Di artikel sebelumnya, satu routing bisa memiliki dua arah, berbeda arsiran akan berbeda routing. Lihat gambar A di atas, dari gambarnya menunjukan kalau si pipa bergerak ke arah samping secara horizontal, berarti dari utara agak sedikit serong ke timur. Kenapa? karena arsirannya horizontal, maka pipa tersebut bergerak horozontal (sudut nya). Kalau di istilahkan dalam matematika, ia bergerak diagonal sisi, yaitu tepat nya pada sisi atas.
Pada isometric pipa B, arsiran nya vertical, hal ini menandakan ia membentuk sudut yang arah sudutnya vertical. Yang artinya, ia tetap satu sumbu mata angin yaitu ke arah utara, tapi sedikit menengadah ke atas (bergeraknya vertical). Kembali pada istilah metematika, ia merupakan diagonal sisi juga, yang membedakan sisi nya sisi samping.
Apakah cuma sampai situ? ternyata tidak, masih ada satu lagi yaitu isometric tipe C. Seperti gambar di bawah. Pertanyaanya, ia bergerak ke mana dari sumbu X?
Arsiran Isometric Menentukan Arah
Lalu bagaimana kita tau kalau pipa tersebut bergerak secara diagonal mendatar atau vertical? jawabanya ya dari arsirannya. Pertanyaan selanjutnya, bagaimana menggambar isometric tersebut? jawabanya kembali lagi yaitu harus benar dahulu arsirannya.Berarti kalau di pecah (dari titik tengahnya), maka akan ada 6 garis. kalau adalam ilmu kebatinan, di kenal dengan 6 penjuru mata angin, yaitu atas bawah, utara selatan, dan timur barat. Ya seperti itulah arah pipa dalam isometric walau tidak ada hubungannya dengan ilmu kebatinan.
Pada intinya, kalau arah sudutnya dalam sumbu vertical, maka arsirannya adalah vertical. Kalau selain vertical, berarti arah atau sudut yang di bentuk dari isometric adalah horizontal (horizontal di sini sesuai mata angin). Kalau ada gabungan arsiran, maka ia menunjukan gabungan antara vertical dan horizontal. Semoga semakin paham mengenai arsiran pada isometric