagian tertentu dari engineering yang ngecek ngeck, namanya line checker.

Las Lasan

Las lasan adalah hal kedua yang sering terjadi selama fase konstruction, hal sederhana namun bisa berakibat fatal. Dua hal yang saya ingin bicarakan mengenai las lasan yang ada kaitanya pula dengan stress engineer. Pertama mengenai Tack weld.

Tack Weld

Tack weld atau las titik memang tidak bisa dipungkiri amat sangat di butuhkan ketika proses pengelasan berlangsung. Fungsinya, untuk mempermudah atau menjaga object agar tetap di center dan tidak berubah. Fungsi tack weld pada dasarnya hanya sementara, ketika lang lasan utama terlah terbentuk, tack weld ini akan di hilangkan.

Pada prakteknya, tack weld ini lupa untuk di bersihkan. Bisa jadi karena si weldernya lupa, atau karena orang yang bertugas membersihkannya tidak melakukan. Karena, dalam satu tim pengerjaan support di lapangan, bisanya terdiri dari weldder, fitter, tukan membersihkan, dan bahkan helper. Jadi bisa jadi, orang yang bertugas lupa untuk membersihkan.

Lalu apa permasalahannya? masalaha nya adalah, satu tack weld bisa endure (menahan) beban sampai dengan satu ton. Nah, gambar di atas saya ambil dari bawah shoe pipe. Karena di tack weld, maka pipa itu bisa berfungsi sebagai stopper atau bahkan anchor. Bahanya, kalau pipa tesebut di desain untuk bergerak, maka pipa nya bisa melengkung karena tertahan oleh stopper (yang tidak sengaja terbentuk dari tack weld).

Incomplete Weld

Lasan yang tidak lengkap menjadi permasalah selanjutnya. Gambar di samping adalah gambar dari guide yang kalau kita teliti, las nya hanya pada kedua ujungnya, sedangkan untuk tengahnya tidak lengkap. Lasan pada support yang tidak lengkap, terlebih pada stopper. akan berakibat menurunya kondisi desain dari supprt tersebut, yang misalnya ia seharusnya mampur untuk menahan beban 600kg, jadi hanya bisa menahan 200kg misalnya.

Yang terjadi adalah, nantinya support tersebut akan jebol. Kalau cuma supportnya tersbut yang jebol mungkin tidak jadi masalah, tapi kalau di situ ada flange dan berakibat kebocoran, tentu akan menjadi masalah besar.


Clash Pipe

Selanjutnya adalah pipa yang clash atau bentrok. Di lapangan adalah hal yang berbeda ketika berada di fase engineering. Ketika di engineering, setelah kita memodelkan pipa, kita bisa melihat hasilnya di Navis atau program yang sejenis. Bahkan, kita bisa melihat atau mengextrak mana saja pipa yang calsh.

Di lapangan, hal yang berbeda terjadi. Ada pipa yang clash dengan strcuctrure, equipment, suport bahkan ada pipa yang clash dengan pipa yang lain. Bisa saja pipa itu sudah terpasang rapih, baru sturcture di pasang, atau sebaliknya. Bisa jadi, pipa sedang di pasang lalu ada komponen (part) yang kurang jadi di hold dulu, lalu kemudian setelah akan di pasang kembali ada pipa lain yang menutupi. dan macam macam kejadiannya.

Di lapangan, pemasangan pipa akan di bagi per sistem. Dan setiap orang dalam sistem tersebut akan berlomba untuk menyelesaikannya, yang kadang yang penting pipanya bisa terpasang dan segera di serahkan ke pihak lainya, comisionling atau bahkan ke owner. yang kadang pipanya geser sedikit atau tidak sesuai ukuran di isometric orang lapagan tidak terlalu menghiraukan, yang penting jobnya selesai. dan ketika pipa orang lain datang untuk di pasang, ternyata sudah tertutup oleh pipa sebelumnya. Han itu sering sekali terjadi.

Pada gambar yang saya share di atas, pipa tersebut insulationnya clash oleh bracing dari sipil. Bisa jadi, orang yang memasang pipa tersebut sudah mengangap Ok pipanya sudah rapih dan ga clash. Namun, ia lupa, kalau pipa tersebut adalah pipa insulation. Sehingga, ketika orang yang bertugas memasang insulasi datang, ia sedikit kerepotan. Ya di buat gampang aja, dia cowak sedikit insulasi yang clash dan urusan jadi beres. Padahal, kalau kita mau telititi, isulasi yang clash tersebut berpotensi akan menjadi stopper bagi pipa tersebut.