Kualifikasi Mechanical Engineer dalam Industri EPC




Kali ini kita membahas mengenai kualifikasi Mechanical Engineer, prospek dan skill apa saja yang harus di kembangkan oleh seorang lulusan tehnik mesin. Yang dalam hal ini, tentu berkenaan dengan industri oil and gas, khususnya di industri EPC.

Berawal dari training ASME yang sedang di ikuti penulis dengan narasumber adalah Mr. Rao yang mana beliau adalah orang asli India yang telah lama kerja di perusahaan saya. Kali ini, apa yang menjadi pembahasan beliau mengenai pekerjaan atau prosepek dari Jurusan tehnik mesin. Dan, saya akan membagikan sedikit pelajaran yang saya terima dari beliau, dan bisa jadi beberapa artikel setelah ini merupakan rangkuman dari pelajaran beliau. Tujuannya, sebagai catatan penulis.

Kualifikasi Mechanical Engineer
Namun, catatan online. Karena disaming sebagai sebuah catatan, dengan menulis di blog sederhana idpipe.com ini penulis beharap bisa memberika sedikit manfaat bagi para pembaca, semoga bisa di ambil ilumnya dan sebagai amal jariah buat penulis. Disamping itu, menulis rangkuman dari apa yang disampaikan penulis mau tidak mau belajar, jadi bisa menambah ilmu dan pengetahuan.

Beberapa Penjelasan di bawah ada yang bersifat penjelasan mengenai qualifikasi tehnik mesin, ada yang sifatnya sharing, dan ada yang sifatnya motifasi. Semua campur aduk sesuai dari apa yang di bahas dan di sampingkan di training, tidak apa lah, yang penting bisa bermanfaat. Dan saya utarakan degan bahasa saya sendiri.


Sekilas Mengenai Tehnik Mesin

Berbicara mengenai tehnik mesin, sebenarnya ada kerancuan dari paradigma orang awam. Orang menilai bahwa lulusan tehnik mesin jago dalam bongkar mesin sekelas motor atau mobil, dan orang menilai dari hal itu maka tehnik mesin adalah pekerjaan berat dan kotor.  Makanya khusus untuk cowok.

Jurusan Tehnik Mesin
Paradigma itu tidak sepenuhnya benar, karena penyandang gelar ST banyak yang bekerja di kantoran, sekelas engineer atau designer.  Karena apa? karena di tehnik mesin tidak hanya mempelajari mesin, melainkan belajar mengenai konsep dan software, tidak secara khusus mempelajari bongkar mesin motor atau mobil, namun mempelajari bagaimana ia bekerja, bagaimana performance nya.

Sebenarnya yang menjadi rancu adalah kata kata tehnik mesin, terjemahan yang rancu dari bahasa aslinya yaitu Mechanical Engineer. Kalau tehnik electro terjemahannya tepat dari electrical engineer, civil juga seperti itu dari civil engineer. Nah kalau Mechanical engineer di terjemahkan ke tehnik mesin, dimana kata mesin nya? Yang tepat sebenarnya adalah Tehnik Mekanik, karena lebih spesifik mempelajari mekanika daripada mesin nya. Karena di mesin adalah kebanyakan komponen mekanik, seperti roda gigi, rotor dan lain sebagainya.

Untuk tehnik mesin dan lulusannya, saya akan mecoba membahas lengkap dalam artikel Tehnik Mesin Dan Prospek Kerjanya sekarang kita akan membahas beberapa kualifikasi dari mechanical engineer, Yang cocok untuk perusahan oil and gas dan bisa jadi di beberapa perusahaan lainya.

1. Belajar Apa yang Sedang di Hadapi

Sambil menghadapi permasalahan atau perkerjaan, kita harusnya bisa belajar banyak dari itu. apa yang berhubungan dengan itu juga harus di pelajari. Seperti di jelaskan dalam pembuka di atas, dimana tehnik mesin juga mempelajari bebagai macam hal, maka tehnik mesin cocok untuk masuk ke bebagai lini perusahaan. Dan ingat, hal yang ktia pelajari di kuliahan adalah kulitnya, begitu masuk perusahaan, apapun perusahaan yang anda masuki anda harus dalami.

Kalau anda masuk perusahaan otomotif, di kuliahan juga mempelajari otomotif, maka dalami otomotif tersebut. Pelajari semua, pelajari apa yang sedang anda kerjakan. Kalau anda bekerja di bidang planing dan scheduling, karena di kuliahan juga mempelajari mengenai PPC (production planing control) maka dalami hal itu. kalau anda masukin dunia EPC dan di tempatkan di mechanical engineer, maka dalami mengenai aspek mechanical tersebut. Intinya, kita harus mendalai apa yang sedang kita kerjakan. Seperti pepatah bilang

" Senangi pekerjaan anda, tapi jangan senangi perusahaan anda"
Karena apa kita harus menyenangi pekerjaan? karena itu menjadi experience buat kita. dan kenapa kita tidak boleh menyengi perusahan? karena kita tidak tau kapan perusahan kita berhenti untuk menyenangi kita, dan saat itu mungkin kita sudah di pecat atau layoff. Yang jelas, saat itu terjadi kita sudah punya experience dan kita akan berkerja di bidang yang sama.


Mechanical punya Kesempatan Mempelajari di Tempat Pembuatan

Kunjungan Ke Fabrikasi
Maksudnya apa? kalau seorang mechanical merancang, maka apa yang di rancang akan di buat. Nah pada saat pembuatannya itulah seorang mechanical enginer berkesampatan untuk datang dan mempelajari langsung di tempat pembuatannya. Darisitu kita bisa mempelajari, ooh ternyata apa yang kita gambar, kita desain, ternyata jadinya seperti itu. Kita bisa tau apa yang kurang, apa kendalanya dalam pembuatannya. Jadi, suatu saat kita mendesain lagi sebuah barang, kita tidak akan asal desain, melainkan mempunyai batasan dari apa yang sudah kita pelajari dalam pembuatan tadi.

Nyambung dengan cerita pengalaman kerja di EPC, seperti yang pernah di ceritakan di artikel sebelumnya, maka setelah mechanical engineer itu menyelesaikan desain satu vessel misalnya. Maka vessel itu akan di fabrikasi di tempat lain, dan ia akan punya kesempatan untuk mengujungi tempat fabrikasi. Dalam hal ini, meliha secara langsung bagaimana vessel itu di asebly, di buat dari lembaran baja, di las, sampai dengan vessel itu di hidrotest. Kesempatan yang sangat bagus.


2. Mengembangkan Qualification

Quallification adalah di definisikan sebagai anda lulusan apa? yang dalam hal ini tentu tehnik mesin karena sendang membahas tehnik mesin. Maksudnya apa si qualification? yang saya tangkep dari apa yang beliau sharing, bahwa kita (tehnik Mesin) itu mempelajari semua lini di banguku perkuliahan, dan pada saat kerja itu lah kemampuan kita di asah.

Qualification Mechanical Engineer
Ingat, anda sudah memiliki sebuah qualification, yaitu lulusan tehnik mesin. Tapi ingat, jangan bangga dulu. Karena di tehnik mesin anda hanya mempelajari mengenai konsep, di dunia kerja konsep itu harus di kembangkan menjadi sebuah product. Jadi harus di pelajari benar benar apa yang telah menjadi kosep, kemudian di kembangkan di dunia kerja.

Tapi ingat, jangan mentang mentang kita punya qualification kita jadi sombong. Kita merendahkan orang lain karena mereka tidak memiliki qualification. Bisa jadi kita menempati posisi atau jabatan tertentu di perusahaan karena kita memiliki qualification. Tapi belum tentu kita ahli dalam bidang tersebut.

Bisa jadi, orang orang yang hanya lulusan SMA atau STM yang telah lama di pekerjaan tersebut, ia lebih ahli. Dan satu hal, ketika masuk dunia kerja, qualification tidak lagi berbicara melainkan sikap yang akan dinilai. Bagaimana kita menyelesaikan pekerjaan, bagaimana kita meberikan kontribusi, dan bagaiaman kita memberikan solusi terhadap masalah.

Bahakan, trainer saya bangga terhadap seorang Pak Nanang, yang tidak memiliki qulaification. Karena apa? ia memiliki experience, cerdan dan troubleshooter. Ia selalu punya solusi atas masalah yang terjadi di mechanical. Dan beliau respek kepadanya.

Ingat, orang orang yang tidak punya qualification bukan berati mereka bodoh. Bisa saja karena mereka tidak punya kesempatan untuk masuk dunia perkuliahan, tidak ada biaya misalnya. Jadi, kita harus tetap menghargai orang orang yang tidak punya qualification. 


3. Qualification Vs Experience

Sekarang kita akan membahas apa hubungannya experience dengan qualification. Sudah di bahas mengenai qualification di atas, yaitu ia dari lulusan dari mana si? lulusan apa? dan bagaimana mengembangkan qualification. 

Misalnya, ada seseorang bekerja di tempat pebuatan baja. Maka ia akan berkembang pengetahuanya menganai material, dan pelajaran material ini lah yang telah kita pelajari di kuliahan yang nanti nya akan berkembang. Mungkin pada saat masuk, ia belum tau banyak mengenai pekerjaannya, tapi ia memiliki basic pengentahuan yang ada di perkuliahan, paling tidak ia telah belajar metalurgi.

Experience adalah pengalaman kerja, semakin ia bekerja di bidang yang sama, semakin ia pula akan berkembang dan tambah pengalamannya. Namun yang perlu di garis bawahi, ketika ia memiliki experience, ia belum tentu mampu (maju) tanpa memiliki qualification, misalnya dalam mengambil keputusan. Ketika orang mengerjakan project atau barang yang sama misalnya, ia telah mengerjakan satu atau dua barang di tempat yang lain. Dan ketika ia akan mengerjakan barang yang ketiga, yang baru, belum tentu ia mampu.

Contoh lain misalnya, orang punya experience yang tinggi. Sesorang, katakanlah seorang sales engineer, ia kerja lama di perusahaan tehnik. Suatu saat, ketika ia menghadapi client dan kemudian client nya meminta "Nanti Materialnya 45 Rockwel ya!". Apakah ia akan paham? belum tentu ia paham? kalau lulusan tehnik, paling tidak ia sudah pernah mengerjakannya di lab.

Jadi jika kalian memiliki qualification, beruntunglah. Kalian tinggal mengembangkan experience, tinggal mendalami pekerjaan anda saat ini.


4. Mengembangkan Bahasa Inggris

Satu hal yang Mr. Rao lihat dari orang indonesia, kebanyakan dari kita itu adalah orang yang merendah. Mengangap orang lain lebih jago, menganggap orang india, orang orang expatriat itu lebih jago. Padahal tidak juga, mereka sama aja, mereka sama sama belajar, dan mereka bisa karena terbiasa.

Bahasa inggris misalnya, orang orang india yang datang ke indonesia, oran orang jepang, filipina dan siapapun yang kerja di indonesia. Mereka bisa bahasa ingris karena mereka terbiasa, tebiasa mengunakan bahasa inggris. Mereka melatihnya, dan sayangnya kita jarang melatihnya. Kita kebanyakan terlalu rendah diri. Padahal, yang penulis alami, banyak ko dari teman teman kita yang akhirnya jago bahasa inggris karena kerja di perusahaan multinasional, karena mereka terbaiasa mengunakan.

Ingat, bahasa inggris itu skill, bukan knowledge. Kalau knowledge, pengetahuan, kita bisa di pelajari di bangku perkuliahan, di pelajari dengan duduk saja. Tapi kalau skill, kita harus menggunakannya baru kita bisa, tidak bisa hanya dipelajari di bangku. Kaya skill main musik, ada yang memang harus di pelajari namun akan sangat berkembang manakala kita mengguankannya, kita mempraktekannya.

Kurang lebih, itulah beberapa skill dan kulifikasi Mechanical engineer yang harus di kembangkan. Semoga kita bisa mengembankan kualifikasi ktia masing masing di bidang kerja yang sedang kita hadapi.

1 Response to "Kualifikasi Mechanical Engineer dalam Industri EPC"

  1. Menginspirasi banget tulisannya,untuk saya yang hanya tamatan STM,jadi pengen terus nambah ilmu....Suwun Om...

    ReplyDelete